"Eh, Cha!" sapa Kak Taeyong, "mau pulang?"
"Iya, nih."
"Sendirian lagi?"
"As you see."
"Makanya, cari pacar baru," candanya.
"Rabbit."
Kak Taeyong udah tau gue putus. Dari lama.
Waktu itu, waktu gue nggak sengaja ketemu Kak Taeyong D+1 gue putus sama Kadoy, gue cuma asal ngomong nyuruh dia nanya Kak Doyoung. Eh, ternyata dia tanya Kak Doyoung beneran.
Tolol emang.
"Rabbit? Lo mau pacaran sama kelinci?" canda Kak Taeyong, meski ia tau maksud gue mengatakan rabbit hanya untuk mengumpat.
Rabbit: Kelinci
Rabbit: Kadoy
Pacaran sama kelinci: pacaran sama Kadoy(?)
"HA? Nggak lucu," ucap gue, sedikit kesal.
"Hahaha," Kak Taeyong tertawa, tak lama kemudian ia berhenti, "mau pulang bareng gue?"
"Nggak usah, deh, Kak," tolak gue.
Iya, gue lagi baik. Nggak mau ngerepotin Kak Taeyong.
"Heleh, sok-sok nolak, ntar juga diterima-"
Hehe, tau aja:)
"-kayak cewek ditembak cowok ae."
Kampret:")
"Hahaha, so funny," ucap gue dengan wajah tak ikhlas.
Kak Taeyong melanjutkan tawanya sejenak lalu berhenti.
"Udah, ayo. Pulang bareng gue aja. Gue bawa mobil."
🕓🕖🕙
"Ih, kok macet," keluh gue.
"Laper," tambah gue.
"Tugas gue banyak, lagi. Ntar kalo nyampenya waktu magrib, nggak lucu, nih," tambah gue.
"Ah, my assignment."
"Duh, rajin banget gue mikirin tugas."
"Huaaaa, mau pulaaaang."
"Conan-ku kasian, sendirian di rak buku."
"Eh, nggak, ding. Ada banyak buku lain di rak buku."
"Huaaah, pengen pulang."
"Ngeluh aja hidup lo," balas Kak Taeyong yang membuat gue terdiam.
Padahal dari tadi gue ngeluh-ngeluh biar nggak sepi. Gue udah baik malah digituin. Nggak peka kamu, Mas.
"Karena mengeluh adalah salah satu ciri-ciri manusia," ucap gue dengan sok bijak.
"Siapa bilang? Gue nggak ngeluh, tuh," ucap Kak Taeyong dengan percaya dirinya.
"Lah, itu Kak Taeyong tadi kan ngeluh karena gue ngeluh terus," ucap gue, tak mau salah.
"Siapa bilang gue ngeluh karena lo ngeluh?" balas Kak Taeyong, "gue seneng-seneng aja. Malah rame."
Gue terdiam.
Melihat gue yang sudah skakmat, Kak Taeyong pun terkekeh.
Gue mendengus kesal sambil menatapnya dengan wajah kesal.
Kak Taeyong masih terkekeh sambil mengacak-acak rambut gue dengan tangan kirinya.
"Hih, apaan sih."
"Lah, nggak baper gitu?" tanya Kak Taeyong dengan santainya sambil terus menyetir.
Oh, jadi sengaja biar gue baper_-
"Udah sering skinship sama si Doy, ya? Jadi biasa aja," candanya.
Skinship?
Gue pegangan tangan sama Kak Doyoung aja jarang.
Waktu kejadian dia nggak sengaja meluk gue waktu tidur itu, dia aja langsung ngelepasin dan minta maaf.
"Boro-boro skinship, Kak. Kak Doyoung ngalus aja nggak pernah," balas gue dengan wajah yang gue santai-santaikan.
Sedih emang:)
Untung udah putus.
"Ututu kasian. Sini, sama gue aja," canda Kak Taeyong. Ya, canda. Udah jelas itu cuma candaan.
"Hm, boljug," balas gue.
"Lah, mau?"
"Nggak juga, sih," gue tertawa pelan setelahnya. Kak Taeyong pun tertawa.
"Mau setia? Nunggu diajak balikan?" tanya Kak Taeyong.
"Nggak, ih. Gue mau hidup bebas, Kak. No boyfriend, just friend. Gue agak kurang menikmati kebebasan kuliah gara-gara punya pacar. Padahal dulu, begitu kuliah, niatnya gue mau berburu cogan," jelas gue.
Kak Taeyong terkekeh, "sekarang udah bisa berburu cogan, kan? Gimana? Udah nemu?"
"Udah, dong," ucap gue sambil bergaya.
"Jangan-jangan gue termasuk," canda Kak Taeyong dengan percaya dirinya.
Pede anjir. Tau aja.
"Nggak, lah. Ih, kepedean," jawab gue. Kak Taeyong tertawa.
Hmm, kalo gue pacarannya sama Kak Taeyong, bakal adem kali ya:)
Hm, tapi masalahnya, entah kenapa, gue udah nggak terlalu baper sama Kak Taeyong.
Oke, berarti emang bukan jodoh. Jodoh gua Jungwoo sip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Timeless; k.doyoung, nct✔
Fanfiction[Doyoung x OC] Tak ada hubungan yang abadi. Start: Sept'18 End: Jun'19