Timeless; k.doyoung, nct✔

(xxi) forget it

B

iasanya, kalo cewek habis putusan, dia ngeblokir nomor dan akun mantannya biar nggak dihubungi lagi. Apalagi kalo si cewek yang mutusin.

Sayangnya, itu nggak guna bagi gue. Mau diblokir atau enggak, nggak bakalan Kak Doyoung ngehubungin gue lagi.

Miris memang, tapi kenyataannya memang gitu.

'Ting'

Sebuah notif masuk terdengar. Sebuah pesan masuk.

Ketika mengecek notifnya, gue terentak kaget, bingung, tapi ada rasa senang di hati gue.

Kadugong

Namun, keterkejutan, kebingungan, dan kesenangan gue berangsur-angsur menghilang ketika mengingat bahwa kontak Kak Doyoung sudah gue ganti.

Miris:)

Ngapain juga gue ganti nama kontaknya😭 bikin bingung kan, mampus.

Kontak Kak Doyoung menjadi Kaduyung, dan kontak Kadugong adalah Kak Gongmyung.

Menurut gue, nama Kadugong lebih cocok buat Kak Gongmyung.

Gak penting emang😭👎 biarlah, orang gabut.

Oke, kembali pada notif.

Read tidak, ya?

Read aja deh. Putus sama Kak Doyoung bukan berarti memutus hubungan gue sama Kak Gongmyung.

Siapa tau putusnya gue sama Kak Doyoung ini adalah pertanda bahwa jodoh gue yang sebenarnya adalah Kak Gongmyung.

Kadugong
| dek

| lo beneran putusan sama si dodong?

Si Dodong, njir😂

Humorku rendah😂

Iya |

Jujurnya gue:"

| lo nggak papa kan?

Bahkan Kak Gongmyung masih peduli sama gue meski gue udah bukan calon adik iparnya lagi:)

Lah adiknya mah apa:)

Habis putus, gue tinggal, nggak ngejar atau apalah. Atau seenggaknya nganterin gue pulang gitu. Ya masa gue cuma bisa berdelusi doang?

gapapa kok |

| tadi lo pulang naik apa?

jalan |

| jalan?
| nggak capek?

Hmm, haruskah gue berpindah hati beneran pada mantan calon kakak ipar gue ini?

nggak |
gw kan strong |

| 😂
| yaudah, met malem ya

yaa |

Bahkan Kak Doyoung nggak pernah ngucapin selamat malem ke gw:((

| Jangan mimpiin si doyoung

Njink

Gue meletakkan ponsel gue di samping gue. Gue pun melanjutkan membaca novel yang baru saja gue beli tadi.

"Kenapa gue beli novel romance?" gumam gue. Merasa miris, disaat tokoh dalam novel sedang bahagia, yang membacanya malah ingin menangis.

"Coba aja Kak Doyoung kayak gini," gumam gue sambil membayangkan jika Kak Doyoung memiliki sifat yang sama dengan tokoh utama.

"O sama AB nggak bisa nyatu, ya? Untung Kak Doyoung itu- Duh, kenapa gue selalu bahas Kak Doyoung, sih?"

"Lupakan, Cha. Lupakan."

Ya, gue harus cepat melupakan Kak Doyoung. Rasa penyesalan dalam diri gue masih ada.