03 • Berkenalan

351 32 5
                                    

Jatuh cinta padamu tak perlu berlama-lama. Mencintaimu yang seharusnya bertahan lama.

"Maaf, Tuan Muda, tapi Tuan memerintahkan kami mengantarkan Tuan Muda hanya sampai gerbang saja," ujar supir mobil setelah menggunakan rem tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, Tuan Muda, tapi Tuan memerintahkan kami mengantarkan Tuan Muda hanya sampai gerbang saja," ujar supir mobil setelah menggunakan rem tangan.

Aditya tak menggubrisnya. Ia sudah kesal karena ayahnya tak mengijinkan dirinya untuk membawa motor ke sekolah. Padahal Arga, ayahnya sendiri tidak ada di Indonesia. Jadi, untuk apa ia repot-repot menyuruh seorang supir untuk mengantar dirinya ke sekolah? Selama ini ia juga berangkat sendiri bersama motor ninja hitam kesayangannya.

Aditya membanting pintu mobil tanpa berucap sepatah kata pun kepada supirnya. Luar biasa adalah kalimat pertama yang terbesit dalam benak laki-laki itu kala turun dari mobilnya. Perpaduan warna putih serta warna coklat dengan arsitektur modern membuat sekolah ini tampak mewah. Saat Aditya masuk, ia dihadapkan dengan resepsionis dan ruang tunggu ber-wi-fi sebelah kanan-yang mungkin digunakan murid di sana saat menunggu dijemput. Resepsionisnya sudah terlatih, bahkan saat ia sedang melihat sekeliling saja salah satu dari mereka mengenali dirinya.

"Aditya Pratama pindahan dari Inggris?"

Aditya mengangguk dan mengikuti instruksi dari resepsionis tersebut. Ia diberi selembar kertas untuk ditandatangani. Kertas tersebut berisikan data dirinya dan tanda tangannya menjadi bukti bahwa hari ini ia sudah datang ke sekolah, bahkan ia bisa langsung belajar di kelas. Ia bahkan belum memakai seragam baru, secepat itu.

Setelah urusan perpindahannya selesai, ia diantar ke ruang kepala sekolah yang terletak di tengah-tengah lantai satu sekolah itu. Kala ia datang, kepala sekolah rupanya tak ada di ruangan. Beliau sedang pergi ke suatu tempat, kata asistennya.

Jujur, ruangan serba bening di hadapannya ini lebih menarik ketimbang mendengarkan asisten kepala sekolahnya ini mengajak dirinya berbicara. Ruangannya yang begitu luas dengan lapisan kaca membuat Aditya mampu melihat gedung sekolah. Dari sana ia juga bisa melihat lapangan upacara yang diapit oleh bangunan kelas sisi kiri dan kanan. Memandang lurus dari lapangan tersebut, terdapat taman. Aditya tak tahu itu taman apa, tapi ia melihat sesuatu yang bergerak dari sana. Aditya ingin melihat benda bergerak tersebut lebih dekat, namun resepsionis yang mengantarnya ke ruangan ini membuatnya berhenti melangkah. Cowok berjambul itu pun akhirnya hanya bisa memandang benda bergerak itu dari posisinya berdiri sekarang. Ia mencoba mengamati lebih teliti dan yang ia lihat adalah seorang siswi tak berseragam sedang berusaha mengendap-endap masuk ke kelasnya.

Melihat itu, Aditya mencoba memastikan kemana kepala sekolahnya pergi kepada asisten kepala sekolahnya. "Maaf, kalau boleh tau tadi kepala sekolahnya lagi kemana, ya?"

"Sedang pergi ke suatu tempat, Tuan," jawab asisten kepala sekolahnya itu dengan cepat. Namanya Clara Augustine tertera pada name tag-nya.

Aditya kembali melihat ke arah taman, firasatnya buruk. "Maksud saya lokasinya," ujar Aditya lagi. Mereka memang belum pernah bertemu sebelumnya, tapi Aditya terus-terusan memikirkan gadis itu. "Kepala sekolah pergi kemana, ya?" tanyanya lagi.

Get Away From You [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang