MAU KAMU APA, RIO?!

13.5K 340 8
                                    


....

Sudah sore, aku dan Rio masih di ranjang dengan selimut menutupi tubuh polos kami.

"Malam ini nginep di sini ya"

Aku duduk dengan memeluk selimutku erat.

"Please, Vio," katanya memelas.

Aku menatapnya dengan tajam. "Vio," Rio memanggilku lagi

*PLAK*

Rio memegangi pipinya yang memerah karena tamparanku barusan.

"Vio, maafin aku."

"Rio, kita engga seharusnya ngelakuin ini," aku mulai menangis

"Vio, sssh jangan nangis." Rio memeluku.

"Lepas!!" aku membentak dan mendorong badannya. Rio hanya sedikit melonggarkan pelukannya.

"Sebenarnya apa sih mau kamu? Kamu mau kita pisah tapi kenapa kita ngelakuin ini," Rio melepaskan pelukannya lalu dia menggenggam tanganku.

"Maaf Vio, aku nyesel udah ngelakuin semua ini sama kamu. Aku engga mau pisah sama kamu, Vio. Aku mau kita sama-sama lagi. Aku tau aku ini egois, udah ceraikan kamu tanpa alasan yang jelas dan meminta kamu balik seenaknya gini. Maafin aku, Viola. Aku engga mau pisah sama kamu, aku bener-bener minta maaf," Rio mengeratkan genggaman tangan kami dan dia mulai terisak. 

"Omongan kamu di telpon waktu itu benar, aku emang sengaja ngatur rencana supaya bisa berduaan sama kamu dan engga pergi ke persidangan. Setelah kita ketemu aku selalu mikirin gimana caranya supaya bisa jalan sama kamu lagi." 

"Aku mau kamu tahu perasaan dan keadaan aku selama kita pisah tiga bulanan ini. Aku pun sama hancurnya kaya kamu, Viola. Kamu pikir aku senang kita cerai? Engga ,Vio. Aku juga sedih dan engga jarang  aku nangis di sini. Tapi di sisi lain aku juga engga tahan dengan tekanan dari keluarga aku terutama mama. Tapi setelah aku pikir, ini semua tuh cuma gara-gara obsesi gila mama yang engga seharusnya aku turutin. Kasih aku kesempatan kedua, Vio. kali ini aku akan pertahanin kamu apa pun halangannya"

"Gimana kalo terapi aku gagal?," kataku sambil menghapus air mata di pipi Rio

"Aku engga peduli atau kalau perlu aku bakalan nabung supaya kita bisa ikut program bayi tabung, aku juga bakal berjuang mendampingi kamu. Aku janji kita bakal berjuang sama-sama kali ini, Vio."

"Gimana sama mama kamu ?."

"Aku yang akan bicara sama mama, kasih mama pengertian. Kali ini mama yang harus ngertiin aku."

Aku langsung memeluknya. 

"Aku sayang kamu, Viola," bisik Rio yang kubalas dengan mengeratkan pelukan kami

"Rio, gimana sama proses perceraian kita?,"

"Kita kan engga pernah dateng, pasti engga dilanjut sayang. Kamu tenang aja ya."

"Tapi tetep aja kamu harus cabut gugatannya."

"Aku ada tugas ke Bali selama dua minggu, sepulang dari sana aku bakal urus semua di pengadilan agama dan aku bakal ke rumah orang tua kamu Vio. Aku janji."

"Bener ya."

"Iya sayang," kata Rio dan langsung menciumku

....

Aku dan Rio ketiduran. Tak terasa sudah jam sebelas malam dan aku masih di rumah ini. Kuliat hand phone ku ada belasan panggilan tak terjawab dari rumah. Segera kutelepon ibu agar dia tidak cemas.

"Bu, aku...." belum selesai aku bicara ibu sudah bicara panjang lebar

"Kamu dimana? Sama siapa? Kenapa belum pulang?"

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang