"Terima kasih untuk hari ini, sangat menyenangkan! Tapi maaf jika kita harus terganggu oleh makhluk yang bernama Seokjin itu."
Taehyung hanya tertawa kecil sambil menepuk pelan kepalaku. "Tidak apa-apa. Tolong bilang padanya, terima kasih atas makan siang gratisnya."
Aku tahu disela ucapannya terbesit rasa sakit yang tersirat.
Bagaimana tidak? Setelah kepergok bermain arkade berduaan, Seokjin mengajak kami makan siang bersama. Di sana ia hanya memperhatikan Seokjin yang terus memperlakukanku istimewa.
Aku pun merasa bersalah.
Belum lagi, Seokjin terus bilang tentang perjodohan sialan itu. Terkadang, tangannya dengan kurang ajar merangkul bahuku walaupun aku sudah menepisnya. Taehyung yang melihatku dari seberang meja tadi, hanya bisa membuang wajahnya kesal tanpa bisa berbuat apapun.
"Aku akan datang ke tempat olimpiademu besok!" seruku sebelum kami benar-benar berpisah.
"Kau harus sekolah."
Aku menggeleng. "Aku ingin melihatmu! Aku ingin menyemangatimu lalu mentraktirmu makan siang!"
"Jangan salahkan aku jika kau dimarahi karena membolos."
"Tidak akan."
Setelah berpamitan, tungkainya melangkah pelan ke jalanan.
Sebelum ia menjauh, aku membeo lagi, "Maaf karena telah menyakitimu."
Aku tidak berteriak atau pun berbicara lantang, tapi keheningan malam mampu menghantarkan suara sepelan apa pun.
Taehyung berhenti lalu berbalik sebentar dengan senyuman tulusnya. "Kau tidak menyakitiku, tidak usah meminta maaf. Sekarang masuklah ke dalam! Di luar dingin." Tangannya melambai sebelum aku sempat mengucapkan sepatah kata.
Dia memang jago berbohong, aku tahu itu.
***
"Dari mana saja kau?"
Tubuhku menegang tatkala baru saja membuka pintu, Nyonya Besar Song Miyeon menatapku tajam dengan lengan yang terlipat di dada.
"A-aku ... aku hanya jalan-jalan sebentar dengan temanku."
"Teman? Teman yang mana? Jangan bilang teman yang kau maksud adalah bocah kampungan itu."
"BUKAN! Maksudku, bukan, Bu."
Sengaja aku berbohong karena aku takut. Biarpun hubunganku dengan ibu sudah membaik, tetap saja jika menyeret Taehyung dalam pembicaraan itu sangatlah berbahaya.
Bahaya bagi Taehyung dan nasibku kedepannya.
Ibu mengembuskan napas lega seraya menurunkan tangannya. "Syukurlah. Kalau kau ketahuan sedang bermain dengannya, ibu akan mengirimmu ke luar negeri."
Deg ....
"L-luar negeri? Ke mana?"
Ibu mengedikkan bahu. "Antara Jepang dan Eropa."
Ancaman yang menakutkan.
Aku masih bergeming memikirkan bagaimana ibu mengirimku ke sana, namun aku tersadar saat salah satu maid menuntun tanganku.
Saat aku menoleh, ibu sudah melenggang pergi dari tempatnya, aku sendiri sedikit berontak untuk melepaskan diri.
"Aku mau dibawa ke mana?!"
"Tenang, Nona, Anda hanya akan didandani untuk acara makan malam dengan keluarga calon besan."
What the fuck?!
KAMU SEDANG MEMBACA
[kth] Mr. Genius (on hold)
FanfictionKarena trauma masa lalunya, harus membuat Taehyung terpaksa berpura-pura bodoh dan pemalas di depan semua orang. Namun siapa sangka, ia mempunyai sebuah rahasia besar hingga ia harus berpura-pura. Akankah suatu saat ia menunjukan jati dirinya? Dapa...