Maret 2015
Akhirnya dengan berat hati aku datangi tempat pengobatan alternatif itu sendirian. Padahal aku sedang terapi di rumah sakit tetapi karena si bodoh ini sangat cinta dengan si berengsek itu maka aku datangi juga tempat ini.
Ya Allah semoga dengan semua jenis macam pengobatan ini bisa membuahkan hasil.
Di tempat terapi aku diberi macam-macam jamu dan salah satu jamunya harus diminum sebelum melakukan hubungan intim dengan suamiku, iya si berengsek itu. Bagaimana aku mau berhubungan jika menatapku saja dia seperti sudah tidak mau.
Pagi hari minum obat dokter dan sore atau malamnya minum jamu, aku kasihan dengan tubuhku harus bekerja keras untuk mencerna semua ini. tetapi ini semua untuk kebahagianku dan Rio kan.
Rio sudah pulang dari Jogjakarta semalam, entah mengapa aku malas berbicara dengan dia. Biarkan saja dia seharian di kamar dan tidak makan, saat kamu sakit itu urusanmu bukan aku.
....
Saat aku sedang meracik jamu, dia datang ke dapur mencoba memasak sesuatu. Dari bahan yang dia siapkan aku bisa menebak dia akan memasak nasi goreng. Aku gemas dengan cara dia mengupas bawang, akhirnya aku gantikan dia.
"Kamu mau nasi goreng? Sini biar aku yang masak. Kamu duduk aja," Kuambil pisau yang sedang dia pegang
Rio langsung berjalan pelan dan duduk. Setelah selesai memasak nasi goreng untuknya aku langsung meminum jamu itu. Aku melihat dia menatapku menghabiskan jamu super pahit itu. Setelah minum jamu aku pergi nonton tv tidak menemaninya makan.
Saat menonton tv aku dapat merasakan tubuhku terasa aneh. Kepalaku serasa semakin besar dan bunyi detak jantungku terdengar di kupingku, tidak lama kemudian aku mual dan aku berlari ke kamar mandi. Setelah itu aku tidak sadarkan diri.
**********
Ketika aku buka mataku, aku dapat melihat botol infuse dengan selang terpasang menyambung ke tanganku. Dan aku melihat Rio di sampingku sedang berbicara dengan suster.
"Aku kenapa?."
"Eh kamu udah bangun."
"Iya, aku kenapa Rio?."
"Kamu engga kenapa-kenapa Vio, istirahat aja ya."
"Kalo aku engga kenapa-kenapa, terus kenapa aku bisa disini?."
"Ssst udah kamu jangan banyak gerak dulu. Sebentar lagi makanan datang, nanti makan ya sayang. Ada yang aku mau urus dulu sebentar."
Itu pertama kalinya Rio memanggil ku dengan sebutan 'sayang' sejak kejadian menyedihkan itu.
Suster datang membawakanku makanan dan dokter datang untuk mengecek tensi darahku.
"Dok sebenarnya saya sakit apa sih?."
"Ibu semalam keracunan obat bu, jamu yang ibu minum tidak cocok."
"Hah serius Dok."
"Iya bu, sebaiknya ibu terus saja minum obat yang dianjurkan Dokter. Nurut kata suaminya ya bu, jangan diminum lagi jamunya."
Aku bingung dengan ucapan dokter barusan. Kalau saja dokter tau kalau aku sekarang ada dirumah sakit karena menuruti suamiku.
"Iya memang bandel dia dok, sudah saya larang tapi tetap di minum."
Aku dapat mendengar samar-samar Rio berbicara dengan dokter yang barusan memeriksaku. Rasanya aku ingin teriak membela diri tetapi aku terlalu lemas untuk melakukan semua itu, jadi yang aku bisa lakukan hanya menangis.
"Loh kamu kenapa nangis? Masakannya engga enak ya?."
Aku diam saja mendengarkan dia bicara. Pantas saja baik dia pasti merasa bersalah karena aku keracunan seperti ini karena dia dan dia bilang ke dokter kalau aku yang mau minum jamu itu.
"Mau aku suapin? Atau beliin makanan yang lain?,"
"Aku mau ibuku."
"Vio..."
"Aku mau ayahku," ucapku lagi dengan nada yang meninggi
"Kamu engga kasian sama mereka kalau mereka jadi cemas karena dengar kamu sakit."
"Kasian? Kamu engga kasian sama orang tua aku, kamu udah tega beginiin aku."
"Beginiin gimana sih Vio?."
"Kamu yang nyuruh aku dateng ke tempat pengobatan alternatif itu sampai aku keracunan seperti ini, abis itu kamu bilang ke semua orang aku yang mau ke tempat itu dan aku yang maksa buat minum jamu itu. Iya kan?."
"Vio aku tuh..."
"Udah cukup aku engga mau dengar omongan kamu, panggil aja ibu dan ayahku kalau mereka kesini bilang saja aku keracunan seafood."
Belum selesai dia bicara aku sudah memotong ucapannya. Yang aku mau cuma bersama orang tuaku saat ini, bersama dengan orang-orang yang tidak akan memaksaku melakukan sesuatu yang berbahaya, tidak akan meninggalkanku dan tidak menyalahkanku untuk tindakan yang tidak aku lakukan.
....
Jam setengah lima sore orang tuaku datang. Ibuku langsung memeluku, tangisku pecah di pelukan ibu.
"Sudah jangan nangis, tidak apa-apa. Besok jangan makan udang lagi ya sayang," kata ibuku sambil membelai kepalaku
Rio benar-benar mengatakan aku keracunan seafood ke orang tuaku. Aku tidak tahu apa penyakitku kah yang telah membuatnya menjadi manusia pengecut seperti ini atau dia memang sudah pengecut sejak dulu tetapi aku tak menyadarinya karena terlalu cinta.
**********
Hari ini aku ditemani kak Julio di rumah sakit. Rio pergi ke kantor, ada meeting penting katanya. Kak Julio ikut bekerja di bengkel ayah, jadi dia bisa bolos dan menemaniku.
"Aku ke kantor sebentar ya, aku nanti pulang cepat. Aku sudah telepon kak Julio nanti dia kesini untuk jagain kamu."
Aku tidak menanggapi ucapannya. Dulu dia bisa bolos kerja hanya untuk menemaniku interview atau merayakan hari anniversary kita. Dan sekarang saat aku sakit dia malah pergi ke kantor. Mungkin memang aku sudah tidak penting untuk dia.
....
Aku tidak enak dengan kak Julio disaat dia sedang repot mengurus acara lamarannya, aku malah merepotkan dia seperti ini.
"Memang jamu apa sih yang kamu minum sampai kamu kaya gini?," tanya kak Julio tiba-tiba
"Jamu apa?." aku pura-pura tidak mengerti pertanyaan kak Julio
"Udah deh cerita aja, kakak gak akan bocorin ke ibu atau ayah."
Akhirnya aku menceritakan ke kak Julio kalau aku dan Rio sedang program untuk punya anak, dan aku pergi ke tempat pengobatan alternatif tanpa sepengetahuan suamiku lalu keracunan setelah meminum jamunya. Kak Julio memarahiku, dan dia bilang akan mengenalkanku pada salah satu temannya yang berhasil punya anak dengan cara diurut.
Saat Rio datang, kak Julio langsung bilang tentang temannya yang berhasil punya anak setelah di urut oleh tukang urut di daerah Bogor. Rio mendengarkan dengan serius, sedangkan aku menutup mukaku dengan selimut. Jujur, aku lebih suka pengobatan di rumah sakit di bandingkan pengobatan alternatif dan aku juga masih sedikit trauma dengan pengobatan alternatif.
"Kamu mau kan ke tempat pijat itu?."
"..."
BERSAMBUNG

KAMU SEDANG MEMBACA
STAY
Genel KurguApa yang kamu lakukan jika pasanganmu tidak bisa menerima kekuranganmu, lepaskan atau bertahan ? ...... "Maaf Vio, kayanya aku engga bisa lagi ngelanjutin semua sama kamu" "Maksud kamu?" "Aku engga bisa lagi jadi suami kamu Vio, aku udah engga taha...