3.

4.3K 213 8
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Masa lalu yang buruk tak selamanya merugikan karena adakalanya ia menjadi penyelamat di masa depan.

Maka berterimakasihlah pada masa lalu, yang karenanya telah membawamu pada kebaikan.

🌸🌸🌸

Hana menghempaskan tubuhnya diatas sofa ruang tamu. Pukul 15.50 ia baru tiba dirumah. Wajahnya terlihat sangat kusut layaknya pakaian yang belum pernah di setrika.

"Baru pulang kok mukanya di tekuk gitu Na?" Nur mendudukkan tubuhnya di samping Hana.

Hana yang baru menyadari kehadiran sang ibu, dengan cepat memperbaiki posisi duduknya dan mencium punggung tangan ibunya.

"Bagaimana kuliahnya hari ini?" Nur kembali bertanya. Ia yakin penyebab suramnya wajah Hana pastilah karena urusan kuliah.

"Ngeselin bu." jawab Hana datar.

"Loh maksudnya?" tanya Nur pura-pura tak mengerti.

"Ibu tau bukan kalau om Fikran itu mengajar dikampus Hana?" Hana balas bertanya.

"Oh itu, memangnya ada apa?"

Hana menegakkan tubuhnya menghadap sang ibu, "Ih kesel deh. Kok gak ada yang cerita sih." Hana memanyunkan bibirnya.

"Om mu sengaja nggak cerita Na, biar surprise katanya. Gimana hari pertama om mu mengajar? Dia gak grogi kan ngajarin mahasiswa?" Nur bertanya antusias.

"Malahan teman-teman Hana yang grogi ngeliat Om Fikran bu. Ibu tahu gak, teman-teman hana yang cewek pada histeris ngeliatnya apalagi si Zahra."

"Oh ya? Ckck anak muda jaman sekarang gak bisa liat yang bening dikit langsung bertingkah." ucap Nur prihatin.

"Terus yang bikin Hana kesal itu karena zahra gak percaya bu waktu Hana bilang kalau om Fikran itu om Hana, adiknya ibu. Karena gak ada tampang om-om sama sekali katanya. Malahan dia bilang om Fikran itu lebih cocok jadi kakaknya Hana."

Nur tertawa mendengar perkataan Hana.

"Dan ibu tahu nggak om Fikran bilang apa saat Hana tanya kenapa nggak cerita kalau dia bakal jadi dosen Hana?"

Ibu menggeleng.

"Dia bilang gini "Tolong untuk tidak membahas hal-hal pribadi di area kampus" gimana gak tambah kesal coba, kan tinggal jawab aja." ujar Hana mencontohkan gaya bicara Fikran.

Kali ini ibu semakin tertawa kencang melihat tingkah Hana yang menurutnya sangatlah lucu, "Nggak usah di tanggapin dia sengaja buat kamu kesal. Seharusnya itu kamu senang bukan malah cemberut kayak gini." ucap ibu disela tawanya.

Hana diam tak menanggapi, kembali ia rebahkan badannya di sandaran sofa yang empuk.

"Sana makan dulu nak, biar moodnya kembali baik." perintah Nur pada sang putri.

🌸 🌸 🌸

"Assalamu'alaikum" ucap seseorang dari luar.

"Wa'alaikumsalam" Hana berjalan malas menuju pintu karena ia tahu siapa pemilik suara itu.

HANA (Republish) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang