Be a good readers,
please
P a i n f u l
"Ayin nggak ngantin?" Jeno yang tadinya mau ke kantin sama Jaemin mengurungkan niatnya setelah melihat Karin duduk sendirian di bangkunya.
"Kenapa? Sakit?" Jeno meletakkan punggung tangannya di dahi Karin untuk memastikan gadis itu baik-baik saja.
Karin menatap Jeno kemudian menggeleng pelan. "Enggak," jawabnya.
"Kenapa nggak ngantin?" tanya Jeno lagi.
"Belum laper," jawab gadis itu seadanya.
"Mau beli Pocari?" tawar Jeno. Soalnya sedikit kemungkinan Karin akan menolak minuman itu.
Tapi diluar dugaannya, Karin kembali menggeleng. "Lagi nggak suka Pocari," jawabnya.
Tangan Jeno terangkat untuk mengacak rambut Karin gemas. "Terus, sukanya apa, dong?"
Karin tersenyum kecil sebelum menjawab,
"Sukanya Jeno."
Jeno terdiam. Dia tahu Karin cuma bercanda. Tapi reaksi dari ucapan Karin barusan terhadap kerja jantungnya memang selalu berlebihan seperti ini.
Akhir-akhir ini Karin sangat tidak tertebak. Karin yang biasanya tidak suka skinship di tempat umum tiba-tiba menggamit lengan Jeno saat mereka berjalan bersama.
Atau tiba-tiba ngalus kayak tadi. Nggak tau belajar dari siapa. Yang jelas reaksi Jeno selalu sama.
"Biasa aja dong mukanya." Karin terkekeh pelan melihat Jeno menatapnya dengan ekspresi tidak percaya.
Senyum Jeno mengembang. "Belajar ngalus dari mana sih?" katanya sambil mencubit pipi Karin gemas untuk meredakan rasa gugupnya. Iya, dengar Karin bilang begitu aja Jeno deg-degan parah.
Karin tertawa lalu mengedikkan bahu. Dia membenarkan posisi duduknya hingga punggungnya menempel ke sandaran kursi lalu memiringkan kepalanya menyandar di lengan Jeno.
Untung di kelas hanya ada mereka. Kalau tidak, habis mereka diledek anak satu kelas.
"Pinjem hp dong," kata Karin. Dan Jeno memberikan ponselnya tanpa pikir panjang.
Karin mulai menggerakkan jemari lentiknya diatas layar ponsel Jeno. Dia tersenyum samar setelah melihat playlist spotify Jeno. Isinya lagu yang sering cowok itu nyanyikan untuknya. Dari Lagu Rindu, Risalah Hati hingga Treat You Better.
Dia meraih earphone putihnya yang tergeletak di meja, menyambungkannya ke ponsel Jeno lalu memasang earphonennya satu di telinganya dan satu di telinga Jeno setelah menekan lagu Risalah Hati.
Jeno ingat dia pernah menyanyikan lagu ini untuk Karin. Dulu. Sebelum dia tahu rumitnya hubungan Karin dengan Guanlin.
"Kangen gue nyanyiin, ya?" kata Jeno. Dia jadi sadar akhir-akhir ini dia jarang kirim voice note ke Karin. Paling cuma genjrang-genjreng gitar di kamar kalau lagi video call.
"Iya, nih. Dulu aja rajin banget kirim voice note lagi nyanyi." Jeno terkekeh pelan. Padahal diantara mereka, suara Karin lebih bagus. Dia cuma tahu tekniknya aja, makanya suaranya enak didengar.
Mereka sama-sama terdiam menikmati alunan lagu Dewa 19 itu. Sampai kemudian, Karin menanyakan sesuatu yang membuat detak jantung Jeno berhenti saat itu juga.
"Jen, lo pernah baca chat di hp gue nggak?"
Karin tidak bisa melihat ekspresi Jeno secara langsung karena dia masih menyandarkan kepalanya di lengan lelaki itu. Tapi dia bisa merasakan tubuh Jeno menegang mendengar pertanyaannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/150905526-288-k269586.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
P A I N F U L ✘ [RE-PUBLISH]
Teen FictionMencintai dan Dicintai adalah manusiawi. Tapi apa yang terjadi jika kalian dicintai sekaligus mencintai dua orang yang berbeda dalam waktu yang sama? Sama seperti Karin yang diharuskan memilih antara Jeno, laki-laki yang secara terang-terangan menga...