42 • Tukar Cerita

79 6 0
                                    

Aku mungkin nggak bisa buat mimpi kamu jadi indah, tapi aku janji jadi orang pertama yang memeluk kamu setelah mimpi buruk itu.

"Gue udah berkali-kali ke sini, tapi gue nggak pernah inget jalan di sini anjir," ujar Viana setibanya mendaratkan pantatnya di sofa empuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue udah berkali-kali ke sini, tapi gue nggak pernah inget jalan di sini anjir," ujar Viana setibanya mendaratkan pantatnya di sofa empuk. Ia merentangkan tangannya di sandaran sofa meski tak beberapa lama Andra duduk di sampingnya lalu menyandarkan kepala gadis itu di bahunya.

"Itu tandanya lo goblok, Incess," balas Andra sembari mengacak rambut Viana dengan gemas. Dan jelas dahi laki-laki itu menjadi sasaran empuk tangan Viana.

"Tandanya rumah Ayu yang kegedean, idiot," balas Viana sengit.

"Bener anjir. Kita ke sini udah nggak bisa dihitung tapi gue nggak pernah hapal letak kamar mandinya. Yang gue hapal cuma letak kamar Ayu doang, njir." Jesslyn ikut nimbrung.

Di samping gadis mungil itu ada Gero, pacarnya yang sibuk menyeruput kopi hitam. "Lo 'kan sama Viana satu spesies. Sama-sama goblok."

Kalimat Gero barusan sukses membuat Viana dan Jesslyn melotot secara bersamaan. Tak sampai situ, Andra pun angkat suara. "Meskipun cewek gue goblok, cewek gue nggak se-goblok cewek lo. Iya 'kan, Yang?"

Lagi lagi dahi Andra harus menjadi sasaran Viana. Gadis itu menggerutu dan menjambak rambut Andra yang sudah mulai panjang. Andra pun meringis karenanya.

"Kalian sesering apa ke sini?" tanya Aditya tiba-tiba.

"Sesering itu. Gue nggak tau mau bilang kayak gimana."

"Kalo gue pas jadi anggota Gladiatre. Gladiatre aja udah ada dari tiga tahun yang lalu. Itung dah tuh."

"Lo sih jadian kelamaan, jadinya nggak bisa sering-sering ke sini," ceplos Vanessa.

Untuk beberapa detik kedelapan remaja tersebut diliputi keheningan. Mereka semua saling bertukar pandang sebelum akhirnya gelak tawa pecah.

"Omongan lo pedes banget kayak cabe kriting, Nes."

"Mulutnya bener-bener nggak ada adab."

"Vanessa Putri CEO of mulut pedes," sahut Jesslyn yang diikuti oleh tepuk tangan meriah.

Saat enam temannya sibuk menertawai guyonan Jesslyn, gadis itu melirik sekilas seseorang di sampingnya dan mendapati Aditya dengan wajah malu. Menurutnya kalimat Vanessa tidak bisa menjatuhkan harga diri seseorang, tetapi karena itu keluar langsung dari mulut Vanessa maka hal itu terjadi. Hukumnya selalu seperti itu. Mungkin ekspresi Aditya takkan seperti ini jika Jesslyn yang berucap demikian.

Melihat pacarnya menahan diri, gadis itu berusaha menginterupsi kawannya. Dan ide cemerlang terbesit di benaknya.

"Me-mending lo semua tuker baju, deh. Lo pada bau keringet." Gadis itu berujar asal. "Atau nggak mandi deh sekalian. B-bau banget sumpah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Get Away From You [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang