SEMBILAN

943 30 0
                                    

"Zahra!!" Seseorang memanggil Zahra dengan suara yang nyaring yang dapat menyebabkan kaca jendela di tiap gedung sekolah mereka pecah. Gak lah hehe...

"Duh, pagi-pagi buta gini dah teriak-teriak aja. Untung kuping gue gak jadi budek," kata Zahra sambil memastikan telinganya baik-baik saja.

"Dih, bocah ya. Btw, Lo dah ketemu sama Rifa belom?"

"Belom..." Jawabnya sedih.

"Oh, kayaknya sih, dia beneran benci bat sama Lo ya?" Ucap Tati. "Ya gitu deh..." Jawab Zahra cuek.

"Zahra!" Ucap seseorang.

Zahra maupun Tati kini menoleh kepada Natasya yang tengah berlari mendekati mereka. "Siapa tuh, Lo kenal?" Bisik Tati sebelum akhirnya Natasya berhasil mendekat.

"Wah Natasya, pagi-pagi gini udah lari-larian aja..." Ucap Zahra.

"Hehe... Gak pa pa kok. Mau jalan ke kelas? Bareng dong!" Ucap Natasya. "Boleh, yuk!" Ucap Zahra.

"Eh, jangan tinggalin gue!" Teriak Tati yang langsung membuat Zahra dan Natasya menutup kedua telinga mereka dengan tangan.

"Oh ya gue lupa ngenalin. Sya, ini Tati temen gue. Tati ini Natasya," kata Zahra pada keduanya.

"Halo, gue Tati, gile ya emang. Lo cantik bener, parah bat," ucap Tati yang terpukau pada kecantikan Natasya. Memang tak salah sih, Natasya itu memang sudah cantik dari lahir.

"Natasya, Lo juga cantik kok. Hehe..." Ucap Natasya menjabat tangan Tati.

Dan begitulah mereka yang kini sedang berjalan menuju koridor kelas masing-masing. Tanpa mereka sadari, sepasang mata yang sudah memancarkan kebenciannya tengah mengamati mereka diam-diam.

...

"Oh ya kemaren lancar ketemuannya?" Tiba-tiba Zahra bertanya. "Oh iya, lancar. Makasih ya dah nemenin gue..." Ucap Natasya sambil menyunggingkan senyumnya. "Ketemuan sama siapa?" Zahra masih penasaran. "Rahasia hehe..." Mereka pun tertawa bersama menjadikan Tati yang berjalan di belakang sebagai kacang.

"Woy!" Teriak si kacang yang mulai jengkel sebab tak diajak bicara.

"Apa sih?!" Kata Zahra. "Terus aja jadiin gue kacang!" Ucap Tati yang langsung melengos pergi mendahului kedua gadis yang langsung tertawa melihat tingkahnya.

...

"Nat, gue mau ngumpul sama anak-anak di D'Besto. Lo ikut ya?" Ucap Zahra.

"Ah, oke nanti abis pulang sekolah?". "Iya, nanti gue samper ya," janji Zahra yang langsung dibalas anggukan kepala dari Natasya. Setelah itu Natasya dan Zahra segera berpisah karena kelas mereka berbeda.

"Natasya, Lo kenal anak tadi?" Ucap Rifa yang ternyata sudah berdiri di depannya. "Oh, enggak kok, cuma kebetulan dia ngajak bareng aja. Dia beneran persis keak yang Lo bilang deh... Caper dan mudah ketipu hehe..." Ucap Natasya sinis.

"Ya gitu deh... Gue masuk dulu," ucap Rifa. Natasya menyunggingkan senyumnya, namun kini terlihat berbeda. Terlihat sinis.

Lo juga sama Rifa. Gak tau kalo Lo juga gue manfaatin?- dalam hati Natasya berbisik.

...

Sore hari selepas bel pulang sekolah berbunyi, seperti janjinya, Zahra menunggu Natasya yang belum keluar dari kelasnya. Matanya nampak bergerak kesana-kemari mencari sosok gadis itu.

"Natasya!" Teriaknya ketika gadis itu tengah mencoba keluar dari pintu kelas yang dipadati murid kelas tersebut.

Berhasil meloloskan diri, Natasya segera berlari kecil menuju Zahra yang masih menunggunya. "Lama ya?" Tanyanya. Zahra lantas menggeleng, "Enggak kok. Dah, capcuss yuk!" Ajaknya.

Zahra melangkahkan kakinya menuju seorang gadis yang tengah duduk di tangga sambil memainkan ponselnya. Diam-diam Zahra mendekati gadis itu dan...

"Dooorr!"

"Eh monyong kaget!" Teriak gadis itu yang tak lain ialah Tati. "Et dah! Heh, Lo berdua gak bisa apa muncul dengan cara biasa? Gak usah pake ngagetin orang segala hah?" Mulut pedas Tati mulai bersuara. "Hehe... Cuma gitu doang elah," kata Zahra. "Gitu doang! Untung gue gak nyosor ke bawah tauk!" Ucap Tati. "Yuk ah!" Ajak Zahra yang langsung diikuti Tati dan Natasya.

...

"Nah guys! Attention please!" Ucap Tati yang langsung membuat suasana di dalam restoran bernama D'BESTO itu kini agak sunyi. "Pertama-tama, gue ada siswi baru yang ikut gabung sama kita nih, cakep lagi. Langsung aja ye. Kenalin diri Lo!" Ucap Tati sambil matanya melirik ke arah Natasya.

"Halo! Nama gue Natasya. Sorry ya gue gabung hehe..." Ucap Natasya sambil tersenyum manis. "Wahhh... Lo Natasya? Si Cantik dari kelas IPA 10- B kan ya?" Tanya Sandy memastikan. Natasya mengangguk pada lelaki itu. "Wah gile. Benar-benar cantik abis hehe... Kesempatan nih..." Ucap Kiran sambil menggosokkan kedua telapak tangannya.

"Lu mah kalo dan yang cantik langsung digebet, gak mikirin Sahira Lo?" Ucap Bonar asal yang langsung membuat gadis yang disebutnya kini malu setengah mati. "Apa sih Bonar?! Gak gitu kali!" Ucap Sahira dengan wajah merah padam. Yang lain tertawa melihat tingkahnya. "Secantik-cantiknya Sahira bakalan kalah kalo lawannya tuh Natasya! Gak liat apa tuh cewek bening gini?" Ucap Sandy. "Ia betul tuh," kata Kiran mantap. Tanpa disadari cowok itu, Sahira merasa jengkel dan kini ia menatap Natasya bengis.

"Udah-udah! Kita kan kesini mau makan, bukan berantem! Pesen kuy!" Ucap Tati melerai. Anak-anak yang lain pun menyetujui usulnya dan segera memesan makanan mereka.

...

"Ah, kenyang juga gue!" Ucap Tati sambil mengelus perutnya yang kini membuncit akibat kekenyangan. "Lu baru makan beberapa aja dah gendut wae! Liat Natasya tuh, kurus cantik lagi hehe..." Goda Bonar. "Oh enggak kok hehe, bisa aja Lo..." Kata Natasya yang tersenyum ke arah Bonar. Kini senyum Natasya seakan menggoda cowok yang ditatapnya itu. "Woi, gak usah segitunya kali!" Ucap Kiran yang membuyarkan lamunan Bonar.

"Ampe ngeces nih anak hahahaha...." Sandy tertawa keras. Yang lain pun ikut tertawa. Tak lama kemudian, ponsel Zahra berdering cukup keras membuat suasana menjadi hening seketika.
"Ah, sorry ada telpon," ucap gadis itu seraya bangkit dari duduknya dan menuju keluar mengangkat teleponnya.

"Halo?" Ucapnya.

[Halo, Ra? Lo dimana?] Ucap seseorang di seberang telepon.

"Gue di D'BESTO, ini saha ya?" Tanya Zahra sambil mendengarkan kata-kata yang akan dikeluarkan oleh seseorang yang menelponnya itu.

[Masa sama pacar sendiri ga tau sih? Ini ayang beb mu... Bang Yudith guantenggggg hehe...]

"Anjir! Banci kaleng?!" Teriak Zahra.

Langsung saja Zahra menutup teleponnya ketika mengetahui bahwa yang menelponnya ialah Yudith. Tak terpikirkan oleh gadis itu bahwa ia akan ditelpon oleh Yudith. Lagi pula dari mana cowok itu bisa mendapatkan nomornya? Aneh bukan...

Tak mau membuat yang lain menunggu, Zahra memasuki restoran dan langsung bergabung bersama yang lain. "Siapa tadi, nyokap Lo ya?" Tanya Tati penasaran. "Iye..." Ucap Zahra bohong. Yang lain nampak tak mencurigai apapun yang dikatakan olehnya. Kini orang-orang gila dihadapannya itu sedang menggoda Natasya yang malah asyik mengobrol bersama trio ubur-ubur yang boyotnya minta ampun. Mau aja neng...

ZAHRA✓[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang