18 • Anggota Baru

169 15 0
                                    

Ini pilihan gue. Apapun yang menyangkut mereka, jangan ikut campur.

Gadis berseragam sekolah itu mengembuskan napasnya setelah menghisap sebatang rokok yang telah dibakar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis berseragam sekolah itu mengembuskan napasnya setelah menghisap sebatang rokok yang telah dibakar. Iya, gadis itu kembali berulah.

Sebenarnya ia tahu betul bahwa merokok di rooftop sekolah sangat berbahaya, tetapi ia tetap melakukan hal buruk tersebut. Namun, Ayu tetaplah Ayu, si gadis yang paling beruntung. Sebab setiap kali ia merokok, guru-guru tak ada yang pernah tahu.

Untuk sesaat Ayu merasakan kedamaian. Ia lega karena masa lalunya tidak menghantuinya lagi. Namun, ketenangan itu tak berangsur lama. Pasalnya, langkah kaki seseorang sedang menuju ke arahnya dan orang itu terlihat marah.

Ayu menoleh dan melihat sosok itu. Baru saja ia menolehkan kepala, laki-laki itu sudah menjatuhkan rokoknya dengan kasar. "Bangsat." Ayu mendesis tajam.

"Bangun," titah cowok itu.

Dengan kasar, Mikha menarik kerah baju Ayu. Mikha tak pernah seperti ini sebelumnya. Ah ... dulu pernah, tapi itu karena ada sesuatu hal. Berarti kemarahannya sekarang ada sebabnya, 'kan?

"Anjing." Ayu masih memaki laki-laki yang ada di hadapannya ini.

Tanpa mempedulikan amarah Ayu, Mikha terus nyolot. "Sesering apa lo kayak gini, hah?" tanyanya dengan penuh emosi.

"Gue udah bilang ke lo berkali-kali perihal masalah ini. Tapi lo nggak pernah ngerti," lanjutnya lagi. Perlahan emosi Mikha mulai mereda. Tangannya yang menarik kerah Ayu pun sudah terlepas. Perlahan ia sadar bahwa Ayu adalah seorang perempuan. Tak pantas rasanya seorang lelaki membentak gadis dengan kasar apalagi hingga menarik kerah bajunya.

"Bajingan."

Berbeda dengan Mikha yang sudah mereda emosinya, Ayu justru larut dalam emosinya. Semakin lama matanya memicingkan kebencian pada laki-laki dihadapanya itu. Ayu benci pada orang yang mengganggu ketenangannya.

"Pergi," titah Ayu dengan nada paling dalam. Sementara itu, Mikha tak beranjak. Laki-laki yang satu darah dengan gadis itu justru menatap Ayu keheranan.

"Pergi." Ayu mengulangi perkataannya. Tak kunjung melihat respon Mikha, Ayu hendak beranjak meninggalkan cowok itu. Namun, langkahnya terlebih dahulu dicegat oleh Mikha.

"Sekali ini dengerin gue, Yu. Gue begini cuma karna nggak mau sakit lo lebih parah. Cukup laporan kemaren," ucap Mikha dengan wajah memelas.

"Gue nggak mau lihat laporan yang lebih buruk dari itu," lanjutnya lagi. Wajah Mikha yang tadinya merah padam karena emosi, sekarang malah terlihat berkaca-kaca. Dari raut wajahnya, terlihat betul bahwa laki-laki penyayang kucing itu peduli pada Ayu.

"Mau lo apa?" tanya Ayu dengan ketus.

"Berhenti ngerokok. Jauhin semu—"

"Gue nggak bisa," balas Ayu cepat. Ia sudah mengatakan hal ini berkali-kali pada Mikha. Jadi, untuk apa ditanyakan lagi?

Get Away From You [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang