Seorang gadis SMA yang kini tengah melahap sarapannya di meja makan sembari mengotak-atik ponsel ditangannya itu kini tersenyum lebar setelah mendapat pesan dari Yudith. "Non, cepetan atuh sarapannya, nanti telat," ujar Bi Sarah yang sedari tadi memperhatikan Zahra. Dengan cepat Zahra menghabiskan sarapannya seperti orang yang belum makan selama seminggu ini.
Usai sarapan Zahra langsung menyambar tas ranselnya dan berpamitan kepada Bi Sarah. "Bi, b'rangkat dulu ya," ucapnya. Bi Sarah mengangguk, "Hati-hati ya, Non," ujar Bi Sarah. Zahra mengangguk sebelum berlari menuju pintu dan menyambar gagangnya untuk membuka pintu tersebut.
Kakinya melangkah dengan tergesa-gesa menuju sebuah motor yang terparkir tak jauh dari gerbang rumahnya, dan tentu saja pemiliknya juga sudah menunggu di sana. "Nunggu, lama ya?" tanya Zahra. "Iya, lama banget sih, Dek hehe..." "Ih bukannya bilang 'enggak'!" "Harus ya?" goda Yudith. "Gak sih," ucap Zahra. "Udah ah, naik cepetan, nanti telat!" Segera setelah Yudith memberinya aba-aba Zahra langsung menaiki motor Yudith.
"Udah?" tanya Yudith memastikan. "Udah!" jawab Zahra yang langsung melingkarkan tangannya di pinggang Yudith. "Jangan sampe jatoh lho ya," tutur Yudith. "Kalo Bang Yudith gak ngebut dong!" ucap Zahra sambil tersenyum simpul. Yudith tertawa dan segera menjalankan mesin pada motornya dan segera tancap gas meninggalkan rumah Zahra yang kini dihuni oleh Bi Sarah yang diam-diam mengamati dua remaja itu.
Bi Sarah hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Setelah itu ia kembali bekerja membersihkan rumah.
...
Natasya berjalan menuju kelasnya dengan langkah kaki yang tiba-tiba saja terhenti saat melihat dua pasangan muda berjalan bersama komplit dengan kedua tangan yang menggandeng satu sama lain. Pasangan tersebut tak lain ialah Zahra dan Yudith. Natasya menggertakkan giginya. Matanya menatap tajam ke arah pasangan itu.
Ia berjalan cepat menuju keduanya dan menggandeng tangan Zahra yang membuat Yudith tak bisa lagi menggandeng tangan gadisnya itu. "Pagi Zahra! Pagi juga Kak Yudith!" sapanya. Yudith mengendus kesal. "Pagi Natasya!" sahut Zahra. "Ra, gue ke kelas duluan gak pa pa kan ya?" tanya Yudith memastikan. "Gak pa pa. Makasih dah nganterin ya!" jawab Zahra. Kemudian Yudith menghilang dibalik tembok yang akan mengantarkan cowok itu ke sebuah koridor kelas IPA 11.
"Kok bisa bareng sama Kak Yudith tadi?" tanya Natasya. "Oh, dia nyamper ke rumah gue ngajak bareng," jelas Zahra. "Oh," papar Natasya dengan wajah datar. Ia lalu melepaskan tangannya dari tangan Zahra dan berjalan menuju kelasnya. Zahra heran dengan sikap Natasya.
...
Sahira berjalan menuju kantin. Perutnya yang sudah berbunyi minta makan itu membuatnya harus membeli beberapa makanan di tempat yang kini sudah sesak padat dengan para murid. Perlahan, ia mengendus kesal. Matanya menyapu pandangan di kantin. Kemudian berhenti pada dua orang yang tengah duduk sambil bercanda gurau. Beberapa kali dilihatnya mereka tertawa bersama.
Mereka berdua ialah Kiran dan Natasya. Tatapan Sahira berubah menjadi tajam ke arah gadis yang kini duduk bersama orang yang disukainya. Ia lalu bergegas pergi, tak jadi membeli makanan karena kini hatinya lebih penting daripada perutnya. Sakit.
Natasya sempat menoleh pada Sahira yang baru saja beranjak pergi meninggalkan kantin. Lalu gadis itu tersenyum miris dan kembali berbincang dengan Kiran. "Jadi kapan mau ketemunya?" tanya Kiran. Natasya mengangkat bahu. "Gue gak tau. Kan Lo yang minta," jawab Natasya. "Gimana kalo hari Minggu jam 12 siang?" saran Kiran. "Boleh deh..." ucap Natasya. Nampak jelas di wajah Kiran senyuman cerianya.
...
Tati mendengus kesal melihat teman sebangkunya yang sedang asyik dengan ponsel ditangannya. Beberapa kali Tati melirik gadis itu, namun masih tetap sama. Gadis di sampingnya itu sedang bercakap-cakap dengan seseorang via chatting online__Line__.
"Ra! Jangan pegang HP mulu! Bosen gue!" akhirnya Tati berucap. "Ih apa masalahnya sama gue?" tanya Zahra. "Ih Lo jadi temen gitu banget sih. Mentang-mentang udah punya pacar Lo!" ucap Tati sambil mengerucutkan bibirnya. Zahra akhirnya menoleh dan berkata, "Oke-oke. Jadi Lo mau gue ngapain?" "Gue mau Lo lari dari sini sampe Amerika dalam jangka waktu satu menit!!" papar Tati, "Ya gak lah, gue mau Lo bikin gue happy aja. Bosen gue. Yang seru apa ya?" "Kalo keak gitu mah Elo yang biasanya bikin gue happy. Gue mah mana tauk!" Zahra kembali fokus pada ponselnya membiarkan Tati yang masih cemberut.
"Tati! Zahra!" teriak Sahira yang baru saja masuk dan membuat kedua sahabat yang dipanggilnya tadi menoleh ke arahnya. "Apaan?" jawab Tati dan Zahra bersamaan. Segera Sahira duduk di bangku kosong di sebelah Tati. "Apa-apaan ini? Cuma gue yang gak Lo panggil," gerutu Yani sambil menoleh pada Sahira yang duduk di belakangnya.
"Masa tadi Kiran ngajakin Natasya jalan bareng! Gue kesel banget! Akh!" ucap Sahira sambil mengusap air matanya yang baru saja keluar. "Sabar ya, Sa. Ini cobaan," ucap Zahra. "Gue gak terima. Padahal gue udah cintaati sama Kiran!" Mendengar itu, ketiga sahabat Sahira langsung merasa iba.
"Wah, Natasya kayaknya beneran kelewatan deh," ucap Tati. "Kita jangan asal ambil kesimpulan dulu. Perlu ada buktinya. Gimana kalo kita nguntik Natasya?" usul Yani. "Gue sih gak mau ikutan ya," Zahra cepat-cepat angkat bicara. "Gue sih mau-mau aja ye. Emang dah curiga gue sama Natasya," sahut Tati. "Gak tau ah. Gue mau sendiri dulu. Makasih udah mau dengerin gue girls," ucap Sahira yang langsung kembali ke mejanya. Ketiga sahabatnya kini saling bertatapan dengan ekspresi bingung.
...
Sehabis dari kantin, kaki kurus Natasya melangkah menuju sebuah ruangan yang biasa digunakan untuk menyimpan barang-barang milik sekolah__yang tak lain disebut, gudang__. "Tumben mau ketemuan. Dah lama ya..." ucapnya pada seseorang yang sudah menunggunya, "Rifa," lanjutnya. "Gue cuma mau Lo jauhin Yudith! Kalo gak..." "Kalo gak kenapa?" Natasya memotong ucapan Rifa dan melangkah maju membuat gadis di depannya itu kini terpojok. "Bukannya Lo gak suka sama si Zahra? Gue di sini buat bikin hubungan mereka jadi ancur tau gak?" jelas Natasya.
Rifa menatap gadis itu yang juga kini menatapnya seperti merendahkan dirinya. "Gue tau!" ucap Rifa seraya mendorong tubuh Natasya agar menjauh darinya, "Tapi bagaimanapun juga, biar gue aja yang ngatasin masalah ini! Gue gak butuh orang luar yang cuma mau banyak cowok deketin Lo karena kecantikan Lo buat Lo manfaatin doang!" papar Rifa.
"Hahahaha! Terus mau Lo apa? Dengan Lo yang gak disukai Yudith ini masih merasa diri Lo sanggup di samping dia?" Rifa merasa tertekan setelah Natasya berkata begitu. Kini Natasya kembali tersenyum sinis sambil memutar bola matanya malas, "Ngaca, Woy!" ucap Natasya sambil mendorong Rifa sampai gadis itu terkapar di lantai. Kemudian ia tinggalkan.
"CEWEK BANGSAT!!" seru Rifa. Natasya yang mendengar seruan Rifa hanya tertawa sinis sambil melanjutkan langkahnya menuju kelas karena bel masuk sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu.
![](https://img.wattpad.com/cover/156388805-288-k699943.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHRA✓[COMPLETED]
RomanceSeorang siswi bernama Zahra tak sengaja masuk ke dalam kehidupan Yudith yang merupakan seniornya yang juga seorang The Most Wanted di sekolahnya. Siswi bernama Zahra itu terus-menerus memenuhi pikiran Yudith. Apakah yang akan terjadi selanjutnya? Co...