Hari ini adalah hari Jumat. Biasanya gue jalan-jalan sama Kak Doyoung selesai ngampus. Harusnya gitu, kalo aja Kak Doyoung nggak down lagi.
Kemarin, Kak Doyoung belum sepenuhnya sembuh, tapi dia maksain masuk kuliah. Dia maksain ngerjain tugas kuliah sampai begadang. Dan hasilnya, dia terbaring di atas tempat tidur lagi.
Batu emang_-
Niatnya, gue mau jenguk Kak Doyoung. Tapi nggak dibolehin sama Kak Doyoung.
Katanya, di rumah ada Kak Gongmyung yang jagain dia, jadi gue nggak perlu kesana.
Padahal gue kan juga pengen ketemu Kak Gongmyung:)
Yaa, tapi, karna emang guenya yang sama batunya sama Kak Doyoung, gue tetep pergi ke rumahnya.
Gue kan mau ketemu sama calon kakak ipar gue. Siapa tau calon kakak ipar gue ternyata jodoh gue.
Sudah, abaikan_-
Dan sekarang, gue punya masalah lain.
Gue ke rumah Kak Doyoung naik apa?
Gue ini dari kampus, bukan dari rumah. Nggak mungkin kalo gue jalan kaki ke rumahnya Kak Doyoung.
Di saat-saat seperti ini, gue emang butuh tumpangan gratis.
Dan itulah alasan gue berdiri di hadapan Kak Kun sekarang.
“Yaudah, bareng aja. Aku juga mau ngeliat Doyoung,” kata Kak Kun.
Gue dan Kak Kun pun pergi ke rumah Kak Doyoung bersama.
🕓🕖🕙
“Kamu turun duluan aja, Cha. Aku mau parkir dulu,” kata Kak Kun setelah membuka kunci pintu mobilnya.
Gue pun turun dari mobil Kak Kun dan berjalan memasuki pekarangan rumah Kak Doyoung.
‘Ting tong’
Wah, belnya udah dibenerin.
‘Ting tong’
Ku menunggu kakak ipar membukakan pintu.
‘Ting tong’
‘Ceklek’
Pintu dibuka. Bukannya Kak Gongmyung, tampaklah Kak Doyoung dengan masker di wajahnya.
“Loh, Cha, kamu ngapain disini?” tanya Kak Doyoung, kaget melihat gue berdiri dengan manisnya di depan pintu rumahnya.
“Nyari Kak Gongmyung,” jawab gue dengan wajah datar.
Pake ditanya segala_-
Setelah itu, datanglah Kak Kun.
“Lah, Kun, lo ngapain disini?”
“Nganterin Echa, sekalian ngeliat lo,” jawab Kak Kun.
“Ngeliat?” Kak Doyoung sedikit tak paham. Mungkin dia membatin, ngapain juga ngeliat gue?
“Kak Gongmyung mana?” tanya gue pada Kak Doyoung.
“Kamu kesini beneran nyariin Kak Gongmyung?” tanya Kak Doyoung dengan kerutan di wajahnya.
Kesal tidak ya?
🕓🕖🕙
Kak Kun udah pulang. Ternyata, dia kesini bukan buat ngeliat Kak Doyoung, tapi mau ngasihin kertas-kertas gitu. Entah kertas apa, gue nggak tertarik.
Sekarang Kak Doyoung lagi duduk di sofa sambil baca buku, sementara gue cuma duduk gabut menunggu datangnya calon kakak ipar.
Kak Gongmyung lagi ke swalayan. Dari sebelum gue dateng kesini sampai sekarang belum balik juga. Semoga Kak Gongmyung tidak tersesat.
“Kak Doyoung nggak mau istirahat aja? Kak Doyoung nggak mau tidur di kamar?” tanya gue.
“Enggak,” jawab Kak Doyoung tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca.
Dia baca buku apa sih?
Gue sedikit mengintip cover buku yang Kak Doyoung baca. Ternyata buku itu masih buku yang sama dengan buku yang terakhir kali gue liat. Buku yang berhubungan dengan jurusannya.
Gue pun mengintip halaman yang dibaca Kak Doyoung.
Full English.
Wow, Kak Doyoung, I'm proud of you:’
“Kak Doyoung nggak capek, apa? Lagi sakit malah baca buku. Full english, lagi,” ucap gue yang hanya dibalas dengan deheman singkat.
Bukannya meremehkan, tapi gue jarang denger Kak Doyoung ngomong pake bahasa Inggris. Paling-paling cuma waktu dia nyanyi doang.
Hmmm gue aja kalo baca buku yang full english masih mikir-mikir dulu baru paham. Padahal itu bahasa gue sendiri:(
Tiba-tiba Kak Doyoung menutup bukunya dan meletakkannya di atas meja. Tiba-tiba ia merebahkan tubuhnya dengan kepala yang ia taruh di atas paha gue.
“Eh, Kak?”
“Katanya disuruh istirahat,” ucap Kak Doyoung dengan mata tertutup.
“T-t-tap- di kamar, Kak.”
“Enakan disini.”
APANYA YANG ENAK, njay:”
‘Ceklek’
“DO- eh?” terdengarlah suara Kak Gongmyung, Ia tersentak melihat gue dan Kak Doyoung.
“Kak, Bangun. Kak Gongmyung udah dateng,” bisik gue sambil menggoyang-goyangkan tubuh Kak Doyoung.
“Biarin.”
DUH, SEGAMPANG ITU DIA BILANG ‘biarin’
GUE DISINI YANG MALU, kambing:’
Harga diriku di depan calon kakak ipar yang mungkin aja juga calon jodohku hancur sudah:”
Kak Gongmyung terkekeh pelan sambil berjalan ke arah gue dan Kak Doyoung.
“Ini, Dong, roti sama susu,” ucap Kak Gongmyung, masih dengan kekehan, sambil mengeluarkan sekotak susu dan sebungkus roti ke atas meja.
“Ini, Cha, mau susu juga?” tawar Kak Gongmyung sambil menunjukkan sekotak susu lain.
“E-e-enggak, Kak, Makasih,” tolak gue sambil terkekeh canggung.
“Yaudah, gue tinggal dulu, ya. Lanjutin,” ucap Kak Gongmyung sebelum pergi ke kamarnya.
APANYA YANG DILANJUTIN, SIH, HADUHH
Gue nggak habis ngapa-ngapain loh:”
Dan gue masih bisa melihat Kak Gongmyung mengedipkan sebelah matanya pada Kak Doyoung saat ia sedang menaiki tangga. Kak Doyoung pun membalas dengan senyuman tipis.
Duh, heran gue sama DongGong brother ini)':
KAMU SEDANG MEMBACA
Timeless; k.doyoung, nct✔
Fanfiction[Doyoung x OC] Tak ada hubungan yang abadi. Start: Sept'18 End: Jun'19