P A I N F U L : 13

1.8K 356 21
                                    

 




"Lin, ikut nggak?" tanya Hyunjin sambil menyampirkan tasnya di sebelah bahunya.

"Kemana?"

"Nongkrong bareng anak basket."

"Nggak. Gue mau ke Rachel," jawab Guanlin.

Sore ini dia mau ke rumah Rachel. Udah tiga hari ini dia nggak ketemu ceweknya itu.

Kangen

"Hilih bucin," ejek Hyunjin yang nggak dihiraukan Guanlin.

"Gue duluan," pamit Guanlin sambil memakai jaketnya serampangan.

Dia merogoh saku celananya. Mengeluarkan hapenya dari sana.

"Nggak diangkat," gumamnya saat Rachel tidak menjawab panggilannya.

Guanlin memutuskan langsung ke rumah Rachel.

Beneran kangen soalnya mereka biasa setiap hari ketemu.

Guanlin memarkirkan motornya di depan gerbang rumah Rachel. Dia sengaja datang ke rumah ceweknya iti setelah latihan basket.

Tangannya memencet bel rumah mewah tersebut. Nggak lama kemudian, seorang wanita paruh baya keluar.

"Den Guanlin? Cari neng Rachel, ya?" sapa wanita itu lembut.

"Iya, Bi. Rachel udah pulang?" balas Guanlin sopan.

Wanita itu pengasuh Rachel dari kecil.

"Belum, den. Udah satu minggu ini pulang malam terus. Kegiatan sekolah katanya."

Guanlin tersenyum kecut. "Ya udah, Bi. Makasih. Bilangin Rachel kalo saya tadi ke sini, ya?" kata Guanlin akhirnya.

"Saya pamit, Bi." Guanlin melangkah keluar.

Bahunya menurun.

Sibuk lagi sibuk lagi.

Rachel selalu menjadikan sekolahnya sebagai prioritas.

Eskul, Osis, olimpiade dan les. Hidup Rachel nggak jauh-jauh dari itu. 

Rachel juga terlalu berjiwa sosial. Dia lebih sering mementingkan teman-temannya dari pada dirinya sendiri.

Walau bilangnya capek, tapi kalau temen-temennya ngajak nongkrong, Rachel pasti mau.

Guanlin nggak ngerti apa yang Rachel cari.

Selalu kalau Guanlin tegur, kata Rachel "Aku harus rajin belajar, biar bisa kejar cita-cita aku." atau "Organisasi penting tau, biar nanti punya banyak relasi."

Tapi, Guanlin juga butuh perhatian Rachel, 'kan?

Setiap hari emang Guanlin jemput cewek itu. Di sekolah, di tempat les atau tempat nongkrong sama temen-temennya.

Guanlin rela nganterin Rachel kemanapun seharian.

Kenapa?

Karena Guanlin pengen punya quality time sama ceweknya itu.

Tapi sekarang, Rachel makin sibuk sama urusannya.

Dan nggak memungkiri kalau itu jadi salah satu alasan Guanlin mencari kebahagiaan yang lain.

Dia anak tunggal. Di rumah selalu sendirian. Orang tuanya worker holic. Tipe yang akan memberikan apapun yang Guanlin inginkan.

Tapi nggak untuk kasih sayang.

Guanlin tau pasti Papa dan Mama menyayanginya. Mereka bekerja sepanjang hari untuknya.

Dan Guanlin baru menyadari itu saat bertemu Karin.

P A I N F U L ✘ [RE-PUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang