40 • Balas Dendam

77 6 2
                                    

Sambil terbenamnya matahari dan hangatnya genggaman ini, akan kujelaskan seberapa pentingnya kamu di hidupku.

Sambil terbenamnya matahari dan hangatnya genggaman ini, akan kujelaskan seberapa pentingnya kamu di hidupku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dek, sori ganggu, gue mau bilang kalo Bagas nggak bisa lanjut jadi MC-nya. Papanya kecelakaan, dia harus pergi ke sana. Bisa minta tolong cariin, nggak?"

Mendengar pertanyaan dari Mytha, Ayu berniat untuk mengajukan diri. Tapi sebelum ia mengatakan niatnya itu, Aditya sudah menyenggolnya. "Abis ini kita tampil. Lo nggak se-multitalent itu. Pikirin kita, dong."

"Ah, sori ya, Kak, kita berdua habis ini mau tampil. Ayu nggak sempet buat nyari pengganti Kak Bagas. Maaf banget ya, Kak," ujar Aditya dengan cepat. Mytha yang mengerti maksud Aditya langsung pergi untuk mencari bantuan.

"Lo kenapa sih ngatur-ngatur gue?" Nada Ayu cukup jutek.

"Mana bisa gue ngatur bidadari?" Aditya menangkup kedua tangan Ayu dengan sepuluh jarinya. "Lo harusnya mikirin kita. Kita, Yu, kita. K-i-t-a."

"Dit, kita udah latihan kemaren, 'kan? Buat apalagi lo takut?" Ayu segera melepaskan tangannya dengan pipi yang sangat merah padahal ia tak memakai blush on.

"Siapa bilang gue yang takut? Lo tuh yang takut. Tadi aja kenceng banget detak jantungnya."

"Ma-masa? Sok tau lo."

Aditya menggapai tangan kiri Ayu dan meletakkan dua jarinya di pergelangan Ayu. "Nih, kenceng banget."

"Sekarang memasuki acara bebas. Tapi sebelum melakukan aktivitas masing-masing, mari kita saksikan penampilan adik kelas kita, Aditya dan Ayu! Beri tepuk tangan yang meriah, guys!"

MC telah memberikan aba-aba. Ayu dan Aditya tiba-tiba saling menghindar. Mereka jadi canggung.

"Silahkan." MC mempersilahkan mereka berdua untuk menampilkan hasil kerja keras mereka. Namun mereka berdua mendadak tidak tahu apa yang harus dilakukan. Sampai akhirnya Aditya kembali sadar dan membantu Ayu untuk sadar.

Ia membisikkan sesuatu di telinga Ayu,

"Kita selesaikan urusan di sini. Nanti kita punya urusan sendiri."

dan membuat Ayu memegang mikrofonnya. Melihatnya, Aditya mulai memetik senar gitarnya. Ayu mulai berimprovisasi. Menyanyikan lirik indah yang ia tulis dengan melodi yang dibuat Aditya.

Maaf kawan, kita harus berpisah

Meski ini bukan jalan yang kita inginkan,

tapi ini jalan yang terbaik

Terima kasih telah menggenggamku saat aku terjatuh

Terima kasih telah memelukku saat ku sedang bersedih

Ayu menatap Aditya. Kali ini tatapannya penuh keyakinan. Seolah-olah menjelaskan bahwa dua baris lirik barusan adalah penggambaran isi hatinya.

Terima kasih telah bertahan menatapku ketika aku ingin sendirian

Get Away From You [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang