DELAPAN

936 35 0
                                    

Zahra meminum air putih yang dibelinya di kantin dengan wajah seperti pria yang tengah mabuk karena meminum banyak bir. Ia juga menyendok sepiring nasi goreng yang terhidang di atas meja.

"Eh, Ra! Itu nasi goreng gue! Gue yang beli kenapa Lo yang makan?!" Celetuk Tati yang bingung pada binatang buas di sampingnya ini.

"Emang gak boleh apa?! Sebagai temen kan harus saling berbagi!!" Tegas Zahra masih dalam keadaan yang sama.

"Ra, Lo kenapa sih?! Lo abis minum-minum semalem?" Tanya Tati.

"Ngapain juga gue minum-minum? Ini semua tuh gara-gara cowok yang bernama Yudith cari masalah Mulu sama gue!!!" Jelasnya.

"Oh?! Lo udah denger kabar burung? Eh maksud gue kabar buruk?"

"Apaan?!" Tanya Zahra dengan nada judesnya dan langsung meminum segelas es coklat dihadapannya.

"Ra, udah nasi goreng gue Lo makan, sekarang Lo mau ngambil es gue?!" Ucap Tati yang terheran-heran akan sifat Zahra.

"Udah cepetan kasih tau! Lo punya kabar apaan?!" Ucap Zahra yang masih dengan nada judesnya.

"Oke, jadi si Rifa sama kak Yudith-"

"Udah tau gue!" Potong Zahra.

"Ye katanya belom tahu," ucap Tati dengan ekspresi kebingungan.

"Kalo itu gue bukannya tahu lagi, karena gue yang nyaksiin sendiri..."

"WHAT?!! KOK BISA?!" Tati yang berteriak tak tahu malu itu kini menatap sekelilingnya dengan malu-malu sebelum akhirnya ia menyadari sesuatu, Zahra udah minggat guys!

...

Capek berurusan dengan Tati yang tak ada habis-habisnya, Zahra meninggalkan monyet yang suka teriak-teriak itu untuk mencari solusi agar bisa kembali berteman dengan Rifa. Semenjak ia putus dengan pacarnya, Rifa tak pernah membaca pesan dari Zahra. Jangankan membaca, dibalas saja enggak mau. Berarti Rifa benar-benar marah sekali padanya kan?

Mana mungkin tidak?

Tak lama kemudian, seorang gadis berjalan melewati Zahra yang masih memikirkan tentang Rifa. Gadis tersebut tak sengaja menabrak Zahra dan membuat gadis yang ditabraknya itu mengaduh.

"Duh!"

"Ah, maaf. Kamu gak pa pa?" Ucap gadis itu.

"Ya," ucap Zahra sambil menatap gadis tersebut.

Baru kali ini dia melihat gadis secantik ini. Matanya berkilau dengan rambut hitam panjang yang terurai bebas ditiup angin. Senyuman manis yang terukir di wajahnya nampak berseri-seri.

"Kamu, cantik banget..." Ucap Zahra tak sadar.

"Oh, makasih! Hehe jadi malu..." Jawab gadis tersebut.

Zahra yang tersadar langsung salting. Dia segera membenarkan ekspresinya.

"Maaf ya, tadi gak liat..." Ucap Zahra pada gadis itu.

"Gak pa pa. Btw, nama Lo siapa? Gue Natasya Anggraini kelas IPA 10- B. Kita pake bahasa biasa aja ya, biar gak canggung," ajak Natasya sambil mengulurkan tangannya, niat untuk berjabat tangan dengan Zahra.

"Oh, ok. Gue Zahra Annisa Hapsari, kelas IPA 10- A," kata Zahra sambil menjabat tangan Natasya yang terulur.

"Mau kemana tadi? Kok buru-buru amat?" Tanya Natasya kepo.

"Gak, cuma mau ke kelas aja kok," jawab Zahra.

"Anu... Kalo mau, boleh temenin gue ke kelas IPA 11- A? Gue ada urusan penting sama seseorang hehe..." Pinta gadis itu sambil tersenyum manis ke Zahra.

Zahra mengangguk. Dan merekapun segera berjalan menuju kelas yang dimaksud Natasya.

...

"Dasar Jalang!!!" Seseorang yang melontarkan kata-kata tersebut sedang memukuli tembok belakang sekolahnya. Ia terus-menerus memaki dan memukuli tembok tersebut sampai tangannya memar dan lecet. Bisa dibilang gadis ini tengah emosi.

Tak lama kemudian ia segera menghela nafas panjang. Ia tak menyangka hubungannya dengan pria yang dicintainya sejak lama itu memilih sahabatnya sendiri. Ia tak rela dipermalukan seperti ini.

"Ngapain sih tuh bocah! Kalo gak ada dia pasti gue sama kak Yudith masih status pacaran..." Ucapnya sambil menitikkan air mata.

Gadis yang tak lain ialah Rifa ini segera mengusap air matanya dan berjalan menuju kelasnya. Karena berjalan dari arah belakang sekolah, ia harus melewati beberapa kelas anak 12 dan 11 IPA. Kalau kalian bertanya-tanya kenapa kelasnya IPA semua, sebenarnya, ada dua gedung di sekolah ini. Yang satu khusus kelas IPA dan satunya lagi khusus kelas IPS.

Setelah melewati koridor kelas anak IPA 12, kini ia akan melewati koridor kelas anak IPA 11. Beberapa saat kemudian langkahnya terhenti melihat gadis yang dibencinya tengah berada di depan pintu kelas IPA 11- A. Ia menatap gadis yang tak lain Zahra dengan tatapan benci.

Tak lama kemudian, bel berbunyi, Rifa melihat Zahra yang tengah berbicara dengan seorang gadis yang lebih pendek darinya. Tak butuh waktu lama, Zahra segera melesat pergi meninggalkan gadis yang masih menunggu seseorang di kelas tersebut.

Siapa cewek itu? Pikirnya.

...

Beberapa saat sebelumnya...

"Sampai!" Ucap Natasya girang.

"Lo kenal sama siapa disini?" Tanya Zahra yang nampak sangat penasaran.

"Hehe... Sebenarnya baru kenal beberapa hari yang lalu," jelas Natasya yang berhasil membuat Zahra makin terheran-heran siapa orang yang ingin ditemui gadis itu.

Beberapa saat kemudian bel masuk berbunyi.

"Yah udah masuk..." Keluh Zahra.

"Ra, Lo masuk ke kelas aja gih. Gue sendiri aja," ucap Natasya.

"Eh? Ga pa pa?" Tanya Zahra memastikan.

"Ya gak pa pa lah... Lo juga dah mau nemenin gue, makasih ya..." Natasya kembali tersenyum ke arah Zahra yang berhasil membuat gadis itu terpukau akan senyum manisnya.

Segera Zahra berlari kecil menuju kelasnya yang tak jauh dari kelas seseorang yang masih dinantikan oleh Natasya. Setelah kepergian Zahra, Natasya kembali menatap isi kelas IPA 11- A, ia masih mencari-cari sosok yang ingin ditemuinya.

"Ketemu!" Ucapnya girang.

"Yudith!!" Panggilnya kepada seorang cowok yang langsung menoleh kearahnya.

"?!" Yudith yang melihat seorang gadis memanggil namanya, kini mengangkat sebelah alisnya dengan ekspresi bingung.

ZAHRA✓[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang