Wanita itu terus memasukkan helaian pakaian ke dalam koper. Hal itu tentunya mengundang rasa penasaran dari pria yang duduk di ranjang.
"Tolong katakan padaku kalau kau mengemasi bajumu untuk menunggui Hyeri di rumah sakit."
Kegiatan mengemas baju pun terhenti tatkala pria itu membuka mulutnya.
"Aku sudah keterlaluan. Hyeri membenciku, dia pasti tidak mau bertemu denganku. Aku ingin menenangkan diri di rumah orangtuaku."
"Song Miyeon ..., kau ibunya. Dia lebih membutuhkan kehangatan seorang ibu dibanding ayah," ucap pria itu, yang tak lain adalah Tuan Lee.
Tetesan air mata pun meleleh dari pelupuk mata Nyonya Song. "Hyeri membenciku! Aku tidak ingin Hyeri semakin membenciku kalau aku menunjukkan wajahku di depannya!"
Melihat istrinya yang mulai berteriak, Tuan Lee pun menghampiri wanita itu dan mendekapnya.
"Dia membutuhkanmu."
Nyonya Song masih terisak. "Aku tahu, tapi rasa bencinya lebih besar dari yang kau kira. Jadi tolong, biarkan aku pulang ke rumah orangtuaku."
Tidak yang bisa Tuan Lee lakukan untuk menahan sang istri. Yang ia bisa hanyalah mengizinkannya.
"Baiklah. Tapi jika Hyeri membutuhkanmu, aku akan menjemputmu."
***
Perlahan, aku tersadar sedikit demi sedikit tatkala gendang telingaku menangkap suara-suara di sekitarku.
Mataku mengerjap menyesuaikan diri dengan cahaya, dan samar-samar aku melihat sosok pria yang sedang menelepon seseorang.
Walaupun penglihatanku masih buram, aku tahu kalau sosok pria itu adalah ayah.
"Hnnggh ...." Aku mengerang, hingga ayah menolehkan kepalanya padaku.
"Hyeri?! Kau sudah sadar?!" Ayah menghampiriku dengan tergesa, kemudian ia langsung menekan bel untuk memanggil dokter.
"A-ayah ...," panggilku lirih.
Ayah menggeser kursi untuk duduk, "Iya, ayah di sini."
"Mana Ibu?"
Ayah pun bungkam.
"Ibu pasti sibuk, kan?"
Ayah bungkam, namun beberapa saat kemudian, ia berkata, "Kau ingin bertemu Ibu? Kalau begitu, biar ayah membawanya."
Aku menggeleng, "Tidak usah, aku justru tidak ingin melihatnya."
Ayahku pun mengembuskan napas panjang.
"Wae? Jangan begitu."
"Ayah, aku membencinya! Apa aku benar anak kandungnya?! Ibu bahkan sering menyiksaku." Suaraku lemah. Sungguh. Tapi sarat akan emosi.
Baru saja ayah hendak membuka mulutnya, rombongan dokter dan perawat pun masuk ke ruang inapku.
"Presdir Lee, ternyata Anda di sini," sapa dokter yang akan memeriksaku.
"Ah, ye, aku menunggui putriku." (Yes)
Dokter itu tersenyum, kemudian ia meminta izin untuk mengecek kondisiku.
Setelah serangkaian pemeriksaan selesai, dokter itu berbisik-bisik dengan ayah —sepertinya masalah medis— kemudian beliau pun undur diri dari ruang inapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[kth] Mr. Genius (on hold)
FanfictionKarena trauma masa lalunya, harus membuat Taehyung terpaksa berpura-pura bodoh dan pemalas di depan semua orang. Namun siapa sangka, ia mempunyai sebuah rahasia besar hingga ia harus berpura-pura. Akankah suatu saat ia menunjukan jati dirinya? Dapa...