Ini cerita Ayudia Gadis Senja, gadis sosiopat akibat masa lalunya yang kelam, dengan Aditya Pratama murid pindahan asal Inggris. Keduanya dipertemukan di SMA Conquer Galaxie. Memang Aditya jatuh cinta pada gadis itu pada detik pertama, tetapi gadis...
Bukan sebuah rahasia lagi jika bahuku tercipta untuk kau bersandar dan aku adalah alasan kau tertawa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gue udah bilang sama dia. Lo santai aja," ucap lawan bicaranya dengan santai.
Ia hanya menyandarkan setengah bahu pada meja. Mengembuskan napas sesaat seraya menatap lantai yang ia pijak. "Gue nggak bermaksud ...," ucapnya tak enak hati.
"Ya elah, Dit. Siapa juga yang relain cewek kayak dia segitu mudahnya?"
Aditya menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. "Trus kenapa lo jodoh-jodohin gue segala?" Ia berdecih sinis. "Mending kita saingan sehat aja. Atau lo nggak sanggup ngalahin gue yang ganteng ini, ya?" Aditya tertawa, bermaksud bercanda.
"Tai." Grazio menendang kaki kiri Aditya yang menjadi tumpuannya. Alhasil, Aditya nyaris jatuh dibuatnya. Ingin menenangkan diri, ia pun menyalakan sebatang rokoknya dengan pemantik kesayangannya.
"Mau?" tawarnya pada Aditya.
Dengan halus, Aditya menolak. "Nggak nyebat-nyebat, sori."
"Halah, baik di awal doang. Lo masuk Gladiatre juga bakal bakal kecanduan rokok." Grazio mengisap rokoknya dengan santai. "Gue udah susun rencananya. Lo tinggal ikut main aja."
"Hah?" respon Aditya kebingungan.
"Apa sih goblok, alay banget responnya."
"Lanjut."
"Dan Ayu setuju," sambung Grazio.
"Kok dia bisa setuju segampang itu? Dia nggak per—"
"Karna kalian sama-sama cinta, tolol," potong Grazio sedikit memaki. Ia tampak kesal dengan kenyataan yang ada.
"Trus rencananya apaan?"
"Jalan sama dia sepulang sekolah."
Aditya menggigit bibir bawahnya. Sekarang ia menyesal mengikuti rencana Grazio. Benar-benar menyesal. Bagaimana tidak, rencana itu benar-benar dadakan. Ia sama sekali tidak punya nyali untuk mengencani gadis itu.
Tanpa ia sadari, ia telah meremas stir kuat-kuat. Ia pun melepaskan cengkeramannya itu, mengingat bahwa rencana ini membantu dirinya. Ia harus mensyukuri kemurahan Grazio.
Grazio Virana : lo dmn bgst? doi udh nungguin nih
Hari ini Aditya sengaja membawa mobilnya. Selain karena dipaksa Grazio, hitung-hitung ingin memberikan kesan yang baik pada Ayu. Bukan berniat sombong, tetapi untuk memberi kenyamanan bagi sang calon pacar. Eh?
Sesuai dengan pesan Grazio, Aditya membawa menjemput Ayu di lobi utama sekolah. Sebenarnya kelas mereka lebih dekat ke lobi selatan begitupun parkir mobilnya, tetapi entah apa yang terjadi, Grazio dan Ayu berada di sana. Tak butuh waktu lama, Aditya turun dari mobilnya, berniat menjemput Ayu. Sesudah Ayu masuk ke dalam mobil, niatnya untuk mengucapkan terima kasih pada Grazio jadi gagal karena Grazio terlebih dahulu mengacungkan jari tengahnya padanya.