Januari
Kami menghabiskan malam tahun baru di rumah orang tuaku. Tadinya kami mau ke Bandung, tetapi karena kak Marina sedang hamil muda maka kita membatalkan rencana itu. Kami takut terjadi sesuatu dengan kehamilan kak Marina. Acara tahun baruan kami cukup menyenangkan. Dimulai dari siang hari tiba-tiba ayah izin pergi sebentar dan pulangnya dia sudah membawa monopoli.
"Ayah engga mau main catur, berasa tua banget kalo main itu."
Kami semua tertawa mendengar ucapan ayah. Permainan ini dimainkan secara beregu dengan pasangan masing-masing. Grup ayah seharusnya kalah karena bangkrut tapi karena ibu minta keringanan akhirnya kami memperbolehkan ayah untuk hutang ke bank. Peraturan itu tidak ada tapi karena kita semua sayang ibu maka ada sedikit pengecualian.
Malam harinya kami mulai pesta barbeque. Aku, ibu dan kak Marina menyiapkan ayam, sosis dan jagung yang akan di bakar. Kak Julio dan Rio menyiapkan arang untuk membakar. Sedangkan ayah bersiap-siap menyantap yang sudah matang.
**********
Pagi ini seperti tidak ada sisa tawa pesta tahun baru semalam karena aku merasakan sakit diperutku akibat haid. Harusnya hari ini aku menemui tante Aisyah tetapi dia sedang umroh dengan suaminya dan baru akan kembali minggu depan.
Aku membaringkan tubuhku di kasur dan Rio terus menemani di sampingku. Sambil membelai rambutku dia terus bertanya "Masih sakit?", "Mau makan apa?", "Mau aku beliin sesuatu gak?", yang aku jawab hanya dengan anggukan atau menggelengkan kepala.
"Mungkin tuhan engga kasih aku anak karena gini kali ya, aku sakit sedikit ngeluh gimana pas nanti hamil atau melahirkan."
"Kamu apaan sih, tau-tau ngomong gini aku engga suka!."
Kupeluk Rio dengan erat.
*tok tok tok*
"Yaa." sahutku dari dalam kamar
"Ini ibu udah buatin rujak, ayo dimakan."
"Iya bu, sebentar."
....
Pohon mangga milik tetanggaku sedang berbuah lebat. Saat kak Marina lewat untuk beli nasi uduk tadi pagi dia bilang ke kak Julio kalau dia mau mangga dari pohon itu. Akhirnya kak Julio mendatangi rumah tetanggaku, kak Julio hanya minta satu dan bilang akan membayar jika perlu tetapi tetanggaku yang baik itu memetik satu plastik hitam besar untuk kak Julio bawa pulang "Rezeki adik bayi," katanya. Sampai di rumah malah ayah yang merengek minta dibuatkan rujak.
"Ayo makan, nanti kalo abis kupas lagi aja," kata kak Julio
"Marina engga mau yang dirujak? Ini enak loh," kata ibu
"Engga bu, ini aja udah."
Kulihat kak Marina sedang memegang satu buah mangga yang tidak dikupas, dia hanya mencium buah mangga di tangannya itu. "Baunya seger banget" begitu katanya sambil menyenderkan kepalanya ke punggung kak Julio yang sedang duduk.
....
"Rio, nanti kalau aku hamil kamu bakalan nurutin semua mau aku kaya kak Julio gitu engga?," kataku begitu kami masuk ke kamar
"Hahaha iya lah, selama yang kamu mau masih bisa aku kasih pasti aku turutin deh."
"Ya tuhan aku mau punya anak," doaku dalam hati.
"Hmm mulai deh galau-galau," tegur Rio, dia menariku untuk duduk di sisi ranjang "Masih sakit engga perutnya?."
"Udah engga," kataku
"Nah bagus deh berarti bisa kan pijitin suaminya," Rio langsung meletakan kakinya di pangkuanku
"Ih gak mau," aku mendorong kakinya
"Kamu tega ya, Vio. Tadi aku beresin halaman belakang sendiri sisa bakar-bakar semalem," kata Rio dengan wajah memelas
"Uuu kasian, sini-sini aku pijitin. Kamu tiduran deh."
Aku mulai memijit kaki Rio perlahan.
"Yang, pijitnya kencengan dikit dong," Protes Rio
"Ribet ih."
"Yang, pijitnya jangan keatas-atas dong kamu mau godain aku ya. Nanti kalo aku "mau" gimana, kamu kan lagi dapet."
"Bawel masih untung dipijitin," kataku pelan
Rio menarik tanganku lalu membaringkan tubuhku. Sekarang posisinya Rio menindihku.
"Kalo dibilangin suami ngejawab terus ya sekarang," Rio menyentil hidungku pelan
"Ya abis kamu rewel banget sih."
"Tuh kan ngejawab lagi. Mending bibirnya dipake untuk hal yang lebih berguna."
"Apa?," Kataku polos.
Rio tersenyum dan langsung melumat bibirku.
BERSAMBUNG

KAMU SEDANG MEMBACA
STAY
Genel KurguApa yang kamu lakukan jika pasanganmu tidak bisa menerima kekuranganmu, lepaskan atau bertahan ? ...... "Maaf Vio, kayanya aku engga bisa lagi ngelanjutin semua sama kamu" "Maksud kamu?" "Aku engga bisa lagi jadi suami kamu Vio, aku udah engga taha...