Aku menatap refleksi diri di cermin. Berulang kali aku mengembuskan napas untuk menenangkan diri. Otakku pun terus bekerja untuk mencari cara bagaimana menyamarkan mataku yang bengkak dan pipiku yang lebam ini. Ow ... ow ... jangan lupakan dengan darah yang mengering di sudut bibirku.
Sempat terlintas dipikiranku untuk menyamarkan luka-luka ini dengan make up, tapi apa daya ..., tanganku kurang terampil untuk mengaplikasikannya.
"Ya Tuhan ... apa yang harus aku laku ---" Kalimat monologku terhenti ketika mataku tak sengaja melihat masker yang tergantung tak jauh dari meja belajarku.
"Masker!"
Aku menghampiri mejaku dan menyambar masker berwarna putih itu. Kupakai masker itu dan aku langsung mengamati pantulan diriku di cermin — yang mana wajahku sudah tertutup masker sebagian.
"Perfect!"
******
"Hyeri, gwaencanhayo?" tanya salah seorang siswi yang kebetulan duduk di depanku.
"Geokjeonghajima, nan gwaencanha."
"Kau yakin? Ini pertama kalinya kau memakai masker ke sekolah."
Ia terus menatapku penuh selidik.
Oh ... aku risih dengan tatapan itu, ingin rasanya aku menusuk kedua bola matanya.
"Memangnya kenapa kalau aku pakai masker? Aku hanya ingin meniru idol yang sering pakai masker," alibiku, dan dia hanya membuka mulutnya tanpa ingin bertanya lebih banyak lagi. Baguslah.
Setelah gadis yang di depanku ini sibuk kembali dengan dunianya, aku menolehkan kepalaku ke arah bangku Taehyung yang kosong melompong.
Kemana anak itu? Tidak biasanya ....
Ada dua kemungkinan kenapa Taehyung tidak ada di kelas. Pertama, dia memang belum datang. Kedua, dia sedang bersantai di rooftop --markas kami. Dan kemungkinan kedua adalah hal yang paling mungkin terjadi.
Dan di detik ini pula aku berdiri, kemudian keluar kelas untuk menyusul Taehyung ke tempat persembunyian kami.
Kakiku melangkah menaiki anak tangga yang banyaknya luar biasa demi mencapai tujuanku.
Aku membuka pintu besi ini dengan paksa karena memang pintunya sudah macet. Kedua tungkaiku mengayun memutari sisi atap sekolah ini untuk pergi ke markas kami.
Mataku disambut oleh pemandangan kepulan asap tembakau yang keluar dari mulut seorang pemuda.
Aish ... dia merokok lagi.
"Kim Taehyung!"
Taehyung terperanjat kaget sambil melempar puntung rokoknya ke lantai semen, mata nyalangnya menatap horror ke arahku yang sedang menatapnya balik dengan tajam.
"Kau mengagetkanku!" Tangannya memegang dadanya yang naik-turun.
Aku berjalan menghampirinya, kemudian membanting tubuhku di sofa yang sudah koyak ini. "Aku kecewa padamu," ketusku.
"Sudah dua hari aku tidak merokok, dan itu sangat menyiksa," argumennya.
Aku memelototinya, "Jujur, kau pasti sering merokok tiap pagi, 'kan?!"
"Aniya, hanya pagi ini saja."
Aku mendengkus, "Di saat orang lain sarapan nasi, kau malah sarapan asap tembakau," sindirku sarkastik.
Dia berdecih tak suka, "Di saat orang sakit itu istirahat di rumah, kau malah sekolah dan langsung menyusulku ke rooftop."
"Aku tidak sakit!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[kth] Mr. Genius (on hold)
FanfictionKarena trauma masa lalunya, harus membuat Taehyung terpaksa berpura-pura bodoh dan pemalas di depan semua orang. Namun siapa sangka, ia mempunyai sebuah rahasia besar hingga ia harus berpura-pura. Akankah suatu saat ia menunjukan jati dirinya? Dapa...