TIGA

1.2K 56 1
                                    

Gak pernah terbayang di benak Zahra, bahwa si Yudith menyatakan cintanya di hadapannya, terlebih lagi di kelasnya. Kejadian ini berlangsung pagi ini yang membuat suasana kelas jadi riuh dan ramai dijadikan tontonan banyak murid.

"Ra, gue suka sama Lo..." Kata-kata tersebut bergema. Zahra hilang fokus karena betul-betul tak paham akan situasi yang sekarang ini dihadapinya. Ia memejamkan matanya perlahan untuk memulihkan staminanya.

"Zahra, Zahra... Zahra!"

Zahra terbangun dari tidurnya, setelah menoleh ke kiri, matanya menangkap sosok Zhifa yang tengah mengoceh di pagi hari.

"Zahra, kamu tuh mau tidur sampai kapan? Hari ini kan kamu masih sekolah!!!" Ucap Zhifa membantu Zahra mempersiapkan perlengkapan sekolahnya.

Kini Zahra benar-benar sudah sadar dari mimpinya.

Ternyata cuma mimpi...- Zahra

Agak kecewa di hatinya setelah mengetahui bahwa ia tadi sedang bermimpi.

"Zahra! Ayo cepetan mandi! Udah mau telat ini!" Omel Zhifa yang membuyarkan lamunan Zahra.

"Iya, Mah!" Ucap Zahra bergegas memasuki kamar mandi.

.
.
.

"Huh! Untung tadi belom bel! Kalo udah pasti nanti kena sama Bu Siska!!!" Ucap Zahra kepada Yani, teman sebangkunya.

"Kok bisa?" Tanya Yani yang mulai tertarik akan kejadian yang dialami Zahra.

Zahra menatap Yani, begitu juga sebaliknya.

"Gue dapet mimpi aneh yang baru kali ini terjadi dalam hidup gue!" Ucap Zahra mantap.

Yani mengernyitkan dahinya.

"Gak perlu dibahas!" Ucap Zahra yang kemudian mengalihkan pandangannya ke sebuah novel yang dikeluarkan dari tasnya.

Yani benar-benar tidak mengerti apa yang dimaksud Zahra. Temannya satu ini benar-benar aneh. Hendak bertanya kepada Rifa dan Tati, namun terurungkan karena Pak Hanto sudah memasuki kelasnya dan memulai pelajaran pertama nya.

.
.
.

Fisika. Itulah mata pelajaran yang sangat dibencinya. Sangat dibenci oleh Zahra. Rumus yang tak ia mengerti, dan terlalu banyak teori berhitung menjadi alasannya mengapa ia membenci mata pelajaran satu ini. Ditambah lagi dengan guru killer yang menjadi guru fisikanya.

Setelah selesai dengan fisika waktunya istirahat. Semua murid berhamburan keluar kelas. Namun tidak bagi Zahra yang memilih untuk melanjutkan membaca novelnya di kelas.

"Bener nih gak mau ikut?" Tanya Tati.

Zahra mengangguk dengan mata yang masih fokus pada novelnya.

"Kalo gitu duluan ya!" Ucap Rifa dan Tati yang segera menghilang di balik pintu kelas.

Keheningan yang menjadi favoritnya menambah konsentrasi nya meningkat. Ia semakin fokus pada tiap kata yang tertulis dalam novelnya.

"Gak ngantin Lo?"

"Astaghfirullah!! Kaget njing!!" Ucap Zahra yang respon segera berdiri dari duduknya dan langsung mengelus dadanya dengan tangannya.

"Sejak kapan Lo disini?!" Tanya Zahra.

"Dari tadi kayaknya, cuma belum lama aja. Lo nya fokus banget sih. Jadi gue kagetin aja! Respon Lo bagus, Dek!!" Ucap Yudith sambil mengacungkan dua jempol nya.

"Dak, dek, dak, dek! Gua punya nama tau gak!!!" Ocehan Zahra.

"Gak tau. Abisnya Lo gak pernah ngasih tau namalo. Kemaren gua tanya Lo bilang gak penting. Jadi gue manggil Lo sesuka gue lah.

ZAHRA✓[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang