27 • Luka

112 14 0
                                    

Aku mungkin tak tahu bagaimana berekspresi ke lawan jenis, tapi aku tahu bagaimana berpura-pura tegar.

Aku mungkin tak tahu bagaimana berekspresi ke lawan jenis, tapi aku tahu bagaimana berpura-pura tegar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seluruh murid kini sedang menatap penuh takut pada seorang gadis yang baru saja menggebrak meja. Tangannya yang terkepal kuat-kuat semakin menjelaskan bahwa gadis itu sedang dipenuhi oleh amarah saat ini.

"U-udah, Yu, bi-biarin aja." Vanessa yang duduk di samping Ayu berusaha meredakan emosi Ayu, tapi ia malah ketakutan melihat tatapan Ayu yang penuh kemarahan.

Tatapan tajam Ayu masih tertuju pada laki-laki yang sedang berdiri di hadapannya. Bukannya merasa terintimidasi, laki-laki berambut ikal panjang tersebut justru terkekeh.

"Cuma segini doang?" Zoni bertanya meremehkan. Ia berdecak sesaat. "Jagoannya Gladiatre cuma begini doang?"

Emosi Ayu makin tersulut. Dari tadi, ia sudah ingin menghajar wajah laki-laki itu dengan kepalan tangannya. Namun, keadaan kantin yang tengah diisi oleh ratusan murid membuatnya berpikir ulang.

"Nggak mau adu jotos, nih?" Zoni terkekeh lagi. "Apa karna lagi di kantin?"

Sekarang ia mengerti. Ia sedang dijebak. Anak kelas 12 IPS 3 itu sengaja memancing amarahnya di tengah keramaian agar amarahnya tak tertumpahkan begitu saja. Siapa pun tahu bahwa Ayu tidak akan melayangkan pukulannya di tengah keramaian.

Ayu mengembuskan napas, berusaha meredam amarahnya. Namun, lengannya yang digoyang-goyang oleh Vanessa membuat emosinya memuncak lagi. Jari-jarinya tampak memutih akibat terlalu kencang di kepal. Karena kesal, Ayu melepaskan tangan Vanessa yang melingkar di lengannya dengan kasar. Vanessa meringis. Tangannya terantuk kursi.

Ayu bangkit dari kursinya lalu menarik kedua kerah baju cowok itu. Ia memicingkan matanya sesaat guna membuat Zoni sadar bahwa ia akan menyesal telah mentertawakannya tadi. Namun ternyata Zoni tampak biasa saja. Dia tak terlihat takut. Padahal itu adalah tatapan paling tajam andalan Ayu yang mampu membuat orang yang menatapnya lari terbirit-birit.

"Pergi. Sebelom lo menyesal," bisik Ayu tajam. Ini trik kedua Ayu untuk membuat lawannya takut terlebih dahulu.

Dan lagi-lagi, Zoni justru tampak biasa saja. Ia malah membisikkan sesuatu pada Ayu. "Seharusnya lo sama temen-temen lo yang nyesel."

Tanpa berpikir panjang, Ayu mendorong tubuh laki-laki itu. Awalnya berhasil sebab ia terjatuh di lantai, tapi hal itu tidak berlangsung lama karena Zoni membalas serangannya balik.

Dengan sigap, Ayu menghindar. Zoni kembali terjatuh. Untuk sesaat, Ayu mengawasi keadaan sekitar. Ia harus memastikan bahwa tidak ada ponsel yang merekam kejadian ini dan menyebarkannya pada guru. Nahas, ia tak sempat melihat sekeliling karena Zoni mendorongnya dengan hebat. Kepalanya terbentur dinding, tangannya juga sempat 'terlempar' ke meja kantin.

Melihat posisi Ayu yang tersungkur di lantai, Zoni jongkok di atas perut gadis itu. Lalu menarik kedua merah bajunya kuat-kuat. "Ck. Jadi cewek jangan main pukul-pukulan. Mending masak di dapur." Zoni tersenyum puas.

Get Away From You [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang