16. The life

2.9K 412 14
                                    

Semoga suka dengan part ini, happy reading ^^

______________________________________

Bel telah berbunyi di pukul sepuluh, itu berarti waktunya kami istirahat.

Lee Guk Jo seonsaengnim -selaku guru sejarah Korea -langsung membereskan barang-barangnya yang berada di atas meja ke dalam tas minimalisnya. Ia pun langsung berdiri setelah dirasa tidak ada barang yang tertinggal.

"Baik anak-anak, cukup sekian pelajaran hari ini, sampai jumpa minggu depan." Kemudian mata nyalangnya mengedar ke seluruh penjuru kelas dan langsung mengunci salah satu objek, "Kim Taehyung-ssi," panggil Lee ssaem.

Orang yang dipanggil pun segera menegakkan kepalanya. "Ne, ssaem?"

"Ikut aku sekarang," titah Lee ssaem, kemudian Taehyung langsung berdiri dan mengekori guru sejarah itu.

Aku yang penasaran pun ikut berdiri untuk mengikuti Taehyung. Tapi saat aku hendak berjalan, seseorang mencekal tanganku.

"Lepaskan aku, Jim!" bentakku pada Jimin.

"Kau mau kemana, nona Lee?" tanyanya.

"Bukan urusanmu," ketusku.

"Nona -"

"Panggil aku Hyeri!"

"Ne, Hye-ri," dia berucap dengan ragu, "Kau mau kemana?"

"Toilet."

Jimin pun akhirnya melepas cekalannya, buru-buru aku berjalan cepat supaya tidak tertinggal oleh Lee ssaem dan Taehyung.

Dari lensa mataku, Taehyung dan Lee ssaem masuk ke sebuah ruangan yang memang merupakan sarangnya departemen keuangan sekolah. Dan kalau boleh aku menebak, sepertinya Taehyung menunggak uang sekolah lagi.

Aku menyandarkan punggungku ke dinding tepat di samping pintu yang tertutup rapat. Tak jarang siswa yang berlalu-lalang pun menatapku dengan tatapan heran.

Hey! Memangnya siapa di sekolah ini yang tidak mengenal Lee Hyeri? Wajar saja mereka heran karena aku berdiri di depan ruang departemen keuangan -ruangan khusus untuk memanggil siswa yang menunggak biaya sekolah.

Seorang Lee Hyeri tidak mungkin punya tunggakkan biaya sekolah.

Oke, sudah cukup menyombongkan dirinya.

Setelah sekitar lima belas menit menunggu, Taehyung keluar dengan mimik wajah yang tak dapat kuartikan.

Aku berdehem, "Annyeong?"

Taehyung menoleh karena mendengar suaraku, "Sejak kapan kau di sini?"

"Sejak -tadi?"

Taehyung manggut-manggut dengan lemah.

"Mau ke rooftop?" ajaknya, dan aku mengangguk antusias.

______________________________________

Taehyung langsung membanting dirinya ke sofa, diikuti olehku yang duduk perlahan dengan anggun.

Sok anggun, lebih tepatnya.

Beberapa kali, aku mendengar Taehyung terus mengembuskan napasnya panjang. Sepertinya dia punya banyak beban hidup.

"Hyeri ...." panggilnya, tapi tanpa melihat ke arahku.

"Mwo?"

"Maaf aku lancang, tapi ... bolehkah aku pinjam pahamu? Aku ingin tidur sebentar." Permintaan Taehyung yang satu ini cukup membuatku tercengang.

[kth] Mr. Genius (on hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang