P A I N F U L : 14

1.8K 357 11
                                    
























"Mas, temenin ke fotocopyan, dong." Lami melongokkan kepalanya di ambang pintu kamar Jeno.

"Ngapain? Males ah udah malem," kata Jeno tanpa beralih dari hapenya.

"Buat tugas Mas ih, ayo temenin," pelas Lami.

"Nggak ah nanggung gue lagi main."

Lami menghela nafas kasar kemudian beranjak pergi dari kamar kakaknya itu.

Jeno melirik dari balik hapenya. Kemudian melanjutkan bermain game nya lagi cuek.

"Paling minta temen Ayah," pikir Jeno.

Tapi nggak lama kemudian, terdengar teriakan memekakan telinga dari lantai bawah.

"Mas! Temenin ini adeknya mau fotocopy tugas!"

Jeno berdecak sebal.

"Tsk! Sialan Si Lami ngadu," dumalnya sambil memakai hoodie merahnya.

"Mas!" pantau Bunda lagi.

"Iya, Bun. Otw nih!" sahut Jeno setengah teriak.

Sementara Lami yang duduk di ruang tamu tertawa penuh kemenangan.

"Mau fotocopy dimana?" tanya Jeno setelah mulai melajukan motornya.

"Yang deket perumahan Asri aja, Mas. Yang gede," jawab Lami.

Perumahan Asri? Itu kan deket rumahnya Ayin.

Kalo tau gitu mah Jeno semangat.

"Mas, ntar pulangnya mau beli cilok," kata Lami di belakang yang dibalas deheman oleh Jeno.

Jeno menghentikan motornya di depan fotocopyan yang lumayan sepi. Jeno duduk di bangku tunggu sementara Lami mengambil antrian.

Di tempat yang sama, Guanlin yang baru kembali dari sebuah minimart memberikan salah satu kopi dinginnya ke Karin. 

Mereka habis ketemu di taman. Tapi kemudian Guanlin mengajak Karin ke fotocopyan buat fotocopy tugasnya.

"Nih," katanya sambil memberikan kaleng kopi yang sudah dibuka.

Karin menerimanya dengan senyum.

"Kak Ayin!" Karin yang hendak meminum kopinya lantas mengurungkan niatnya. Dia menoleh dan mendapati Lami berdiri tak jauh dari tempatnya.

Dan yang membuat Karin terkejut adalah keberadaan Jeno di belakang cewek imut itu.

Jantung Karin berdetak cepat.

Guanlin pun demikian. Mereka seperti tengah tertangkap basah berselingkuh.

Atau memang begitu?

Jeno menatap Karin lembut dan berjalan menghampiri gadis itu.

"Kebetulan banget ketemu kalian di sini," katanya merujuk pada keberadaan Karin dan Guanlin. "Kok lo di sini?" tanyanya pada Karin.

"Eung--mau beli isi pensil mekanik. Iya, besok 'kan ada pelajaran seni," bohong Karin.

Lalu Jeno melirik Guanlin. "Kalo lo, Lin?"

"Gue fotocopy tugas. Kebetulan ketemu Ayin di sini," kata Guanlin tenang.

"Atas nama Guanlin," kata mas-mas fotocopynya.

Guanlin mengambil lembar tugasnya.

Jeno menoleh ke arah Lami. "Dek, lo balik gojek aja ya. Gue mau anter Ayin," kata Jeno yang membuat Lami mendelik.

P A I N F U L ✘ [RE-PUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang