be a good readers, please
Warning ⚠️
part ini gembel sekali
"Makan lo, nggak makan mati." Hyunjin melempar keripik kentang di tangannya ke arah Guanlin.
Pemuda itu duduk melipat kaki di sofa ruang tamu Guanlin. Meneguk sirup yang tadi dibuatnya sendiri.
"Puasa, bego!" Umpat Guanlin.
"Hah? Oh iya lupa," jawabnya dengan wajah bodoh.
Dia kembali memasukkan keripik kentang ke dalam mulutnya. Iya Hyunjin nggak puasa. Bukan nggak kuat puasa atau nggak karena nggak sahur. Karena pemuda itu memang tidak wajib puasa.
"Nggak dicari nyokap lo jam segini belum balik?" Hyunjin melirik jam besar di ruang tamu Guanlin. Sudah hampir pukul empat sore. Biasanya Maminya akan menyuruhnya pulang sebelum jam tiga sore.
Sudah pernah dibilang 'kan kalau Hyunjin itu anak Mami? Kemana-mana harus ijin dulu sama Maminya.
"Udah ijin ke rumah lo," jawabnya.
Maminya memang tidak sekejam Mamanya Rachel soal nilai akademik, tapi soal pergaulan, kebersihan dan makanan Hyunjin selalu diperlakukam seperti anak kecil.
"Yah, nggak minum susu Mami lo, dong," ledek Guanlin.
Hyunjin melirik Guanlin malas. "Bacot!" Umpatnya.
Dia mengeluarkan satu batang rokok dari dalam bungkusnya, menyalakannya dengan korek lalu dia hirup ujungnya.
"Dompet Ayin udah lo kasih?" Tanya Guanlin.
Ngomong-ngomong soal dompet, Hyunjin jadi ingat sesuatu. Dia merubah posisi duduknya jadi senyaman mungkin.
"Oh iya, kemarin pas gue kasih dompetnya, Ayin lagi sama Jeno."
Telinga Guanlin otomatis melebar mendengar nama itu.
"Gue kelepasan bilang dompetnya dari elo, Jeno denger. Kayaknya dia marah."
"Terus nih, tadi pagi gue liat Ayin berangkat sendiri. Masih marahan kayaknya," lanjut Hyunjin menggebu. Persis seperti ibu-ibu kompleks kalau lagi gosip.
Guanlin menghela nafasnya pelan. Menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.
"Gue... kayaknya mau nyerah aja," katanya pelan. Hyunjin menyernyit bingung.
"Ayin kayaknya emang udah nggak peduli sama gue," lanjutnya.
Hyunjin menghentikan kegiatannya memasukkan keripik kentang ke mulutnya.
"Nggak peduli gimana? Tadi malam dia yang bawa lo ke rumah sakit, ditungguin lagi."
Hyunjin sempat bertemu Karin kemarin malam saat menjemput Guanlin di rumah sakit. Gadis itu bahkan menitipkan Guanlin padanya. Makanya dia tidak percaya kalau Guanlin bilang Karin sudah tidak peduli padanya.
"Lo tau Karin bilang apa kemarin waktu gue bilang, gue masih sayang sama dia?" Guanlin masih mengingat dengan jelas apa yang Karin katakan kemarin.
Dia tersenyum kecut. "Dia bilang dia udah punya Jeno, Jin," lanjutnya putus asa.
Dia jelas tau maksud Karin. Gadis itu menyuruhnya berhenti secara tidak langsung.
Hyunjin jadi ikut prihatin. Melihat Guanlin Hyunjin jadi bersyukur, karena setidaknya walau dia punya Mami super rempong dan overprotective, hidupnya tidak serumit Guanlin, Karin, Jeno maupun Rachel.
KAMU SEDANG MEMBACA
P A I N F U L ✘ [RE-PUBLISH]
Teen FictionMencintai dan Dicintai adalah manusiawi. Tapi apa yang terjadi jika kalian dicintai sekaligus mencintai dua orang yang berbeda dalam waktu yang sama? Sama seperti Karin yang diharuskan memilih antara Jeno, laki-laki yang secara terang-terangan menga...