Beberapa bulan kemudian...
"Bisa diem gak sih?!"
Teriakkan lantang itu seketika membuat seisi kelas terdiam. Seluruh mata menatap gadis yang meletakkan kepalanya di meja dengan pandangan kesal."Gua congkel mata Lo semua kalo masih natep gua gitu!" Ujar Eva membuat seluruh pandangan yang tadinya menatapnya, langsung menatap ke depan dan pura-pura berbincang-bincang.
Guru sudah keluar sedari tadi, karena mengaduh pada guru BK yang saat itu melihat Eva tidur. Eva tak memperdulikan hal itu, apalagi saat guru BK menghampirinya hanya untuk mengoceh yang sama sekali tak di dengar oleh Eva.
"I-Ini Va. U-Udah gua kerjain."
Eva melirik sekilas ke arah buku tulisnya yang sudah penuh dengan jawaban fisika. Matanya melirik lelaki yang tampak gugup sesekali membenarkan letak dasi nya itu."Hem. Thanks." Ujar Eva seraya bangkit dari tidurnya, dan meletakkan buku itu ke dalam tas hitamnya. Lelaki itu mengangguk dengan sedikit tak percaya saat Eva berterima kasih padanya.
Dering ponsel membuat Eva menghentikan aktivitasnya sebentar. Matanya meneliti pesan yang masuk lewat email dengan nama yang sama. Eva berdecak sebal sampai membuat lelaki disampingnya itu menengoknya.
"Ngapain sih kirim ginian? Jadul banget pake email." Gerutu Eva. Bukan tak jarang, hampir 3 kali Eva mendapat pesan email dalam 1 Minggu. Isi nya pun tak jauh dari kata 'wait me'. Tentu saja membuat rasa penasaran Eva membludak. Tapi tetap saja, cara orang ini menyampaikan sangatlah jadul.
Eva pun tak menghiraukan pesan itu, hanya sekedar membacanya jika ingin. Jika tak ingin pun, terkadang membuatnya harus mendapat beberapa pesan itu lagi.
Bel istirahat berbunyi, membuat Eva harus mendongak kepalanya. Melihat beberapa teman kelasnya yang sudah berhamburan keluar kelas termasuk teman sebangkunya.
Eva memang tidak sekelas dengan geng nya itu. Dia berpikir bahwa para guru sengaja memisahkan mereka untuk tidak membuat keributan di kelas. Tapi fakta yang Eva ketahui, geng nya itu tetap akan membuat keributan kelas walaupun sendirian. Itu karena sudah terbiasa. Dan geng nya itu seakan membuat generasi baru di kelas mereka masing-masing sebagai tanda pendukung tentu saja.
Eva bangkit dari tempat duduknya untuk keluar kelas. Matanya menelisik tiap koridor yang dominan di lalui oleh adik kelas dan angkatannya. Tak jarang dari mereka berjalan cepat-cepat saat Eva menatapnya, padahal tak ada niat apapun dalam Eva.
Mungkin sejak awal Eva sudah menunjukkan jati diri nya di sekolah ini. Jadi, walaupun katanya ada most wanted baru yang masih kelas X, faktanya mereka pun akan takut dengan Eva saat mata cantik itu menatap mereka yang katanya most wanted.
Tak jarang juga dari mereka yang masih kelas X, berusaha mendekati Eva. Alih-alih untuk bisa mendapatkan hati dan ketenaran Eva, pada akhirnya Eva tak segan-segan membuat mereka masuk ke UKS guna mengobati beberapa wajah dan kaki.
Langkah kaki Eva membawanya gadis itu ke UKS. Senandung kecil keluar dari mulutnya, apalagi saat matanya menatap banyaknya sepatu di luar ruangan UKS.
"Ciluk..."
"BAA!!"
"WAH!! BANYAK BANGET ORANG!" teriak Eva melihat seluruh adik kelas laki-laki yang tampak duduk dan tidur santai disana. Buru-buru mereka bangun dan berkumpul di ujung ruangan putih itu.
Eva dengan cengiran khasnya, mengambil beberapa sepatu mereka. Matanya menatap tajam pada mereka yang sudah berdiri di ujung sambil saling dorong mendorong.
"Yang kena sepatu ini, gak boleh kabur dari sini. Karena gua mau main sama lu semua." Desis Eva.
"Mau tenar kan?" Tanya Eva. Beberapa dari mereka menggeleng pelan, tapi ada juga yang terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE BAD GIRL ✓ [END]
Novela JuvenilKita tidak pernah tau, kapan dan dimana sebuah kesalahan akan terjadi. Hanya Tuhan saja yang mentakdirkan hal itu akan terjadi. Begitu pula dengan Aland. Dunia seakan memang sempit untuknya. Kesalahan yang dia lakukan, berhasil membawanya kembali be...