"Viola, ayah sama ibu tunggu kamu dibawah," kata kak Julio mengagetkanku. Aku langsung menghapus air mataku dan berjalan pelan mengikuti kak Julio.
"Duduk," tegas ayah. Ayah tidak mengizinkanku duduk di samping ibu.
"Ibu mau kamu jelasin semuanya, Viola."
Akhirnya aku menceritakan semuanya secara rinci dari awal aku dan Rio yang selalu "bolos" persidangan sampai kejadian Rio sakit dan berakhir kami rujuk.
"Di mana Rio sekarang?."
"Kerja, yah. Rio ada tugas di Bali selama dua minggu. Baru balik minggu depan."
"Terus dia gak ada usaha buat pulang lebih cepet gitu?," kata Kak Julio sinis.
"Ada kak, dia lagi telpon papa supaya bisa pulang cepet."
Ayah memintaku untuk menelepon Rio lagi karena ayah ingin bicara dengannya. Hampir setengah jam ayah dan Rio berbicara di telepon. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, aku tidak memperhatikan ayah karena aku fokus melihat kak Julio yang masih terlihat marah karena aku menerima Rio kembali.
"Besok Rio pulang dan langsung ke sini," kata ayah
"Dia bilang apa tadi di telepon, yah, " tanya kak Julio
"Dia minta maaf terus ngomong panjang lebar dan intinya minta restu mau rujuk sama Viola."
"Terus ayah dengan gampangnya maafin dia, gitu?," kata kak Julio sengit
"Engga gitu, Jul. Di sini ayah juga mikirin perasaannya adikmu, kalo Viola cuma bisa bahagia sama Rio ayah engga akan menghalangi itu."
"Ya tapi engga semudah itu, yah."
"Kalo bisa mudah kenapa harus dipersulit, Julio?. Mereka itu saling sayang dan masalah perceraian itu bukan kemauan mereka berdua. Rio sudah jelaskan semuanya dan Rio sudah janji sama ayah kalau kejadian kemarin itu engga akan terulang lagi."
"Terus ayah percaya sama janjinya Rio? Ayah lupa kalau dia pernah janji untuk selalu bahagiain Viola waktu mereka mau nikah."
"Sudah, Julio. Ayah pusing."
"Tapi, yah..."
"Terus, kamu mau apa?!."
"Aku cuma mau kasih dia sedikit pelajaran biar dia engga seenaknya memperlakukan Viola," kata kak Julio
"Ya terserah kamu."
....
Malamnya Rio meneleponku untuk mengabari kalau besok jam sepuluh pagi dia sudah sampai di Jakarta.
"Rio, aku takut."
"Apa yang kamu takutin?."
"Kak Julio."
"Kak Julio engga bakal apa-apain aku. Lagi pula kalo sampe kak Julio marahin aku itu wajar, Viola. Aku emang pantes untuk diamuk kak Julio. Aku engga tepatin janji aku untuk selalu bahagiain kamu dan aku udah nyakitin kamu. Kalo aku diposisi kak Julio aku pasti ngelakuin hal yang sama. Kamu tenang aja ya, sekarang kamu tidur siapin tenaga buat kangen-kangenan sama aku besok." aku tersenyum sambil mengangguk pelan
"Viola.."
"Ya."
"Aku sayang kamu."
....
Sudah jam sepuluh malam tapi mataku tidak bisa terpejam, aku masih memikirkan soal kak Julio.
*tok.. tok.. tok*
Ayah membuka pintu kamarku, dia membawa segelas susu dan biskuit di tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
STAY
Fiksi UmumApa yang kamu lakukan jika pasanganmu tidak bisa menerima kekuranganmu, lepaskan atau bertahan ? ...... "Maaf Vio, kayanya aku engga bisa lagi ngelanjutin semua sama kamu" "Maksud kamu?" "Aku engga bisa lagi jadi suami kamu Vio, aku udah engga taha...