RENCANA BARU

87 10 1
                                    

GIVE ME VOTE AND COMENT YA!! LUV YOU ALL!

HAPPY READING ✨

——————

Eva berjalan menyusuri koridor bersama Dava dan Saputra, ini bukan pertama kalinya mereka berjalan bersama. Jam istirahat sebentar lagi berbunyi, namun Eva masih bingung sebenarnya kemana arah tujuannya.

Dava dan Saputra sendiri sempat meminta maaf kepada guru yang mengajar tadi, karena Eva tiba tiba menyuruh mereka untuk menemaninya jalan jalan di koridor.

"Kita tuh mau kemana sih sebenarnya? Lu bikin pusing aja sih." Dumel Saputra yang sedari tadi dia tahan untuk tidak bicara pada Eva, dia bingung kemana sebenarnya cewe ini.

"Tau nih lu. Gua jadi ketinggalan pelajaran nih, kalo niatnya cuma mau gini doang." Giliran Dava yang komentar, sedangkan Eva hanya menghentikan langkahnya yang diikuti dua cowok tersebut.

"Lagian siapa suruh lu berdua ikut gua? Kan gak maksa juga. Kan tadi gua bilangnya gini 'eh lu berdua ikut gua yuk, temenin gua jalan jalan' gak maksa kan?" Kata Eva dengan santainya membuat dua cowok itu gak habis pikir. Segampang itu kah sebagai cewek?

Tanpa berkata apa-apa, Dava dan Saputra meninggalkan Eva yang berdiri sambil terheran heran. "Emangnya gua salah ya?" Ucapnya sendiri.

Eva melanjutkan kembali langkahnya yang tertunda, dia Sekarang berada dia koridor lantai 2, yang dimana hanya ada 1 kelas XII dan 7 kelas XI. Eva melirik setiap kelas yang pintunya terbuka, dan tak segan segan untuk meledek setiap guru yang mengajar di kelas seniornya. Sampai seorang guru meneriakinya ' anak gila ' tapi Eva gak peduli.

Sampailah dia di depan pintu kelas XI IPA 1 dan dia melihat Devano yang sedang presentasi di depan kelas. Tanpa pikir panjang, Eva langsung masuk ke kelas itu, dan menarik Devano tanpa izin. Sontak semua orang yang dikelas itu menatap heran dan bingung, tanpa terkecuali guru yang mengajar.

"Lu apaan sih? Bisa gak sih gak ganggu gua." Ujar Dev. Dia tak habis pikir dengan Eva yang seenaknya saja di sekolah ini. Okay, Dev sudah menduga pasti sekolah yang sekarang sama hal nya sewaktu dia SMP.

"Ke kelas sebelah lu Sono, panggilin Aland. Buruan ya, gak usah sok malu depan senior " kata Eva sembari menunggu di dekat tangga yang mengarah ke lantai dasar. Dev menaikan sebelah alisnya, siapa pula Aland itu?

Dev tidak menghiraukan Eva, di malah berjalan ke arah kamar mandi yang tentu saja melewati kelas Aland. Eva yang melihatnya lantas menarik tangan Dev, yang kebetulan di depan pintu kelas Aland.

Aland yang memang duduk paling depan, hanya melihat sekilas kejadian di luar pintu. Aland pun tak habis pikir dengan Eva yang tidak ada bosannya mengganggu orang. Sekarang? Justru Aland merasa sedikit bersyukur karena bukan dia yang di kambing conge oleh Eva.

Eva melihat Aland yang sedang memperhatikan guru mengajar, pak Danu sempat melihat Eva di luar jam pelajaran. Namun guru itu hanya melihat saja, toh dia sudah cape dengan kelakuan muridnya itu.

Eva menarik tangan Dev dan masuk ke kelas Aland. Tatapan sinis pun tak luput Eva tunjukkan ke seniornya yang secara terang-terangan melihat nya dengan tatapan 'dih apa banget sih tuh cwe', namun itu semua kalah dengan tatapan sinis Eva. Eva menarik tangan Aland yang sangat jelas sedang menulis, Aland tahu ini akan terjadi, jadi dia menurut saja. Tidak mungkin kan dia bertindak disini? Apa kata temen sekelasnya?

"Kamu mau bawa kemana anak murid saya Eva?" Kata pak Danu dengan kesabaran yang menipis, dia rasanya ingin sekali menjedotkan kepala Eva lalu dia juga akan menjedotkan kepalanya agar sama sama sakit.

POSSESIVE BAD GIRL ✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang