41 • Agustus

91 7 0
                                    

Kupikir yang harus aku lakukan saat mengakhiri sesuatu hanya sebatas melupakan. Ternyata aku melewatkan hal tersulitnya.

"Hari ini kita merayakan ulang tahun kemerdekaan negara kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hari ini kita merayakan ulang tahun kemerdekaan negara kita. Untuk meningkatkan jiwa patriotisme ...."

Benar, hari ini tanggal 17 Agustus. Hari di mana seluruh tempat baik kantor, sekolah, dan di mana pun itu merayakan ulang tahun kemerdekaan negaranya.

Seluruh murid SMA Conquer Galaxie sudah berbaris rapi di lapangan dengan seragam lengkap. Semua berbaris sesuai kelasnya masing-masing. Reaksi ribuan murid itu berbeda-beda saat Ma'am Tiffany tengah memberikan amanat selaku kepala sekolah SMA Conaxie. Ada yang fokus mendengarkan beliau, ada yang sibuk mencari topik dengan teman di sebelahnya, dan berbagai macam hal lainnya agar mereka bisa menghilangkan rasa suntuk mendengar amanat Ma'am Tiffany.

Termasuk dua sejoli yang tengah dimabuk asmara di belakang sana. Keduanya berdiri secara samping-sampingan, Ayu yang di sisi kanan dan Aditya di sisi kiri-entah kebetulan atau kesengajaan, namun hal itu adalah anugerah bagi keduanya. Mereka sesekali mencuri pandang. Tak hanya itu, karena barisan mereka yang paling terbelakang, mereka masih sempat-sempatnya saling menautkan jari. Rasanya dunia seperti milik berdua, yang lain hanya mengontrak.

"Lepasin, nanti ada yang liat ...," bisik Ayu sembari berjinjit. Gadis itu terlalu pendek untuk membisikkan sesuatu di telinga Aditya.

Tak lama Aditya memiringkan badan dan membisikkan sesuatu untuknya. "Ngeliat kita gandengan? 'Kan kita udah resmi pacaran."

Ayu mendesah pelan. Sesekali ia berusaha melepaskan genggaman itu, tapi kekuatan Aditya lebih besar darinya. Jujur, ia ingin berlama-lama menautkan jarinya di jari laki-laki itu, tapi sekarang adalah waktu yang tidak tepat.

"Adit ... lepasin. Nanti kita dimarahin," cicit Ayu.

Bukannya sedikit mengendurkan genggaman itu, Aditya malah terlihat seperti menahan tawa. Melihat itu Ayu pun melayangkan tatapan 'kenapa?' pada laki-laki yang telah menjadi pacarnya beberapa bulan yang lalu.

"Ini nih yang katanya ketua Gladiatre yang paling ditakutin? Kok sekarang takut keciduk lagi ngebucin?"

Ayu bergeming. Ia tak bisa membalas ucapan laki-laki itu karena pipinya sudah merona lebih dahulu.

"Kalian semua ini adalah penerus bangsa. Kemajuan negara dimasa yang akan datang ditentukan oleh kalian ini." Entah mengapa suara Ma'am Tiffany tiba-tiba menggema. "Terutama kalian untuk kelas dua belas. Berhentilah nongkrong-nongkrong itu dan mulai fokus belajar untuk masa depan ...."

Sepertinya kalimat barusan ditujukan untuk Gladiatre. Namun dua puluh lima anggota Gladiatre secara serempak tak memberikan respon apa-apa. Bukannya mereka bermuka tebal, tapi mereka merasa tongkrongan mereka tidak merugikan siapa pun. Mereka juga sudah memiliki rencana untuk belajar bersama secara intensif.

Get Away From You [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang