"Sudah bangun?"
Kalimat itu adalah hal yang pertama kali kudengar saat aku bangun dari tidur siangku.
Awalnya, aku mengira kalau yang bertanya tadi adalah Taehyung. Namun aku keliru, ternyata orang lain.
Dia, pria yang sedang duduk didekatku, meletakkan pisau dan apel yang sedang dikupasnya, kemudian ia mengalihkan pandangannya padaku ---walaupun aku membuang muka karena malu.
"Kau tidur nyenyak sekali."
"Y-ya, tadi aku ketiduran," jawabku asal.
"Kenapa kau memalingkan wajahmu ke jendela? Aku ada di sini."
Ya, aku tahu dia ada di sana. Di sampingku.
"Uhm ... aku malu bertemu denganmu, oppa. Ka-karena aku pernah mempermalukanmu." Aku berucap dengan terbata.
Dia tertawa. Dan jujur saja, tawanya lucu. Unik. "Lupakan itu. Lagipula, kau terlihat lucu saat kabur, dan juga cerdik. Aku saja sampai tertipu."
Telinga dan pipiku panas menahan malu. Bisa-bisanya ia membahas secara gamblang kejadian memalukan saat hari perjodohan bodoh itu.
"Kau mau apel? Aku baru saja mengupasnya untukmu," tawarnya.
"Tidak, terima kasih."
"Kau sudah makan? Aku membawa sesuatu dari rumah, dan itu masakanku sendiri," tawarnya lagi.
"Tidak, oppa. Terima kasih."
Terdengar helaan napas dari belakangku. "Ayolah, setidaknya lihatlah aku."
Perlahan, aku membalikkan badanku. Senyum pemuda itu mengembang saat mata kami bertubrukan, dan itu membuatku malu.
"Wajahmu merah," celetuknya.
"Iya, aku tahu. Lagipula, untuk apa kau ada di sini? Di mana temanku?"
"Aku datang menjengukmu. Perihal temanmu, aku tidak tahu."
Tanganku meraba-raba mencari ponselku di atas nakas.
"Ponselmu sedang di isi daya," celetuknya.
"Kenapa tidak bilang?"
"Kau mau ponselmu?" Aku mengangguk sebagai jawaban.
Seokjin berdiri dan berjalan menuju sofa yang di mana ponselku sedang di isi dayanya di dekat sana.
Mencabut kabel, kemudian ia kembali duduk dan menyerahkannya padaku.
Aku langsung mencari ruang obrolanku dengan Taehyung di Kakaotalk-ku dan langsung mengiriminya pesan.
Hyeri : Apa kau masih belajar? Kapan kau ke sini?
Baru saja terkirim, tanda 'telah di baca' pun muncul.
Tapi ..., Taehyung tak kunjung membalas.
"Ada masalah?" Seokjin tiba-tiba bertanya.
"Tidak ada," jawabku singkat.
"Oh ya, sebentar lagi ibuku dan Namjoon akan ke sini, mungkin sekitar 5 menit lagi."
Dalam hati, aku tidak mau dijenguk siapa pun selain Taehyung. Bahkan oleh Seokjin pun aku tidak mau.
Seokjin bilang, ibu dan adiknya akan datang 5 menit lagi. Namun nyatanya, mereka datang setelah waktu bergulir sekitar 20 menit.
"Aigoo ... Hyeri-ya, maaf aku terlambat." Ibunya Seokjin menghampiriku dengan cemas langsung mencium keningku.
Aku yakin, pasti ada noda lipstick di perbanku.
"Hai, Ketua. Apa kakakku menjagamu dengan baik?" ujar Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
[kth] Mr. Genius (on hold)
FanfictionKarena trauma masa lalunya, harus membuat Taehyung terpaksa berpura-pura bodoh dan pemalas di depan semua orang. Namun siapa sangka, ia mempunyai sebuah rahasia besar hingga ia harus berpura-pura. Akankah suatu saat ia menunjukan jati dirinya? Dapa...