ULANG TAHUN RIO

11.1K 415 2
                                    

Mei 2015

Di meja makan ayah dan ibu sedang berdebat untuk masalah yang agak sepele menurutku. Ibu mau ayah untuk tidak pergi ke bengkel hari ini dan menemaninya ke rumah tanteku untuk arisan tetapi ayah berkeras ingin ke bengkel hari ini.

"Yah pokoknya temenenin ibu ya."

"Gak bisa bu, sama Viola aja ya."

"Ayaaaaah, Viola itu harus banyak istirahat di rumah biar cepet pulih."

Mungkin sebenarnya alasan ibu tidak mau membawaku karena ibu kasihan kalau harus melihatku kebingungan menjawab pertanyaan seputar pernikahanku yang bertubi-tubi dari tante-tanteku nanti.

"Ibu sayang, hari ini kan tanggal 25 udah waktunya orang bengkel pada gajian. Ayah harus di sana bu, kalo ayah engga tanda tangan duitnya engga bisa dikasih ke pegawai ayah."

"Hari ini 25 Mei?," Tanyaku dengan nada agak panik

"Iya, kenapa?."

"Engga ada apa-apa yah."

"Ooh," Ayah dan ibu langsung meneruskan perdebatannya tadi.

Mana mungkin aku panik kalau tidak ada apa-apa. Hari ini tanggal 25 Mei. Hari ulang tahun Rio.

....

"Selamat ulang tahun ya Rio" itu sepenggal kalimat yang sudah aku ketik dan akan aku kirim ke Rio, tapi aku langsung menghapus dan membatalkan niatku.

Sebenarnya memberikan ucapan selamat ulang tahun adalah hal wajar. Tetapi untuk orang yang statusnya tidak jelas seperti aku dan Rio sepertinya agak aneh, apalagi dampak dari ucapan itu. Aku tidak mau Rio berpikir aku masih ingat segala sesuatu tentang dia apalagi sampai dia berpikir aku masih sayang dan selalu kepikiran dia.

....

Seharian ini aku menghabiskan waktu di rumah sendirian. Aku masih saja memikirkan apa aku harus memberikan ucapan ke Rio atau tidak. Bahkan aku sempat berpikir untuk membelikan Rio kado.

Aku melihat jam di dinding kamarku menunjukan setengah sebelas malam, akhirnya aku memutuskan untuk tidak memberikan ucapan ke Rio dan langsung tidur.

**********

Bangun tidur aku mengecek Instagramku dan aku kaget dengan apa yang aku lihat. Gerald, teman Rio sewaktu SMA memposting foto dengan caption "Happy Birthday Bro! #LastNight #Party" dari latar foto itu sepertinya di klab. Mungkin foto ini terlihat biasa saja yaitu orang berulang tahun dan merayakannya di klab, tetapi tidak menurutku karena pertama Rio bukan tipe orang yang suka pergi ke klab, kedua Aku melihat wajah Rio seperti mabuk di foto itu, dan ketiga ada perempuan cantik berambut pendek yang sedang dirangkul Rio di foto itu.

"berengsek!," Aku kesal melihat foto itu. Ini pasti bujukan Gerald, ingin rasanya aku telpon dan memaki dia. Tetapi bujukan Gerald tidak ada artinya kalau Rio nya menolak kan, berarti ini semua juga kemauan Rio.

Yang membuatku bertambah kesal adalah buat apa Rio membawa sebagian dari diriku saat bersama perempuan itu. Dia memakai kemeja berwarna krem yang aku belikan sebagai hadiah dari gaji pertamaku dan jam yang melingkar di pergelangan tangannya adalah kado ulang tahun dariku setahun yang lalu. Jam yang membuat aku harus menabung mati-matian selama lima bulan. Jam yang saat aku memberikannya dia masih dalam keadaan ngantuk karena aku memberikan tepat tengah malam dengan wajah bodohnya dia hanya mengatakan "Wah aku ulang tahun ya" sambil mengucek matanya.

Aku berusaha menenangkan diri. Aku mengingatkan diriku sendiri tentang posisiku di kehidupan Rio sekarang ini. Tiba-tiba aku terlintas beberapa hal yang membuat aku ingin menangis "Apa yang dilakukan Rio setelah pulang dari klab?", "ke mana dia pulang semalam?" dan "Apa Rio pulang bersama perempuan itu?"

Hand phone sudah di tanganku, aku memandang nomor telpon Rio di layar hand phone ku. Aku ingin menelponnya menanyakan semuanya, tetapi ku batalkan karena aku takut. Aku takut Rio marah karena aku masih saja mencampuri urusannya, aku takut teleponku pagi ini hanya merusak momen ulang tahunnya tetapi yang membuatku paling takut adalah bagaimana hidupku nanti saat Rio mengatakan kalau benar perempuan itu adalah penggantiku.

Seharian ini aku uring-uringan beruntungnya tidak ada orang di rumah jadi tidak ada yang jadi korban kemarahanku.

*Kling *

Aku langsung mengambil hand phone ku, aku pikir itu Rio tapi ternyata Devon.

Hai Vio, apa kabar?

Hai, aku baik. Kamu sama Bella apa kabar?

Kita juga baik, Vio ini Bella nanyain kamu katanya kangen hehe

Hahaha tolong bilang sama Bella aku juga kangen

Bella mau video call, boleh ?

Aku langsung merapikan tampilanku, memakai kacamata untuk menutupi mata sembabku karena meratapi Rio. Setelah rapi aku langsung membalas chat Devon "boleh"

"Ya udah aku sama daddy kesana ya tante, bye"

Tut.

Sambungan video call berakhir, Devon dan Bella akan kesini. Bella bilang dia kangen sama ikan dirumah ini ada-ada saja.

Dua puluh menit kemudian mobil Devon sudah ada di halaman rumahku.

"Tante Vio," Bella langsung berlari dan memeluku

"Hai Vio," Devon menyerahkan sekotak kue untuku

"Wah dibawain apa nih."

"Itu kue coklat, tante. Aku suka banget coklat, tante suka gak?."

"Tante juga suka coklat."

Akhirnya kita masuk ke dalam rumah, Bella langsung berlari ke arah akuarium dan aku menyiapkan minuman untuk mereka

"Kamu engga lagi sakit kan Vio?," Tanya Devon menghampiriku

"Aku sehat kok, emang kaya orang sakit ya?."

"Sedikit pucat mungkin karena gak pake lipstick kali ya."

"Oh iya, aku biasanya emang engga pake make up sama sekali kalo di rumah."

"Kalo menurut aku walaupun di rumah setidaknya pake lipstick biar lebih enak diliatnya"

Hah, ini maksudnya Devon aku tidak enak dipandang gitu. Baru ingin aku menjawab Devon hand phone ku berdering nama Rio muncul dilayar. Aku permisi untuk pergi ke ruang tamu

"Hallo"

"Hallo, Vio," Jantungku berdetak dengan cepat mendengar suara laki-laki yang sangat aku rindukan. Ah, rasanya seperti waktu awal kami pacaran dulu saat Rio rutin meneleponku.

"Hmm Vio, kamu di mana?."

"Di rumah, kenapa?."

"Oh, kamu lagi apa?."

"Aku lagi- "

"Vio sorry kain lap ditaro dimana ya, Bella numpahin minumnya," suara Devon yang tiba-tiba sudah ada dibelakangku

"Kamu lagi sama siapa Vio, itu bukan suara kak Julio atau ayah. Kamu di mana?," cecar Rio

Klik aku matikan sambungan telpon Rio, aku tahu pasti Rio akan salah paham setelah ini

BERSAMBUNG

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang