19

3.4K 171 5
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

🌸🌸🌸

"Cieee pengantin baru. Udah masuk kuliah aja nih. Nggak cuti bulan madu bu?" tanya Zahra setengah berbisik saat Hana baru saja duduk disampingnya.

Spontan Hana langsung membekap mulut Zahra, "Ra tolong mulut cabe mu ini dikondisikan dong jangan asal ngomong, ini area kampus Ra."

Zahra yang tidak bisa mengeluarkan suara mengangguk berkali-kali.

"Itu bukan asal ngomong Han. Itu nyata sesuai fakta" ucap zahra menarik napas dalam setelah Hana melepaskan bekapannya.

"Iya tapi musti tau situasi dan kondisi Ra jangan asal ceplos aja."

"Iya Han, iya. Terserah kamu aja deh isteri pak dosen muda" jawab Zahra cepat.

Hana mendelik kesal.

"Btw gimana rasanya udah punya pasangan halal?" Zahra tampak antusias. Ia mendekatkan wajahnya pada Hana.

"Biasa aja" jawab Hana santai

"Kok biasa aja sih, nggak ada yang spesial gitu?"

Hana menggelengkan kepala.

"Jadi nggak ada yang spesial di malam pertama kalian?" rasa penasaran Zahra mulai mengendur.

Hana menjentik kepala Zahra, "Jangan mikir macam-macam. Nggak ada malam pertama, aku lagi datang bulan." Hana mendelik pada Zahra.

Zahra balas menjentik kepala Hana,"Yeee siapa juga yang mikir macam-macam. Maksud aku spesial itu seperti misalnya saling ngasih hadiah atau belajar bareng atau apalah itu. Bukan yang aneh-aneh. Malahan kamu yang mikirnya aneh. Dasar otak mesum." seringai Zahra menatap Hana

Kini wajah Hana memerah karena malu.

"Aku masih polos Han. Jangan racuni aku dengan pikiran-pikaran mesummu itu."

Hana mendengus kesal. Sahabatnya itu selalu berlebihan kalau berbicara.

"Duh kapan masa jomblo ku ini akan berakhir ya Allah." ucap Zahra kemudian memandang langit-langit ruangan.

"Duh, yang udah bosan menjomblo. Minta kak Teguh segera khitbah kamu gih."

"Maunya sih gitu. Tapi kamu kan tahu sendiri Han jangankan minta di khitbah berhadapan dengan dia aja aku nggak berani. Biarlah aku menjadi pengagum rahasianya." Zahra menarik nafas dalam.

"Dasar aneh, punya mulut kaya cabe rawit tapi negur kak Teguh aja nggak berani. Ckck" Hana berdecih.

Pembicaraan mereka terhenti saat seorang dosen masuk kedalam ruangan.

***

"Na kamu ngapain sih di kamar. Cepat keluar, kasihan Farah udah nunggu dari tadi" teriak Nur dari bawah tangga.

"Iya bu ini juga udah selesai." Hana merapikan penampilannya lalu mengambil tas yang tegeletak diatas kasur dan berjalan menurni anak tangga satu per satu.

"Assalamu'alaikum Hana" dengan senyum khasnya Farah merangkul Hana yang baru tiba di ruang tamu.

"Wa'alaikumsalam warohmatullah. Maaf lama mba"

Farah mengangguk, "Nggak apa-apa. Kita jalan sekarang?"

"Bentar mba pamit sama ibu dulu."

"Oke sekalian mba juga mau pamitan."

Setengah jam perjalanan, Farah memarkirkan mobil di depan sebuah gedung gramedia. Ia meminta Hana untuk menemaninya mencari buku referensi penelitiannya. Hana yang sedang menganggur dirumah dengan senang hati menerima tawaran Farah.

HANA (Republish) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang