SEPULUH

858 30 0
                                    

Sehabis acara makan-makan selesai, kini mereka semua berkumpul di luar restoran untuk saling berpamitan. "Eh, gue pulang dulu ya," ucap Natasya. "Eh, Nat! Gue anterin boleh?" Kiran bertanya kepada Natasya. Alhasil, Sahira menatap Natasya sinis saat mata gadis itu dengan mata Natasya bertemu.

Dalam hati Natasya tersenyum. Ia kembali menatap Kiran yang mengharapkan nya untuk bisa mengantar Natasya pulang. "Boleh-boleh aja kok hehe..." Ucap Natasya. Tati yang melihat tingkah Natasya menjadi curiga. Ia lalu berganti memandang Sahira yang terkejut bukan main.

"Gue mau pulang aja!" Ucap Sahira kemudian. Langkah kakinya nampak dihentakkan ke aspal, tangannya mengepal menandakan ia sedang kesal. Kiran hanya menatap heran gadis itu. Di tengah-tengah banyak mata yang memperhatikan kepergian Sahira, dalam hati Natasya tersenyum penuh kemenangan.

...

Derap langkah kaki seorang lelaki pujaan SMA Negeri Pelita yang tengah menulusuri koridor kelas 10, matanya nampak mencari-cari seseorang. Banyak mata milik gadis-gadis muda yang langsung meliriknya sampai terkagum-kagum. Sebagian besar dari mereka berbisik-bisik membicarakan ketampanan lelaki tersebut.

Melihat Yudith yang berjalan entah mau kemana membuat Natasya mendapat kesempatan. Ia mendekati Yudith dan segera berdiri di depan cowok itu yang membuatnya merasa terhalangi dengan sosok Natasya.

"Kak Yudith, mau kemana? Nyariin aku ya?"

Yudith tak menggubris, dia lalu melewati Natasya tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Natasya tercengang. Baru kali ini ia diperlakukan seperti itu pada seorang pria. Ia menoleh pada Yudith yang masih berjalan lurus. Ia mengekori langkah Yudith yang tiba-tiba berhenti pada seorang wanita yang dikenalnya.

"Lo dari mana aja?" Tanya Yudith.

"Dari kantin lah," jawab Zahra. "Kenapa nyariin gue?" Zahra balik bertanya. "Gue kangen," ucap Yudith yang seketika membuat Tati yang berada di samping Zahra memuncratkan minuman yang belum ditelannya. "Ih, jorok," ucap Zahra. "Gak sengaja," ucap Tati yang langsung berlari menuju toilet.

"Ngapain kangen?" Tanya Zahra. "Lo gak mau gue kangen sama Lo?" Yudith balik bertanya dan segera dibalas gelengan kepala oleh Zahra. "Kalo gitu peluk gue dulu biar gak kangen lagi hehe...". "Yee... Modus Lo, Bang!" Ucap Zahra yang langsung berjalan melewati Yudith yang segera diikuti oleh laki-laki itu.

Entah mau kemana yang pasti baru kali ini Natasya melihat Yudith begitu manisnya pada cewek lain yang kalah cantik darinya__menurut dia sih__.

...

Bel masuk berbunyi, menandakan jam istirahat telah berakhir. Zahra__yang berdiri di atap sekolah ditemani oleh Yudith yang duduk tak jauh darinya__ menyantap sepotong roti yang berisikan selai strawberry kesukaannya dengan lahap. Yudith yang sedari tadi memperhatikan gadis itu tersenyum manis. Merasa diperhatikan, Zahra menoleh pada Yudith dan memasang tampang bingung.

"Kalo makan tuh pelan-pelan napa?" Ujar Yudith. "Suka-suka gue!" Mendengar jawaban Zahra, Yudith tertawa kecil. "Lo itu bikin gue gemes tau gak?". "Gak," ucap Zahra sambil melirik lapangan sekolah yang luas dan kini sudah kosong melompong.

"Udah bel tadi, gak masuk?" Tanya Zahra masih dengan mata menghadap lapangan sekolah. "Lo sendiri gak masuk?" Yudith malah balik bertanya. "Males," jawab Zahra. "Sama," ucap Yudith.

"Enak aja nyama-nyamain," papar Zahra. "Dek," panggil Yudith. "Apa Kak?" Tanya Zahra. "Gue gak suka dipanggil Kak. Ganti yang lain dunk!" Pinta Yudith dengan suara disamakan dengan anak kecil. "Oke. Apa Monyet?". "Ish! Gue bukan monyet sayangku!" "Ih, jijik gue dipanggil 'Sayangku'." Ucap Zahra.

ZAHRA✓[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang