"Hyeri ...! Akhirnya kau masuk juga!"
Aku menarik bibirku ke atas ketika teman-temanku menyambut kedatanganku ke kelas.
"Kenapa kau memakai topi? Suhu hari ini tidak terlalu dingin, menurutku," ujar salah satu teman sekelasku.
Aku menyentuh topi yang kupakai, topi ini adalah topi pemberian Taehyung tempo lalu. "Ini? Sebagian rambutku botak bekas operasi, dan aku belum bisa mengekstensi rambutku." Ia mengangguk paham.
Aku mendekati mejaku, sedangkan mataku tak lepas dari seorang pemuda yang sedang meraih mimpinya di meja.
"Kau sedang memperhatikan Taehyung, ya?"
Aku tersentak, ketika tiba-tiba seseorang mengajakku berbicara.
"A-ah ... aku hanya penasaran, berapa lama dia tertidur?"
Gadis yang tadi membuyarkan lamunanku hanya mengendikkan bahunya. "Entahlah, sepertinya dia datang ke sekolah pagi-pagi sekali dan langsung tidur di mejanya, karena saat aku masuk dia sudah seperti itu."
Aku hanya mengangguk sebagai respons.
Jika kuperhatikan lamat-lamat, dia tertidur seperti orang mati. Bahkan di mataku, dia tidak terlihat bernapas. Apa dia baik-baik saja?
kuputuskan untuk mendekatinya dan duduk di kursi bangku di depannya. Aku menyentuh tangannya yang ukurannya cukup besar untuk laki-laki kurus semacam Taehyung. Jarinya bergerak pelan saat kulit kami bersentuhan, tak lama kemudian, matanya membuja perlahan-lahan.
"Akhirnya kau masuk sekolah," ucapnya dengan yang serak.
"Bukannya menyambutku, kau malah tertidur."
Ia kembali membenamkan wajahnya dilipatan tangan. "Aku pusing dan mengantuk." Suaranya sedikit meredam.
"Setidaknya kau harus melihatku memakai topi darimu."
Ia sedikit mendongak untuk melihat kepalaku. "Kau cocok memakai itu," ujarnya, kemudian kembali membenamkan wajahnya yang kusut itu.
Menyebalkan. Sangat.
Karena aku terlanjur dibuat kesal olehnya, aku kembali ke mejaku, bercengkerama dengan temanku yang lain hingga guru pengajar pun tiba.
*****
Sudah menjadi rutinitasku jika sepulang sekolah, aku selalu membangunkan Taehyung sebelum meninggalkan kelas.
Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku melihat ia tertidur sepanjang pelajaran. Guru yang mengajar pun sempat menduga kalau Taehyung pingsan—nyaris mati—namun dugaan mereka ditelan bulat-bulat karena melihat gerak tubuh Taehyung yang naik-turun karena bernapas.
Aku mengguncangkan tubuhnya sekuat mungkin. "Tae, bangunlah!"
Ia sedikit menggeliat, namun ia kembali tidur.
Karena jengah, aku mengambil tongkat pel, kemudian aku memukul meja Taehyung sekeras mungkin sampai pemuda itu terjungkal sampai jatuh karena kaget.
"LEE HYERI!" Ia membentakku, tapi aku membalas melotot padanya.
Aku membantunya berdiri. "Salahmu sendiri tidur seperti orang mati! Aku sudah jutaan kali membangunkanmu!"
Taehyung mengusap bokongnya, mendengkus kesal, menyambar tasnya dengan emosi, kemudian berjalan keluar kelas meninggalkanku yang masih berdiri di tempat yang sama.
"Hey! Kau marah padaku?" Aku mengejarnya hingga keluar, namun ia benar-benar terlihat emosi.
"Tae, aku minta maaf." Ia tidak mendengarku sama sekali.
"Kim Taehyung!" Aku berteriak, dan itu berhasil membuat pemuda kurus itu menghentikan langkahnya dan berbalik.
"Wae?!"
"Aku minta maaf!"
"Aku sudah memaafkanmu!"
"Tapi kenapa kau masih terlihat marah?!"
"Karena kau menyebalkan!"
Ekspresiku berubah cemberut, mataku kini terfokus pada ujung sepatu yang kupakai. "Aku tahu aku menyebalkan, aku hanya ingin membangunkanmu," cicitku.
Aku masih menunduk. Kumainkan jari-jariku sambil menunggu balasan apa yang akan kudapat dari Taehyung. Namun tanpa diduga, sepasang kaki berdiri di depanku.
Aku menegakkan kepalaku dan yang kulihat adalah dada bidang pria berbalut seragam yang di sisi sebelah kirinya terdapat nametag "Kim Taehyung".
Tangan besarnya terulur membetulkan topiku yang sedikit miring. "Jangan diulangi lagi, yang kaulakukan itu benar-benar mengesalkan."
Tapi menurutku, sikap Taehyung yang seperti inilah yang mengesalkan. Hanya tindakan kecilnya, aku terbawa suasana.
"Ayo pulang," ajaknya, dan aku mengangguk.
*****
"Tae, kau yakin akan langsung pulang?" tanyaku saat ditengah perjalanan.
"Sebenarnya, aku ada janji dengan seseorang."
"Siapa?"
"Rekan tim olimpiadeku. Rencananya kami akan belajar di perpustakaan kota."
"Boleh aku ikut?"
Taehyung mengangguk. "Tentu, tapi aku yakin kau pasti bosan."
"Aku tidak akan bosan, lagi pula aku tahu hal yang paling membosankan selain melihat orang belajar."
"Apa itu?"
"Melihatmu tidur di kelas seperti orang mati."
"YA! Jugeullae?!" (Hey! Mau mati?!)
Aku terbahak melihat wajah kesalnya yang tampak ingin memukulku habis-habisan. Taehyung terlihat lucu jika kesal karena digoda seperti ini.
Aku terus terbahak sampai tak sadar aku menyeberang jalan tanpa melihat-lihat. Hampir saja aku tertabrak kalau Taehyung tidak segera menarikku.
"Bodoh! Kalau kau mati, bagaimana?!"
Aku sendiri masih syok, karena aku hampir tertabrak truk besar yang entah membawa muatan apa.
Kami melanjutkan perjalanan, namun bedanya dengan yang tadi, kini Taehyung menggamit tanganku kuat-kuat supaya kejadian tadi tidak terulang lagi.
Apa dia tidak tahu kalau jantungku berpacu lebih cepat dari biasanya?
******************
Maafkan daku yang jarang update ini, yg liat bacotanku di sg, pasti ngerti ... hehe ....
KAMU SEDANG MEMBACA
[kth] Mr. Genius (on hold)
FanfictionKarena trauma masa lalunya, harus membuat Taehyung terpaksa berpura-pura bodoh dan pemalas di depan semua orang. Namun siapa sangka, ia mempunyai sebuah rahasia besar hingga ia harus berpura-pura. Akankah suatu saat ia menunjukan jati dirinya? Dapa...