DUA PULUH LIMA

503 19 4
                                    

Pagi itu adalah hari yang paling menyebalkan untuk seorang Yudith. Lisa, cewek itu ternyata pindah ke sekolah Yudith untuk mendapatkan kembali pujaan hatinya itu. Kini Lisa tengah menggoda Yudith dengan suaranya yang dibuat manja.

"Yudith... Yuk ke kantin... Aku tahu kamu laper, Sayang..." ucap Lisa, berharap godaannya meluluhkan hati Yudith.

Tapi harapannya tak terkabul, Yudith segera menepis tangan Lisa yang tadi menggenggam tangannya. Lalu ia berdiri seraya berkata, "Cara Lo yang dulu gak bakal berhasil naklukin gue sekarang! Dasar J****g!!!"

Lisa tersentak. Begitu pula seisi kelas Yudith yang mendengar bentakan Yudith. Mereka menatap Lisa dan Yudith yang sedang memulai drama.

Yudith segera meninggalkan kelasnya, melangkah keluar entah mau kemana.

Lisa menggeram. Caranya gagal. "Hahaha! Lo itu murahan banget, sih!" tutur Gina yang langsung berdiri mendekati Lisa.

Lisa memandang sinis gadis itu. "Kamu siapa?"
"Gue? Calon istrinya Yudith..."
"Jangan harap! Yudith udah sama Aku!"
"Lo? Bukannya Lo itu cuma MANTAN?! Gak sok deh!"
"Kalo Yudith milih aku, kamu bakalan kicep, deh... Dasar cabe-cabean!"

Gina menatap sinis Lisa. "Lo itu murid baru di sini! Gak usah sok! Lo gak denger tadi Yudith ngatain Lo apa? Jalang! Ja-lang!!!" bentaknya sambil mendorong Lisa sehingga gadis itu tersungkur ke lantai.

Namun Lisa segera berdiri. "Terus? Kalo udah gitu kamu pikir aku bakalan jauhin Yudith, kan? Gak! Aku bakalan dapetin hati Yudith! Aku tinggal harus nyingkirin kamu sama semua cewek yang ngelendotin Yudith! Apa susahnya?!"

Gina menggertakkan giginya. "Ternyata selain Zahra, ada Lo juga yang ngalangin jalan cinta gue. Kalo gitu, Lo juga bakalan gue celakain... Liat aja Lo, Jalang hihihi..." ancam guna sambil melangkah keluar kelas.

Sedangkan Lisa hanya bisa menghela frustasi di tempatnya.

...

Zahra menghela nafasnya berat ketika mendapati pesan dari Yudith.

Yudith
Lo harus ke atap sekarang! Kalo nggak, nanti gue samperin Lo ke kelas terus gue cium Lo didepan temen-temen Lo!

Biasanya, wanita yang mendapat ancaman seperti ini akan tersenyum riang dan menunggu untuk dicium oleh pujaan hatinya, tapi berbeda dengan Zahra yang merasa risih semenjak berpacaran dengan Yudith. Dia hanya merasa kesal dengan gombalan Yudith. Tapi sikap Yudith yang semakin lembut itu membuatnya makin ada rasa dengan cowok itu.

"Guys gue keluar bentar, ya!" pamitnya pada Tati dan Yani.

"Dipanggil Bang Yudith, ya? Cie..." goda Tati.

"Lo cemburu, Ti?" sahut Yani. Tati menggeleng.

"Cie itu kan singkatan dari "cause i envy". Kalo Lo gak cemburu jangan bilang "cie"," jelas Yani. Tati hanya mengangguk.

"Ya, udah sono! Kasian Bang Yudith udah nungguin! Hehe..." timpal Tati kemudian.

"Iya, iya..."

...

Lisa mengendus kesal. Sedari tadi ia mencari sosok Yudith, tapi tak kunjung ia temui. Ia hampir pasrah mencarinya. Tapi begitu ia melihat Zahra sedang berjalan menuju tangga yang akan membawanya ke roof top sekolah, ia jadi berniat untuk mengikuti Zahra.

Siapa tahu dia lagi mau ketemuan sama Yudith.. pikir Lisa.

Tanpa pikir panjang lagi, Lisa dengan hati-hati mengekor Zahra agar tak ketahuan oleh gadis itu.

...

Sesampainya Zahra di atap sekolah, ia menemukan Yudith sedang bersenandung riang dengan gitarnya. "Udah dateng? Lama amat, sih, Yang..." papar Yudith.

"Mau Lo apa? Gue capek tauk naik tangga tadi!" keluh Zahra.

Yudith berhenti bermain gitar. Ia lalu menyuruh Zahra untuk duduk di sampingnya. "Sini! Duduk sama aku!" Zahra tersenyum kecil mendengar perintah Yudith.

Ia berjalan menuju tempat yang disuruh Yudith. Lalu duduk di samping cowok itu.

"Pinjem gitarnya! Gue juga mau main!" pinta Zahra.

"Bilangnya jangan "gue-lo" tapi "aku-kamu"! Ulang!" tegas Yudith.

Zahra menghela nafas gusar. "Aku mau pinjem gitarnya Yudith Sayang..." ucapnya sambil menyunggingkan senyum terpaksa.

Yudith tertawa sambil memberikan gitar miliknya. "Senyumnya gak usah maksa kali," ucapnya sambil mengacak-acak rambut Zahra. "Bodo!"

...

Dibelakang  pintu roof top,  Lisa menggertakkan giginya kezel. Tangannya mengepal kuat serasa ingin meninju wajah gadis yang kini tengah bersama kekasihnya. Kalau kata Author sih, Mantan-kekasih ya...

Tanpa pikir panjang Lisa langsung berjalan mendekati keduanya dengan tampang emosi yang ingin meledak. Begitu ia sudah berdiri tepat di hadapan Zahra, Lisa langsung menjambak rambut Zahra sehingga membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Aww!" pekik Zahra.

"Lisa? Lisa! Lisa lepasin!" bentak Yudith sambil menepis tangan Lisa agar mau melepaskan rambut Zahra.

"Yudith! Kamu tuh apa-apaan sih?! Kamu selingkuh dari aku?!" tiba-tiba Lisa berteriak.

"Lo bilang apa? Gue? Selingkuh? Lo kali yang selingkuh! Gak usah balikin fakta! Gue udah gak ada rasa sama Lo yang udah bukan perawan lagi! Udah Lo pergi aja! Gue udah punya Zahra yang bisa gantiin Lo?!" bentak Yudith.

Zahra dan Lisa tercengang. Lisa langsung menangis dan berlari pergi meninggalkan keduanya. Ia benar-benar sakit hati akan perkataan Yudith.

"Zahra, kamu gak pa pa, kan?" tanya Yudith. Kini suara cowok itu berubah melembut.

"Kamu bilang aku apa tadi?" tanya Zahra yang langsung membuat Yudith kebingungan. "Maksud kamu apa, Sayang?" tanya Yudith dengan hati-hati.

Perlahan, air mata menetes dari mata Zahra. "Jadi... Selama ini aku cuma jadi pengganti Lisa di hati kamu?" tanya Zahra. Yudith tercengang sekaligus terheran heran.

"Enggak Zahra. Maksud aku bukan gitu... Aku gak jadiin kamu boneka pengganti aku, Ra. Aku emang udah gak ada rasa sama Lisa. Dia itu-"

"UUDAH CUKUP!!!"

Adit terdiam mendengar bentakan Zahra. Gadis itu kini menatapnya dengan air mata yang sudah membasahi pipinya yang imut.

"Aku udah gak mau lagi berurusan sama kamu! Kita... Putus!"

ZAHRA✓[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang