“Kamu kemarin kemana?” tanya Kak Doyoung.
“Ha? Kemana?” tanya gue, tak paham.
“Kamu kemarin kemana?” ulang Kak Doyoung.
“Kampus, lah. Kan Kak Doy yang nganterin,” jawab gue, masih tak paham dengan pertanyaan Kak Doyoung.
“Habis itu?” tanya Kak Doyoung.
“Ha? Ke kafetaria, makan sambil nunggu jemputan,” jawab gue, masih tak paham.
“Sama?” tanya Kak Doyoung lagi.
“Ha? Sendiri,” jawab gue.
Emang gue ke sana sama siapa?
“Yakin?” tanya Kak Doyoung.
“Ha? Iya. Kenapa, sih?” tanya gue, masih tak paham dengan segala pertanyaan tiba-tiba yang diajukan oleh Kak Doyoung.
“Nggak papa,” jawab Kak Doyoung sambil menyalakan mesin mobilnya.
Apa sih? Random banget:(
“Nanti pulangnya aku jemput,” kata Kak Doyoung tanpa menoleh.
“Loh, bukannya Kak Doyoung hari ini ada kelas?” tanya gue, bingung.
“Kenapa emang? Kamu nggak suka kalo aku yang jemput?” tanya Kak Doyoung yang membuat gue semakin bingung.
“Yaa bukannya gitu. Kan aku cuma tanya. Kak Doy kan biasanya hari ini ada kelas.”
“Hm, nanti aku tunggu di depan depan gedung fakultasmu,” kata Kak Doyoung. Gue pun tak menjawab lagi.
🕓🕖🕙
“Ten, lo yakin yang lo liat kemarin itu cewek gue sama Bang Taeyong?” tanya Doyoung pada Ten.
“Iya. Keliatan jelas. Tempat gue waktu itu nggak jauh dari mereka,” jawab Ten yang membuat Doyoung semakin gelisah.
Doyoung berpikir, apa mungkin gadis itu membohonginya?
🕓🕖🕙
“Eh, Cha! Jadi pulang bareng gue?” tanya Kak Taeyong. Gue kemaren emang bilang ke Kak Taeyong kalo hari ini Kak Doyoung nggak bisa nganterin gue pulang, dan Kak Taeyong menawarkan diri sebagai jasa pengantar gratis.
“Eh, Kak. Enggak, gue pulang bareng Kak Doy. Maaf, Kak,” jawab gue.
“Ooh, santai,” balas Kak Taeyong.
“Maaf, loh, Kak. Kak Taeyong sampe ke sini,” kata gue lagi, sedikit memecah suasana.
“Dih, siapa bilang gue ke sini cuma mau ketemu lo?” canda Kak Taeyong dengan kekehan kecil.
“Kambing,” umpat gue.
“Yaudah, duluan, ya!” pamit Kak Taeyong sebelum pergi.
“Yaa!” gue pun kembali berjalan keluar gedung fakultas gue.
“Sha!” panggil Kak Doyoung. Gue pun berhenti dan menoleh ke arah Kak Doyoung yang sedang berjalan ke arah gue.
“Eh, Kak. Ayo pulang,” ajak gue.
“Hm, ayo,” gue dan Kak Doyoung pun berjalan pergi.
“Ada urusan apa sama Taeyong?” tanya Kak Doyoung.
“Ha?” gue menoleh bingung. Sementara Kak Doyoung hanya menatap gue tanpa ekspresi.
“Nggak ada apa-apa,” jawab gue pada akhirnya.
“Yaudah.”
Eh iya, gue baru inget, kemaren gue waktu di kafetaria ada Kak Taeyong juga.
Masa Kak Doyoung tau. Tau dari mana?
Tapi, kan, kemarin gue kesananya nggak sama Kak Taeyong. Kak Taeyong cuma tiba-tiba dateng terus duduk terus pesen minum terus minum terus pulang.
🕓🕖🕙
Gue dan Kak Doyoung sedang dalam perjalanan pulang. Ke rumah gue.
Biasanya, Kak Doyoung bakal ngajak ngomong atau enggak nyalain radio biar nggak sepi.
Anehnya, hari ini dia cuma diem aja. Radionya pun dimatiin.
Gue pengen nyalain, tapi yaa gimana yaa.
Dari tadi pagi Kak Doyoung emang agak aneh. Kayak ada sesuatu. Gue ada salah kah?
Kayaknya gue nggak habis ngapa-ngapain. Gue juga nggak pernah bohongin Kak Doyoung.
Hmm, mungkin Kak Doyoung cuma stres mikirin tugasnya.
Tapi.
Biasanya.
Kak Doy kalo stres pasti bilang.
Hmm, sepertinya ada sesuatu.
Tapi apa?
Tolong beri aku petunjuk untuk menjawab teka-teki ini😭
“Kak, Kak Doy pengen ngomongin sesuatu?” tanya gue pada akhirnya.
“Nggak,” Jawabnya singkat.
Hmm, terus apa?
“Kak Doy marah?”
“Kak Doy stres?”
“Laptop Kak Doy rusak?”
“Kak Doy kenapa diem mulu sih dari tadi?”
Pada akhirnya, gue pun melontarkan segala yang ada di pikiran gue.
“Nggak papa,” jawabnya singkat.
Ku kudu otoke?
Sudahlah, diam saja_-
Pada akhirnya perjalanan ini pun dipenuhi dengan keheningan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Timeless; k.doyoung, nct✔
Fanfiction[Doyoung x OC] Tak ada hubungan yang abadi. Start: Sept'18 End: Jun'19