"Vio sorry kain lap ditaro dimana ya, Bella numpahin minumnya" suara Devon yang tiba-tiba sudah ada dibelakangku
"Kamu lagi sama siapa Vio, itu bukan suara kak Julio atau ayah. Kamu dimana ?" cecar Rio
*Klik*
Aku matikan sambungan telepon Rio, aku tahu pasti Rio akan salah paham setelah ini.
Kutatap wajah Devon, lalu dia tersenyum. Ntah mengapa aku benci senyuman itu, aku benci karena dia sudah mengganggu waktuku dan Rio.
"Kain lap ada di belakang dekat akuarium," jawabku datar
Hand phone ku terus berdering, Rio tidak hentinya menghubungiku setelah kejadian tadi. tetapi tidak ada satupun teleponnya yang terangkat dan setelah sepuluh menit hand phone ku berhenti berdering. Bukannya aku sengaja tetapi aku sibuk membereskan kekacauan yang dibuat Bella bayangkan saja baru beberapa menit aku tinggal, ruang makan terlihat sangat berantakan. Gelas pecah, kue cokelat yang tercecer, belum lagi bekas jejak kaki karena kue cokelat itu terinjak.
Kesal. Itu yang aku rasakan saat ini, aku pikir dengan kehadiran Bella dan Devon akan membuat semuanya lebih baik tetapi ternyata malah sebaliknya.
Puncak kekesalanku adalah Devon yang dengan sengaja membuka ikat rambutku saat aku sedang merapikan kekacauan anaknya.
"Apaan sih Devon," kataku sengit
"Kamu tuh yang apa-apaan, ngapain coba beberes sambil dikuncir gitu. kaya si mbak tau gak," katanya cengengesan
"Kamu tuh ya...," aku merasakan Bella menggenggam tangan kananku "Tante, maapin ya kuenya jadi jatoh. Abis Bella engga sabar mau ulang tahun, kata daddy aku ulang tahun sebentar lagi."
Gimana mau marah kalau begini, hmm
"Oh kamu mau ulang tahun, kapan ?."
"Lusa, gimana kalo kita dinner bertiga," jawab Devon
"Iya ya tante, please," Bella memohon dengan wajah yang menggemaskan
"Okay."
"Yeay."
....
Mei 2015
Hari ini sudah tepat dua minggu dari operasiku dan aku akan melakukan pemeriksaan paska operasi. Aku pergi kerumah sakit sendiri karena keluargaku sedang repot membeli beberapa barang untuk seserahan kak Julio.
Tante Aisyah bilang aku bisa memulai terapi hormon. Setelah suntik tapros aku sudah bisa menjalani program hamil. Senang dan sedih rasanya, senang karena tahu aku bisa punya anak dan sedih karena disaat aku sudah bisa memberikan anak, mungkin aku sudah resmi bercerai dengan Rio.
Efek dari suntik tapros ada berbagai macam. Dan salah satunya adalah emosiku yang naik turun seperti roller coaster.
Di mobil tiba-tiba aku menangis mengingat Rio. Harusnya aku menelpon dia waktu itu untuk menjelaskan semuanya, tetapi Rio juga harusnya menelpon aku untuk menjelaskan masalah foto itu.
Saat aku sedang sibuk dengan tangisanku, aku dikagetkan dengan deringan di hand phone ku. Astaga, siapa yang gedein volumenya sih.
"Hallo."
"Hallo Vio kamu inget kan kita hari ini kita dinner ?."
"Hmm aku inget kok," ya aku berbohong. sejujurnya aku tidak ingat janjiku dengan Bella
"Oke aku jemput jam lima sore ya."
"Oke."
Sekarang masih jam setengah dua belas siang, aku masih punya waktu untuk membeli kado Bella dan bersiap-siap

KAMU SEDANG MEMBACA
STAY
Ficción GeneralApa yang kamu lakukan jika pasanganmu tidak bisa menerima kekuranganmu, lepaskan atau bertahan ? ...... "Maaf Vio, kayanya aku engga bisa lagi ngelanjutin semua sama kamu" "Maksud kamu?" "Aku engga bisa lagi jadi suami kamu Vio, aku udah engga taha...