Natasya menggertakkan giginya geram. Sudah berkali-kali ia mendekati Yudith, namun tak kunjung terlihat perubahan dari laki-laki itu. Apa yang kurang darinya? Cantik sudah, pintar sudah, baik? Pura-pura aja. Padahal dari dulu gadis bernama Natasya Anggraini itu sudah terlahir cantik. Hanya saja sifatnya yang buruk itu menjadi bahan cemoohan di SMP nya dulu.
Kali tidak ada yang boleh tahu sifat asli Natasya. Tidak seorangpun. "Nat!" panggil Zahra yang membuyarkan lamunannya. "Eh, iya, Ra. Ada apa?" "Gini, besok kan kita ada acara outing class ke Bali. Menurut Lo bawa apa aja nih?" jelas Zahra. Tati dan Yani yang juga duduk di satu meja dengan mereka pun ikut memikirkan barang penting yang perlu dibawa.
"Handuk? Power Bank? Buku catatan? Alat tulis, terus... Snack, minuman, baju santai, seragam olahraga, sama yang biasa dipake hari Senin, terus, sepatu bebas sama sepatu sekolah. Sendal jepit... Terus... Kalo perlu hand and body, peralatan mandi, sama... Gak tau lagi," jelas Natasya. "Hampir semua yang Lo sebutin udah masuk ke daftar 'Barang Bawaan ke Bali' kita," papar Tati. Yani hanya mengangguk sambil menyeruput es-nya.
"Udah dulu deh, gue mau balik ke kelas!" ucap Zahra sambil merapikan alat tulisnya yang berserakan di atas meja kantin. "Gue juga!" "Gue ikut!" ucap Tati dan Yani bersamaan. "Natasya gak mau balik?" tanya Yani. Gadis itu menggeleng pelan. "Nanti aja," ucapnya.
Setelah ketiganya sudah jauh dari jangkauan Natasya, gadis itu kembali menggeram kesal. Dia benci Zahra. Kenapa harus cewek kampungan kayak dia yang Lo pilih?! Batinnya.
...
"Girls, gue punya masalah nih," ucap Zahra saat dia dan kedua sahabatnya masih berada di perjalanan menuju kelas. "Apa?" tanya Tati dan Yani bersamaan lagi. Sama-sama Mulu dah?:)
"Jadi, semalem tuh Natasya nelpon gue. Dia minta bantuan ke gue biar bisa jadi temen deketnya Bang Yudith. Gue sempet ragu sama tujuan dia, jadi gak gue tanggepin. Menurut Lo pada, Natasya itu gimana?" Mendengar hal itu, Tati maupun Yani sudah pasti melongo tak percaya. "Menurut gue sih, Natasya itu emang dari sono udah sok kepedean banget. Mentang-mentang punya muka cantik, tapi hatinya busuk keak bangke!" jelas Tati.
"Kalo gue sih, dulu pernah sekelas sama Natasya, jadi udah tau apa yang ada di pikirannya," jelas Yani. "Lo sekelas sama Natasya? Dulu? Pas SMP?" tanya Tati dan Zahra bersamaan. Yani mengangguk. "Anjir kenapa Lo gak bilang?! Jadi dulu dia gimana?" tanya Tati penasaran.
"Jadi gini..."
Flashback On
"Kamu itu jadi anak nyusahin orang aja!!! Pergi kamu!" "Gak, pa! Natasya gak mau pergi dari papa! Pa, maafin Natasya!" Natasya kecil menangis sambil menggenggam kuat kaki papa nya. "Mas, biarin aja dia! Usir dari sini!" tutur Ibu tirinya.Tanpa pikir panjang, papa Natasya yang sudah dicuci otak oleh Ibu tirinya. Lantas wanita itu tersenyum ke arah Natasya. Bagi Natasya sendiri, senyuman yang dilontarkan wanita itu lebih menyerupai sebuah seringai. Mata Natasya menatap keji wanita itu.
Plak!!!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanan Natasya. Gadis itu menoleh pada Dinad yang tak lain adalah papanya. "Kamu itu kalo di kasih tahu pasti ngelempar tatapan sinis ke Ibu kamu!!" Natasya melotot pada Dinad sembari berseru, "DIA BUKAN IBU GUE!! DIA GAK PERLAKUIN GUE LAYAKNYA ANAK DIA!!! DIA GAK PANTES DISEBUT IBU!!!! DASAR PEREMPUAN J****NG!!!!!!!"
Plak! Plak!! Plak!!!
Tiga tamparan yang lebih keras dari tamparan pertama mendarat di kedua pipi Natasya yang menimbulkan efek merah di kedua pipinya. Natasya menahan air matanya yang sudah di ujung tanduk. Ia segera berlari keluar dari rumahnya, ia tak mau tinggal di sana. Ia berlari-lari tak tentu arah.
Tak memperhatikan sekelilingnya mengakibatkan gadis itu tersandung batu dan tersungkur ke tanah. "Sakit...." lirihnya. Air matanya kini sudah tak bisa ditahan. Ia membiarkannya turun membasahi pipinya yang merah akibat tamparan keras dari papanya. Ia berdiri dan kembali berlari. Kali ini tujuannya adalah TPU (Tempat Pemakaman Umum).
Setelah sampai di sana ia segera mencari batu nisan yang bertuliskan nama seseorang yang dikenalnya. Tak lama kemudian sampailah ia di salah satu kuburan dengan batu nisan yang bertuliskan 'Nur Aina Dewidharma'. Natasya langsung memeluk batu nisan tersebut sambil memanggil-manggil mamanya yang sudah berpulang.
"Mama! Mama! Mama!!!"
Belum puas dengan itu, Natasya hendak meneriakkan mamanya kembali, namun seseorang segera membekap mulutnya dan menyeretnya menjauh dari makam tersebut. "Dasar anak ini!!! Malah kabut seenaknya!!!!" Ternyata orang itu adalah papanya. Natasya memberontak. Namun Dinad segera menendang perut anaknya itu yang menimbulkan Natasya meringis kesakitan di tengah isaknya.
Aku benci papa, batinnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/156388805-288-k699943.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHRA✓[COMPLETED]
RomanceSeorang siswi bernama Zahra tak sengaja masuk ke dalam kehidupan Yudith yang merupakan seniornya yang juga seorang The Most Wanted di sekolahnya. Siswi bernama Zahra itu terus-menerus memenuhi pikiran Yudith. Apakah yang akan terjadi selanjutnya? Co...