Be a good readers, please.
Pagi ini adalah pagi paling suram buat Karin. Dari sejak dia bangun, aura gelap sudah menyelimutinya.
Dia malas berangkat sekolah. Dia takut bertemu teman sekolahnya. Dia nggak mau ketemu Jeno. Dia takut. Rasa bersalahnya semakin besar saat dia meninggalkan cowok itu di lapangan kemarin.
Karin takut ketemu fans Jeno. Sejak semalam instagramnya ramai komentar yang membuatnya harus menonaktifkan fitur komentar dan mem-private akunnya.
Kebanyakan dari mereka menyalahkannya. Mengatakan kalau dia cewek nggak tau malu yang dengan nggak tau dirinya menolak cowok kayak Jeno.
"Nggak sarapan, Yin?" Tanya Mama waktu Karin turun dari kamarnya lalu pamit berangkat.
"Nanti aja di sekolah, Ma," jawabnya.
"Berangkat sama siapa kamu? Bang Jihoon belum bangun."
"Naik bis aja nggak papa." Karin meneguk setengah gelas susu yang Mama buat untuknya.
"Nggak sama Jeno?" Karin menggeleng pelan. "Nggak, Ma."
"Kenapa? Masa pacarnya nggak dijemput." Karin menghela nafas pelan.
"Jeno bukan pacar Ayin, Ma," katanya putus asa.
Jadi makin bad kan mood nya.
Setelahnya Karin pamit. Dia jalan keluar dari kompleks rumahnya sampai halte yang berada di dekat gerbang perumahannya.
Sepanjang jalan Karin memikirkan bagaimana cara menghindari Jeno sepanjang hari ini. Dan menyiapkan mental tentunya, buat menghadapi fans cogan sekolah. Karena Jeno nggak akan jadi pelindungnya lagi.
Dan benar saja. Begitu Karin menjejakkan kakinya di sekolah, tatapan menusuk dia dapatkan sepanjang jalan dia ke kelas. Padahal dia sudah berangkat cukup pagi.
Karin memejamkan matanya sesaat. Mencoba menulikan telinga walau ucapan mereka masih terlihat jelas.
Di kelas udah ada Jaemin sama Haechan yang tumben banget datang sepagi ini. Karin merasa aneh dengan tatapan dua manusia itu. Mereka yang biasanya berisik sok asik gitu, pagi ini mengabaikan keberadaan Karin.
Lalu sebelum Haechan dan Jaemin keluar kelas, Karin dengar mereka bisik-bisik "Nggak mau ikut campur. Tapi gimana, Jeno temen gue," kata Haechan.
"Cantik sih, tapi sok jual mahal. Yang lebih cakep banyak padahal," sahut Jaemin yang kemudian tertawa lebar.
Dan Karin bersumpah, itu kalimat paling menyakitkan yang dia dengar. Kalau ucapan fans Jeno nggak dia ambil hati. Tapi ini? Haechan sama Jaemin. Temennya sendiri. Dan mereka cowok. Yang mereka katakan adalah murni dari sudut pandang cowok. Jadi, mereka melihat Karin kayak gitu? Dan nggak menutup kemungkinan kalau semua cowok di sekolah beranggapan sama kayak Haechan dan Jaemin sekarang.
.
.
.
Nggak berbeda jauh dengan Karin, pagi ini Jeno juga sangat berantakan. Mukanya kusut kayak nggak mandi. Rambutnya berantakan nggak disisir. Seragam nggak dimasukin celana. Nggak pake dasi. Membuat heran teman-temannya.
"Udahlah, Jen. Cewek banyak. Mau gue kenalin ke yang kayak apa?" tanya Haechan saat sadar Jeno memperhatikan Karin sejak tadi.
Dia merasa sangat bersalah karena sudah membuat Karin jadi bahan bully satu sekolah. Saat baca komentar di instagram Karin semalam, Jeno nggak bisa tidur. Terlebih saat gadis itu mengabaikan pesan dan panggilan darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
P A I N F U L ✘ [RE-PUBLISH]
Fiksi RemajaMencintai dan Dicintai adalah manusiawi. Tapi apa yang terjadi jika kalian dicintai sekaligus mencintai dua orang yang berbeda dalam waktu yang sama? Sama seperti Karin yang diharuskan memilih antara Jeno, laki-laki yang secara terang-terangan menga...