P A I N F U L : 19

1.6K 376 24
                                    

be a good readers, please














"Yin, lo balik sama siapa?" Tanya Somi sambil memasukkan seragam cheersnya ke dalam tas.

"Nggak tau nih Bang Jihoon bisa jemput atau nggak."

Karin yang tengah membenarkan kunciran rambutnya menyernyit saat melihat eskpresi Somi.

"Kenapa?" Tanyanya.

Somi menggeleng ragu. Hal itu membuat Karin semakin curiga. Pasti ada yang cewek itu sembunyikan.

"Lo balik sama Haechan, 'kan?" Tanya Karin.

Somi terdiam untuk beberapa saat. Sebelum akhirnya cewek itu menggeleng pelan.

Karin baru sadar, beberapa hari ini Somi jarang banget kelihatan bareng Haechan.

Udah tiga hari ini Haechan pulang sama Jaemin terus.

"Som, kenapa?"

Somi menunduk lesu. "Putus, Yin," lirihnya.

Karin melongo. Matanya membelalak saking terkejutnya. "Jangan bilang gara-gara lo belain gue kemaren?"

Somi terdiam. Dia tau lama-lama Ayin akan tau juga.

Minggu lalu, waktu lagi gencar-gencarnya Ayin dibully, Haechan nyinyir kan. Somi nggak terima. Dia nggak suka Haechan ikut jelek-jelekin Ayin. Somi marah, terus dia minta putus. Yang sialnya diiyain Haechan.

Dia nggak bilang Ayin karena takut cewek itu makin kepikiran.

"Jadi bener?"

Somi menghela nafas pelan. "Nggak. Bukan karena lo, kok," katanya. "Gue nggak suka aja sama sikapnya yang nggak gentle. Nyinyir gitu kayak banci," lanjutnya.

"Somi ih, jangan gitu. Gue ngerasa bersalah banget sumpah."

Karin udah buat orang lain menderita lagi gara-gara dia. Soalnya beberapa hari sebelumnya, Somi pernah curhat kalau sekarang dia benar-benar sayang sama Haechan.

"Bukan salah lo Ayin sayang," kata Somi.

"Lagian gue nggak nyesel karena gue emang nggak terima banget Haechan ngatain lo. It's okay, cowok bisa dicari lagi."

Pantesan Haechan kelihatan sebel banget sama dia waktu latihan pensi terakhir di rumah Jeno.

"Udah Ayin ih," Somi memeluk Karin saat melihat cewek itu memasang wajah sedihnya.

Walau mereka berteman belum lama, Somi udah menganggap Karin seperti saudara ceweknya sendiri.

.

.

.

Somi dan Karin berpisah di halte. Karena rumah mereka nggak searah dan bis Somi udah datang duluan. Mereka sempat ngobrol di kantin sebelum memutuskan pulang. 

Somi cerita banyak. Karin juga. Rasanya udah lama mereka nggak chit chat saling curhat kayak gitu. Karin juga bilang tempo hari waktu pensi Haechan datang ke rumahnya untuk minta maaf. Dengan harapan Somi mau memaafkan Haechan juga. 

Tapi ada satu hal yang membuat Karin mengganjal. Tadi sebelum pergi, Somi bilang "Kalau ada apa-apa cerita. Inget nggak boleh ada yang kita sembunyiin." Karin masih berpikir keras apa maksud ucapan Somi tadi. 

Karin menatap langit yang mulai gelap. Sepertinya awan siap menumpahkan tangisnya. Karin mulai gusar. Dia takut terjebak di halte sekolah sampai sore. 

P A I N F U L ✘ [RE-PUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang