TUJUH BELAS

563 18 0
                                    

Hari ini adalah hari yang indah bagi perempuan yang bernama Tati Sumiati yang tak lain salah teman dari tokoh utama novel ini. Berjalan menuju tempat yang disukainya, yang tak lain adalah toko buku. Eits! Kalian jangan salah paham lho ya! Biasanya orang ke toko buku buat beli buku kan? Tapi tidak untuk gadis ini. Dia ke situ cuma buat satu hal, ngadem di sana doang! Beda dengan beberapa teman di SMA nya, pada punya AC. Pernah dia minta ke nyokapnya, tapi gak dibolehin. Hahaha!

Seperti biasa, Tati masuk ke sebuah toko buku yang sudah menjadi tempatnya ngadem setiap akhir pekan. Dicarinya tempat yang tidak ada banyak orang di sana. Tak sengaja matanya menangkap sosok cogan yang menggodanya. Rambutnya cakep layaknya gentleman sejati. Matanya tajam seperti siap menerkam seseorang. Bibirnya tipis dan berwarna merah muda cerah. Pokoknya sempurna dah!

"Wih, tuh cogan ganteng banget gile! Kesempatan cuy!" ucapnya pada diri sendiri. Tati membetulkan ekspresinya dan berjalan melewati cogan tadi. Dihatinya ia berharap cogan tersebut menyapanya atau sekedar bertanya. Namun, nyatanya dia dicuekin aja lho! Sakit gak sih? Apa ada yang pernah melakukan hal yang serupa? Kalo ada malu gak?

Oke lanjut!

Tati berhenti di samping cogan tadi dan berpura-pura memilih sebuah buku dihadapannya. Sesekali diliriknya cogan yang berdiri di sampingnya. Ganteng banget! batinnya geram.

Merasa diperhatikan, si Cogan nengok ke Tati yang ternyata udah nengok duluan sebelum ditatap sama si Cogan tersebut. Tati gugup sampai-sampai mau kejang rasanya. Gak deng, dia cuma gugup doang sampe ngucur keringat dingin.

"Kenapa ngeliatin saya terus, Mbak? Naksir saya?" dengan PD-nya si Cogan bertanya. "Oh, gak kok," Tati menyangkal. "Oh gitu?" Si Cogan pun lekas pergi dari hadapan Tati. Seketika itu cewek gila tersebut menyesali perbuatannya, "Ih kenapa tadi gak jujur aja sih?!" "Jujur gimana?" Tati menoleh ke belakangnya dan mendapati si Cogan tadi sudah ada di sana__ternyata belom pergi guys!

"Oh gak! Hehe..." jawab Tati sambil lekas pergi. Ia berjalan cepat menuju pintu keluar dan berlari menuju taman yang terletak tak jauh dari sana. Tati berhenti tepat di depan sebuah bangku panjang yang kosong dan mendudukkan dirinya pada bangku tersebut. Pertama, Tati mengambil nafas panjang. Kedua, Tati menoleh ke samping kanannya. Ketiga, Tati terkejut sampai berteriak dan hampir terguling ke belakang jika tidak segera ditangkap oleh Cogan tadi yang ternyata mengikutinya.

"Eh buset kaget!" ucapnya. Si Cogan ketawa. "Hahahaha... Lagian sih jadi stalker," paparnya. "Ih, gak sengaja liat kok!" balas Tati. "Oh gitu?" Hening. "Nama kamu siapa?" tanya si Cogan. "Tati, Tati Sumiati," balas Tati. "Wah beneran?! Atlet ternama Indonesia?! Si Tati Sumiati yang itu?!" "Ih bukan! Yang ini kw doang!" Lagi-lagi si Cogan tertawa.

"Lo sendiri siapa?" Si Cogan berhenti tertawa dan menatap lurus pada wajah Tati yang ternyata mulus itu. Waw! "Kenalin, nama Saya, Adhitya Kenanda. Panggil aja Adhit, ya?" jelas si Cogan yang ternyata memiliki nama asli, bukan palsu. Hehe...

"Oh, oke. Ya udah gue mau pulang dulu, bye!" Dengan cekatan tangan panjang Adith menarik lengan Tati sehingga gadis itu tak bisa meneruskan langkahnya. "Eh tunggu! Dari pada jalan, mendingan Saya Anter aja deh, ya?" tawarnya. "Hah?! Gak, gak usah! Deket kok!" ujar Tati. "Gak pa pa. Sekalian mau tahu rumah kamu," jawab Adith. "Buat apa tahu?" "Biar nanti kalo mau ngelamar gak nyasar," jawab Adith.

WHAT?!!!

...

Tati duduk diam di dalam sebuah mobil hitam milik Adith. Biasanya cewek satu ini mau dalam keadaan apapun pasti bawel lho ya. Mungkin gara-gara kata-kata yang tadi.

' Biar nanti kalo mau ngelamar gak nyasar', kata-kata tersebutlah yang membawa gadis bernama Tati Sumiati ini melayang sampai jauh ke Pluto hehehehe.... Tanpa sadar gadis itu tersenyum-senyum sendirian.

Cowok di sampingnya itu kini menatap wajah cewek bernama Tati itu, tanpa sadar si Adith ikut tersenyum melihat Tati. "Tati," panggilnya. "Eh iya?!" jawab Tati setengah kaget. "Rumah kamu lewat mana?" "Oh iya lupa! Hehe lewat situ!" ucap Tati sambil menunjuk sebuah jalan di persimpangan. Adith pun membelokkan mobilnya pada jalan yang dimaksud Tati.

...

Beberapa saat kemudian setelah Samapi di rumah si Tati Sumiati ini.

"Makasih dah nganterin gue," ucap Tati.
"Sama-sama, hehe..." balas Adith.
"Gak mau mampir dulu?" tawar Tati.
"Oh, enggak nanti aja sekalian ngelamar hehe..."

Ah, nge-fly ane Bang! batin Tati.

"Bisa aja!"
"Hehe... Kamu cantik, mirip seseorang," papar Adith.
"Oh ya? Mirip siapa?" tanya Tati penasaran.
"Mirip calon Ibu untuk anak-anakku nanti hehehe..."

Bunuh gue sekarang!!!

"Kalo gitu, pulang dulu ya..."

"Oh iya! Makasih ya!"

Sepeninggal si Adith, Tati memasuki rumahnya dengan membawa hati yang berbunga-bunga. Di sofa yang terletak di ruang keluarga, terdapat Kakaknya yang melihat aura berbeda dari sang adik. "Lu napa dah?" Tanya Tulus, kakak Tati.

"Bang! Besok adek nikah, Bang!" teriak Tati girang. "Hah? Gila nih bocah! Otaknya bener-bener dah miring!" "Ih beneran! Tadi dianterin Cogan pake mobil super keren tauk!" "Apa?! Gak caya gue," ucap Tulus. "Ya udah!" balas Tati yang segera berjalan menuju kamarnya.

...

Zahra menatap serius soal dihadapannya. Pensil yang ditangan kanannya belum ia gerakkan sama sekali. "Ish! Susah banget nih soal!" umpatnya geram. Tak lama setelah itu, ponsel disampingnya berdering.

"Tati? Ngapain nih bocah nelpon?" tanyanya pada diri sendiri. Diangkatnya telepon dari sahabatnya itu.

"Halo?"

[Ra! Gue mau mati! Bunuh gue!]

"Hah?" Zahra kebingungan, "maksud Lo apa?"

[Eh gak jadi aku mati dengan nanti gak bisa dilamar hehe...]

"Gila Lo! Mana dan yang mau sama Lo? Ngayal tuh jangan ketinggian, nanti jatoh!"

[Ih beneran! Udah dulu ye, gak bisa gue jelasin sekarang! Hehe... Bye my friend! I Will see you on my dream!]

Telepon pun diputus oleh Tati diseberang sana. Zahra masih mengerutkan keningnya. Lagi-lagi ia harus terfokus pada satu lembar kertas yang masih bersih tanpa coretan apapun dipermukaannya.

"Njir, susah banget sih! Ah!" umpatnya kesal.

ZAHRA✓[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang