"Nona Lee, aku tidak pernah sesemangat ini dalam seumur hidupku!" seru Jimin saat kami berdua baru turun dari mobil dan hendak memasuki gerbang sekolah.Aku memutar bola mataku malas, "Terserah kau," ketusku.
Jimin berlari ke arah kerumunan siswa yang sudah bersiap di depan bis, sedangkan aku jalan malas-malasan menghampiri kerumunan itu.
Rasanya ada sesuatu yang kurang dari diriku hari ini. Aku benar-benar tidak bersemangat melakukan apapun. Rasanya ... aku mau tidur saja di kamar.
"Semuanya, masuk ke bis sesuai dengan kelasnya masing-masing!" perintah salah seorang guru memakai megafon supaya suaranya terdengar keras.
Satu-persatu siswa mulai masuk ke dalam bis sesuai kelasnya. Karena acara ini adalah acara angkatan, tentu saja bukan hanya kelasku yang berkumpul pagi ini, melainkan ada 10 kelas.
Aku memilih tempat duduk dekat pintu bis yang belakang, dan menempatkan bokongku ini di yang dekat jendela. Kupasangkan earphone ditelingaku dan aku mulai memutar musik yang berdentum-dentum. Namun, duniaku terganggu karena seseorang tiba-tiba duduk di sampingku.
"Annyeong, calon ipar," sapanya sambil tersenyum.
Aku melepas earphone-ku sebelah, "Aku bukan calon iparmu," ketusku.
"Ey ... sayangnya, perjodohan kalian sudah mutlak," bualnya.
Aku membuang wajahku ke jendela, jengah dengan ocehan Namjoon yang terus membahas kakaknya.
Mesin bis dinyalakan, sang supir mulai melajukan mobilnya. Baru saja 5 meter berjalan, seseorang mengehentikan bis ini dengan berdiri di depan.
Bocah itu cari mati.
Karena penasaran, sontak seisi bis pun mengintip melalui jendela siapa kah bocah yang ingin cari mati itu.
Aku tidak dapat melihat jelas siapa orang itu, yang kulihat hanya lah kakinya yang sudah melangkah masuk ke dalam bis.
Bola mataku membulat saat mengetahui siapa orang yang nekat memberhentikan bis tadi.
Ternyata Taehyung.
Diam-diam senyumku mengembang. Ada rasa bahagia yang menjalar ditubuhku saat tahu kalau Taehyung jadi ikut ke Taebaek. Tapi di sisi lain, aku merutuki Taehyung bocah bodoh karena dia datang terlambat ---hampir di tinggal.
"Joeseonghamnida." Taehyung membungkuk menyampaikan permintaan maafnya sebelum ia duduk di tempat kosong yang ada di barisan paling belakang.
Aku menengok ke belakang, tepatnya ke arah Taehyung, namun ia tidak melihatku.
Aku merogoh saku jaketku untuk mengambil ponselku, kubuka aplikasi chat untuk mengirim pesan pada Taehyung.
Hyeri : Pabo! Hampir saja kau di tinggal.
Tak lama kemudian, Taehyung membalas.
Taehyung : Keputusanku mendadak, aku baru saja menyiapkan barang-barangku tadi pagi.
Hyeri : ㅋㅋㅋ
Taehyung tidak membalas lagi, saat kutengok ke belakang, ternyata ia sedang menyamankan posisinya untuk tidur.
Biarlah, mungkin dia lelah.
*****************************************
Kurang lebih tiga jam perjalanan kami lalui. Sepanjang perjalanan aku terjaga karena suasana berisik dari kumpulan orang-orang 'gila' yang berkaraoke ria.
Pemandu bis memberi instruksi-instruksi tertentu yang pastinya tidak kudengarkan karena membosankan, di sambung oleh guru wali kelasku yang mengumumkan tentang pentas seni yang akan di gelar di malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[kth] Mr. Genius (on hold)
FanfictionKarena trauma masa lalunya, harus membuat Taehyung terpaksa berpura-pura bodoh dan pemalas di depan semua orang. Namun siapa sangka, ia mempunyai sebuah rahasia besar hingga ia harus berpura-pura. Akankah suatu saat ia menunjukan jati dirinya? Dapa...