34. Dating

3K 396 80
                                    

Taehyung itu manusia yang paling menyebalkan di dunia menurut versiku.

Semalam, ia menciumku. Hal itu sudah bisa disimpulkan kalau dia menyukaiku. Benar, bukan?

Tapi kenyataannya, di sini hanya aku bertingkah seolah menyukainya sepihak. Saat aku berpapasan dengannya, aku salah tingkah sendiri, sedangkan dia bertingkah seolah tidak pernah terjadi apa pun di antara kami.

Saat aku masuk ke kelas dan tak sengaja mata kami bertabrakan, aku memutar balik keluar dan menunggu Taehyung tertidur atau lengah. Sedangkan dia bersikap biasa saja.

Di saat jam istirahat dan aku hendak ke kantin sekolah, tak sengaja juga aku berpapasan dengannya yang hendak pergi ke perpustakaan. Dan yah ..., dia menyapaku seperti biasa. Tidak ada perasaan canggung yang terjadi di dalam dirinya. Aku sendiri salah tingkah dengan wajah yang sudah seperti kepiting rebus saat Taehyung menyapaku.

Benar-benar menyebalkan.

****

"Hyeri."

"Ne, ssaem?"

"Bisa antarkan kotak P3K ini ke UKS?"

"Tentu saja."

Aku menyambar kotak P3K ini dan keluar dari ruang guru untuk pergi ke UKS.

Setelah pelajaran selesai tadi, semua ketua kelas diperintahkan ke ruang guru karena ada pengumuman penting, katanya.

Guru yang memberikan pengumuman tadi memang terlihat kurang baik namun tetap profesional. Tangannya dibalut perban dan di kemejanya terdapat bercak darah. Wajahnya pucat karena kehilangan banyak darah. Guru itu memang memiliki penyakit hemofilia.

Aku menyimpan kotak P3K di tempat yang seharusnya. Sebelum keluar, tak sengaja retina mataku menangkap salah satu tirai yang menyekat tiap tempat tidur tertutup. Biasanya jika tidak ada orang, semua tirai akan dibuka.

Orang gila mana yang tertidur di UKS saat pulang sekolah?

Aku mendekati tirai itu perlahan, mengintip sedikit ke dalam untuk melihat siapa yang berada di sana.

Aku menghela napas panjang saat melihat orang yang tertidur di atas ranjang medis.

Itu Taehyung.

Batinku berkecamuk. Ingin sekali aku membangunkannya, tapi di sisi lain aku malu jika ia melihat wajahku.

Dan kuputuskan untuk menungguinya saja sampai ia terbangun. Kasihan jika ia sendirian di sini.

Aku mengambil kursi yang tak jauh letaknya dariku, kemudian duduk di atasnya. Mataku menelisik pahatan wajah Taehyung yang tertidur seperti bayi.

"He he ... imut."

Aku bersumpah, Taehyung terlihat imut sekarang. Pipinya yang dulu kurus, kini sedikit berisi. Aku bersyukur ia tidak menyiksa diri lagi dengan cara melaparkan diri karena masalah ekonomi.

.
.
.
.
.

"Apa kau melihat Non—maksudku Hyeri?"

Orang yang ditanyai menggeleng.

Jimin frustasi. Sepulang sekolah tadi ia lengah dan berakhir Hyeri hilang entah ke mana.

Pemuda kekar berwajah imut itu mencari setiap sudut sekolah, tapi ia tidak menemukan titik terang.

Tentu saja ia tidak menemukan Hyeri karena Jimin hanya memeriksa sudut sekolah yang biasa dikunjungi gadis itu.

Jimin kembali mencari Hyeri ke halaman belakang sekolah yang terdapat lapangan futsal di sana.

[kth] Mr. Genius (on hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang