be a good readers, please
"Kamu yakin nggak papa?" Itu pertanyaan ke sekian Jeno sepanjang perjalanan mereka dari rumah Karin menuju pusat perbelanjaan tempat Rachel mengajak mereka bertemu.
Setelah membujuk Jeno dengan susah payah, Karin berhasil membawa cowok itu bersamanya.
Dengan syarat, Karin harus baik-baik saja setelahnya.
"Nggak papa, udah tanya berapa kali, sih? Sebel!" Jeno mengacak gemas rambut Karin sebelum melingkarkan lengannya di bahu. Menarik gadis itu mendekat.
"Ngapain, sih?" Bukannya menjawab, Jeno malah mempererat pelukannya. Membuat wajah Karin tenggelam sempurna di dadanya.
"Jeno, sesak!" Karin mendorong badan Jeno agar pelukannya terlepas.
"Rambut kamu wangi," canda Jeno sambil menciumi rambut Karin yang bau aroma apel.
"Gaje!" Jeno terkekeh pelan sambil menatap punggung Karin yang berjalan mendahuluinya.
Karin selalu terlihat tenang dalam kondisi yang berat sekalipun. Dia sangat sulit ditebak. Jeno bahkan tidak tahu apa yang ada di pikiran Karin saat ini.
Sampai Jeno melihat Karin meremas tangannya sendiri saat mereka berada dalam lift menuju lantai 3.
Jeno tahu kalau sebenarnya Karin tidak baik-baik saja.
.
.
.
"Mau kemana sih, Chel?" Guanlin membiarkan dirinya ditarik Rachel setibanya mereka di parkiran sebuah pusat perbelanjaan."Ketemu temen. Ayo ikut aja." Tidak seperti kemarin, hari ini Rachel kelihatan lebih ceria dari biasanya.
Guanlin senang melihat Rachel sudah seperti dulu. Gadis itu juga sudah mulai beraktivitas seperti biasa. Sekolah, les privat, les musik. Tapi sekarang Guanlin yang antar.
Tapi Rachel masih sering berubar murung dan tidak bersemangat saat sampai rumah.
Dia tahu alasannya apa. Rachel belum benar-benar berdamai dengan Mamanya. Sekilas dia lihat, mereka hanya berinteraksi apa adanya.
Guanlin juga tahu kalau Mama Rachel semakin jelas menunjukkan ketidaksukaannya padanya.
"Karin!" Guanlin terkejut saat tiba-tiba Rachel memanggil nama itu.
"Chel, kamu ngajak mereka?" bisik Guanlin saat melihat Karin dan Jeno berdiri tidak jauh dari mereka.
"Iya. Kita mau double date!" sahut Rachel semangat.
Apalagi ini? Guanlin tidak tahu sama sekali kalau Rachel mengajak Karin dan Jeno juga.
"Halo, pacarnya Karin." Rachel melambaikan tangannya ke arah Jeno.
Karin tersenyum canggung.
Dia perhatikan, tidak ada yang berbeda dari Rachel. Gadis itu kelihatan baik-baik saja. Sangat baik malah.
"Lin, sini!" Rachel menarik Guanlin agar berdiri di sebelahnya. Tepat di hadapan Karin.
Guanlin menatap Karin dari atas sampai bawah.
Kapan terakhir kali dia berada sedekat ini dengan Karin? Kapan terakhir kali dia bisa menatap Karin seleluasa ini?
Baru beberapa minggu yang lalu.
Selama di sekolah sebisa mungkin Guanlin menghindar saat bertemu Karin. Dia tidak mau menjadi egois setelah melihat gadis itu.
Dia selalu tidak bisa mengontrol perasaannya setiap melihat Karin dalam jarak sedekat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
P A I N F U L ✘ [RE-PUBLISH]
Genç KurguMencintai dan Dicintai adalah manusiawi. Tapi apa yang terjadi jika kalian dicintai sekaligus mencintai dua orang yang berbeda dalam waktu yang sama? Sama seperti Karin yang diharuskan memilih antara Jeno, laki-laki yang secara terang-terangan menga...