Imajinasi. Gue adalah orang yang selalu berimajinasi dimanapun dan kapanpun gue berada.
Dan biasanya, gue berimajinasi sesuai dengan keadaan gue di dunia nyata.
Gue lagi sedih, gue berimajinasi lagi sedih juga. Gue lagi seneng, gue berimajinasi lagi seneng juga. Gue lagi ujian, gue berimajinasi lagi ujian juga.
Seperti saat ini. Gue lagi sakit perut, otomatis gue berimajinasi lagi sakit perut.
Gue berimajinasi gue sakit perut di perjalanan pulang setelah putus dengan Kak Doyoung.
Sesuai dengan realitanya.
Gue berimajinasi, gue duduk di suatu bangku untuk mengistirahatkan kaki gue. Yaa meskipun sebenernya gue nggak duduk.
Dan gue berimajinasi Kak Doyoung datang dan mengantar gue pulang. Dan itulah yang gue imajinasikan.
Kenyataannya, gue masih terus melangkah berat, menahan sakit perut, hingga saat ini. Sekarang gue sudah tak terlalu jauh dari rumah gue.
"Huh," tinggal sedikit lagi.
Sebentar lagi gue sampai.
Tinggal beberapa puluh langkah lagi.
Dan sepertinya gue harus berhenti berimajinasi atau gue akan kembali menyesal.
Gue menyesal, nggak membiarkan Kak Doyoung membalas lagi dan langsung pergi begitu saja.
Harusnya gue menunggu. Menunggu responnya.
Gue yakin dia juga nggak mau pisah.
Gue emang kepedean tapi-
Yaa sudahlah.
Yang berlalu biarlah berlalu.
TAPI GUA NGGAK RELA😭😭
Rasanya tuh lebih berat daripada gue ngerusakin album gue😭
"Eh?" gue tersentak ketika hampir saja menabrak seseorang yang berjalan di hadapan gue.
Seorang lelaki. Ia memakai jaket hitam dengan ponsel di tangannya.
Kalau pun kita nabrak, kita sama-sama salah karena sama-sama nggak memperhatikan jalan. Gue melamun, dia main hp.
"Maaf," ucapnya ketika gue baru saja akan mengatakan hal yang sama.
"Eh, i-iya, maaf," ucap gue.
Setelahnya ia langsung pergi begitu saja. Sementara gue masih terdiam.
Gue menoleh ke arahnya. Dan tersenyum tipis.
Orang yang habis putusan butuh move on. And I need to move on too.
Salah satu cara agar kita bisa move on dengan cepat adalah mencari penggantinya. And I thing, I already have it.
Maybe:)
🕓🕖🕙
"Hhuh," gue terduduk di lantai. Lelah, lemas, kehabisan tenaga. Gue mulai tidur terlentang di atas lantai dan mencoba untuk merasakan dinginnya lantai, berusaha menghilangkan rasa panas di hati dan tubuh gue.
Seperti iklan di tv, gerah body dan gerah hati. Mungkin gue harus beli minuman itu.
"What are you doing in there?" tanya Kak Johnny dengan sedikit membatin ketika mendapati gue tidur di lantai seperti ini.
"Capek, lah. Lu kira?" balas gue, kesal.
"Pulang jalan? Where is Doyoung?" tanyanya yang membuat gue semakin panas.
"Gone," jawab gue, singkat, sambil memejamkan mata gue.
"Gone? He's gone? He's die?" tanya Kak Johnny dengan pelonya.
"Duh, YA ENGGAK LAH! 'gone' does not always mean 'die'!" ucap gue, kesal.
Gimana bisa di bilang Kak Doyoung is die. Jahat:(
Spesial ultah doyoung, gue mau ngerevisi sampe beberapa chapter. Targetnya 5 chapter. Tapi doain aja bisa sampe selesai
Gw pengen namatin cerita ini soalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Timeless; k.doyoung, nct✔
Fanfiction[Doyoung x OC] Tak ada hubungan yang abadi. Start: Sept'18 End: Jun'19