15 • Pesan Istimewa

193 17 11
                                    

Tak perlu merindu, tatapan itu saja sudah membuat hati ini kacau.

Tak perlu merindu, tatapan itu saja sudah membuat hati ini kacau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam sudah semakin larut. Bintang nampak bersinar terang di luar sana. Jarum jam pun sudah menunjuk ke angka sepuluh. Itu berarti sekarang sudah jam sepuluh malam. Dan juga berarti kedua remaja yang sedang dimabuk tawa itu harus berpisah.

Sejujurnya, ada rasa sedih di dalam lubuk hati kedua remaja itu. Namun, sebagaimana layaknya remaja, mereka berdua mampu menyembunyikan rasa sedih itu dengan baik sehingga satu sama lain tidak ada yang tahu isi hati lawannya.

Aditya mulai membereskan barang-barangnya. Ia memasukkan laptopnya terlebih dahulu di tasnya. Setelahnya, ia memasang jaket kulitnya yang membuat laki-laki itu semakin maskulin meskipun raut wajahnya tidak sesegar sebelum datang.

"Gue pulang, ya," pamitnya setelah semua barangnya rapih. Senyum yang menghiasi bibirnya membuat jantung Ayu berdegup kencang.

Sedari tadi Aditya sukses membuat jantung Ayu berdegup kencang. Seperti kejadian satu jam yang lalu misalnya, Aditya mengusap puncak kepala Ayu dengan pelan. Wanita mana yang tidak mudah jatuh hati pada cowok yang berperilaku seperti itu? Ditambah Ayu yang sangat suka diusap bagian kepalanya, otomatis pertahanan Ayu hancur. Atau kejadian sekitar satu setengah jam yang lalu. Momen dimana Aditya menyanyikan lagu favorit Ayu, Heaven yang dinyanyikan oleh Isyana Sarasvati, Afgan, dan Rendy Pandugo dengan suara beratnya yang sedikit seksi.

Ah sial, kenapa Aditya selalu mampu meluluhkan hatinya? Ayu termenung sesaat. Pikiran gadis itu masih melayang-layang pada senyuman manis Aditya dan juga tatapan menenangkan milik Aditya.

Melihat Ayu yang tak kunjung merespon dirinya, Aditya mengibas-ngibaskan kelima jarinya di hadapan Ayu. Namun hasilnya tetap nihil. Ayu masih terdiam.

Karena kesal tak direspon, Aditya melakukan hal yang paling tak terduga seumur hidupnya tanpa pikir panjang. Aditya mencondongkan wajahnya tepat di samping telinga Ayu. Ia membiarkan napas hangat miliknya membuat Ayu sadar sementara. Lalu, ia berbisik pada gadis itu dengan suara seksinya. "Gue pulang, ya."

Sontak, Ayu tersentak. Napas hangat Aditya mampu membuat bulu kuduknya berdiri dan perhatiannya teralih atas suara bariton barusan.

"I-iya," jawab Ayu gugup. Ingin rasanya ia menghentikan waktu agar ia bisa merasakan kejadian tadi. Namun, setelah Aditya menarik diri dari lehernya, gadis itu tiba-tiba teringat pada Viana. Lantas, rasa bersalah memenuhi benaknya. Bagaimana bisa ia melupakan perasaan sahabatnya yang satu ini?

Iya, Aditya milik Viana, batin Ayu kuat-kuat.

Aditya telah menaiki motor besarnya. Setelah mengenakan helm, cowok pecinta fotografi tersebut mencubit pipi Ayu secara pelan. Tak lama, ia menyalakan mesin motor dan mulai menghilang dari pandangan Ayu.

🌹🌹🌹

Hari hampir berganti. Namun, gadis itu masih saja menatap ponselnya. Gadis itu masih menunggu kabar dari seseorang yang telah berjanji padanya. Seseorang itu telah berjanji padanya akan mengabari dirinya setelah sampai di rumah. Sayangnya, seseorang itu belum mengabari dirinya dan membuat gadis itu cemas tak karuan.

Get Away From You [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang