09. Sorry?

3.2K 474 25
                                    

"Ssaem datang, ssaem datang!" teriak salah seorang siswa sembari berlari masuk ke kelas. Karena teriakannya, siswa yang tadinya asyik dengan dunianya sendiri sontak langsung berlarian untuk duduk di kursi masing-masing. Tak terkecuali aku yang tadinya sedang mengganggu tidur pagi Taehyung.

Aku berdiri untuk memberi salam. "Selamat pagi, ssaem," ucap kami serentak sambil membungkuk sopan.

"Pagi anak-anak," sapa sang guru sebagai kata pembuka. "Sebelum memulai pelajaran, tentunya kalian tidak lupa 'kan tugas kelompok minggu lalu?"

OH MY LORD!

Aku lupa tugas kelompok itu.

Aku menengok ke arah bangku Taehyung, untung saja dia sudah bangun walaupun terlihat jelas kalau dia masih sangat mengantuk.

"Tae!" panggilku pelan, takut ketahuan guru.

Taehyung tidak merespon, mungkin karena suaraku terlalu lirih hingga tidak kedengaran olehnya.

Aku tidak menyerah, aku merobek kertas dari buku catatanku. Aku meremasnya hingga menjadi berbentuk bola kertas. Tapi sebelumnya, aku menuliskan pesan untuk disampaikan pada Taehyung perihal tugas kelompok ini. Setelahnya, aku melemparkan remasan kertas itu ke arahnya.

Taehyung menoleh ke arahku dengan raut wajah kesal. "Mwoya?!" ujarnya dengan gerak mulut tanpa suara.

"Tugas kelompok kita bagaimana nasibnya?!" balasku dengan gerak mulut juga.

Taehyung memutar bola matanya malas, kemudian ia merogoh tasnya yang ada di atas meja dan mengeluarkan sebuah buku catatannya. Ia mengangkat buku itu tinggi-tinggi sambil menatap ke arahku. "Aku sudah mengerjakannya."

Aku berkedip beberapa kali.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

"Kau mengerjakannya sendiri?!" Aku berucap kaget, walaupun masih berbisik.

Taehyung mengangguk, kemudian ia mengulurkan tangannya yang memegang buku padaku. "Kau yang mengumpulkannya," katanya.

Aku pun beringsut dari kursi dan berjalan bebek menuju bangku Taehyung supaya tidak ketahuan ssaem.

Taehyung memberikan catatannya, kemudian aku berdiri dan berjalan menuju meja guru untuk mengumpulkan tugasnya.

Aku menyerahkan tugasku, ssaem pun membuka lembaran demi lembaran tugas karena iseng ingin memeriksanya. Namun saat aku berbalik, tiba-tiba ssaem memanggil namaku.

"Nona Lee, dengan siapa kau berkelompok?" tanya ssaem.

Aku menunjuk Taehyung, "Saya satu kelompok dengan Taehyung."

Seketika raut wajah wanita paruh baya ini berubah menjadi raut tak percaya.

"Benarkah?" tanyanya memastikan.

Aku pun mengangguk.

"Nona Lee, di antara semua kelompok, hanya tugasmu saja yang isinya sangat lengkap, jelas, dan mudah dipahami, pasti kau mengerjakannya sendiri, kan?"

"Ti-tidak."

Dan sepertinya si Ladykiller ini tidak percaya pada omonganku, aku jadi tidak enak dengan Taehyung.

Ssaem pun memersilakan aku duduk lagi. Sekilas aku menengok ke arah Taehyung yang raut wajahnya nampak datar memandang guru yang ceramah di depan sana.

************************************

"Permisi nyonya, boleh saya masuk?"

Wanita paruh baya yang tadinya sedang fokus menatap berkas pekerjaan, sontak menolehkan kepalanya ke arah pintu tatkala salah satu anak buah kepercayaannya meminta izin untuk masuk.

[kth] Mr. Genius (on hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang