Setelah dua hari menginap di rumah orang tuaku, akhirnya aku dan Rio kembali kerumah kami. Rio tidak berhenti memeluk dan menciumku
"Aku kangen banget sama kamu, Vio. Sekarang kita bisa kaya gini tanpa harus bohongin keluarga kamu kan."
"Hahaha iya, peluknya jangan kenceng-kenceng dong aku sesak."
"Iya dilepasin tapi ada syaratnya."
"Apa?."
"Masakin sop bakso. Aku kangen banget masakan kamu."
"Ih kamu engga bosen apa ya makan itu terus?."
"Engga akan bosen makan itu apalagi bikinan kamu."
"Okay aku masakin tapi ada syaratnya."
"Loh kok balik ngasih syarat?."
"Ya udah kalau engga mau."
"Ih ya udah deh, syaratnya apa?."
"Kamu belanja keperluan masak sop bakso nanti baru aku masakin."
"Ih masa aku yang belanjaaaa."
"Keenakan kamu dong udah aku yang belanja, aku juga yang masak. Kamu enak tinggal makan."
"Emangnya kita engga ada stok ya bahan sop?."
"Kalau bukan aku yang nyetok ya engga bakal ada lah."
"Hmm ya udah deh cancel kita ngedate aja yuk."
"Ayo!!," kataku semangat
Aku dan Rio menghabiskan hari ini seperti orang yang baru saja berpacaran dia tidak pernah melepaskan genggaman tangan kami. Setelah makan dan ngemil di cafe, kami ke bioskop untuk nonton di jam terakhir. Dan untuk menutup hari ini Rio mengajakku ke salah satu taman di Jakarta, di sana ada banyak orang mulai dari main skateboard, main basket, di sisi lain ada yang bermain gitar sambil bernyanyi bersama, di pojokan aku melihat ada beberapa orang yang sedang bercanda dengan botol beer ditangannya dan ada juga banyak pasangan yang menghabiskan waktunya di sini.
Jujur saja aku agak risih setiap kali Rio mengajakku kesini, tetapi Rio mau makan kue cubit yang menurut dia sangat enak itu. Aku tidak bisa menolak permintaan Rio kali ini karena kue cubit adalah makanan kesukaan Rio selain sop bakso. Bedanya aku bisa masak sop bakso tetapi tidak dengan kue cubit. Entahlah salah di bagian mana, yang jelas kue cubitku tidak pernah mengembang seperti yang dijual abang ini.
"Wah mas Rio sama mba Vio kemana aja nih baru kesini lagi," kata si abang penjual kue cubit
"Hahaha sibuk kita bang," kata Rio
"Sibuk bikin anak ya mas?," kata si abang sambil ketawa
"Hahaha abang bisa aja," kataku
Omongan si abang itu mengingatkan aku tentang omongan tante Aisyah.
"Kata tante Aisyah bulan Oktober nanti kita udah bisa program hamil" kataku begitu kami sampai di mobil
"Kok kamu tau-tau bahas ini?," Rio memasukan satu buah kue cubit ke mulutnya
"Omongan si abang tadi jadi ingetin aku sama omongan tante Aisyah yang belum aku sampein ke kamu."
"Oh ya udah aku sih sekarang gimana siapnya kamu aja. Engga mau terlalu maksa kaya kemarin."
"Iya, sayang."
"Aku sih siap kapan aja, pulang dari sini kita langsung program aku juga siap. Kan enak masa aku engga siap," kata Rio sambil nyengir
"Iiiih bukaaaan ituuuuuu."
Kusumpal mulutnya dengan kue cubit sampai mulutnya penuh, dan kami pun tertawa. Kupeluk dia dan kucium pipinya yang sedang penuh kue cubit itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
STAY
Fiksyen UmumApa yang kamu lakukan jika pasanganmu tidak bisa menerima kekuranganmu, lepaskan atau bertahan ? ...... "Maaf Vio, kayanya aku engga bisa lagi ngelanjutin semua sama kamu" "Maksud kamu?" "Aku engga bisa lagi jadi suami kamu Vio, aku udah engga taha...