17

3.3K 171 14
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

🌸 🌸 🌸

Allah adalah sang penulis takdir. Dialah Dzat yang maha menentukan. Hanya dengan "Kun" maka semua terjadi sesuai kehendak Nya. Sang Maha Ar-Rahman dan Ar-Rahiim telah menggariskan takdir manusia dalam sebuah buku catatan jauh sebelum manusia itu diciptakan. Jodoh, maut, rezeki semua ada dalam catatan itu, Lauh mahfuz.

Sejatinya, manusia adalah makhluk yang penuh dengan perencanaan namun tetap hanya Allah jualah yang memberi keputusan. Terkadang takdir itu baik menurut manusia namun belum tentu baik bagi Allah. Buruk menurut manusia belum tentu buruk bagi Allah, dan baik bagi Allah sudah pasti itulah yang terbaik untuk manusia itu sendiri. Allah tidak memberi apa yang manusia inginkan melainkan apa yang benar-benar manusia itu butuhkan.

🌸 🌸 🌸

"Apakah kamu bahagia Hana?"

"Nggak tahu mas."

"Kamu tidak bahagia disaat saya telah kembali dan memenuhi janji yang pernah saya utarakan?"

"Hana masih kecewa mas. Hati ini masih menyimpan luka"

"Bukankan saya telah menjelaskan semuanya? Saya mohon Hana, maafkan saya. Lupakan peristiwa di malam itu. Kini saya datang untuk membuktikan bahwa saya, Bian Nugraha benar-benar mencintaimu. Sekarang, ayo kita mulai lagi semuanya dari awal"

Lama, Hana mengangguk pelan.

"Sekarang tersenyumlah. Besok adalah hari pernikahan kita. Saya tidak ingin melihatmu murung dihari bahagia kita."

Hana diam terlihat sedang melamun.

"Apakah kamu tidak ingin kita menikah Hana?"

Hana menggeleng cepat, "Hana mau kita menikah. Hana tidak ingin yang lain selain mas Bian."

"Sekarang tersenyumlah"

Hana tersenyum. Bian pun melakukan hal yang sama.

Dibawah langit bertabur bintang mereka berdua tersenyum bahagia. Menatap langit yang sama berharap hari esok akan segera tiba.

"Hana,,,Hana,,, Hana bangun nak."

Usapan lembut dipipi Hana rasakan. Perlahan ia membuka mata.

"Bangun nak, sudah jam 5. Segeralah mandi, mba Ratih sudah menunggu dibawah dia yang akan meriasmu."

Hana tak beranjak dari tempat tidurnya meski Nur sudah melangkah jauh. Ia mencoba mengingat peristiwa yang baru saja ia alami. Apakah ia baru saja bermimpi?

🌸 🌸 🌸

Hana menatap pantulan dirinya dari balik kaca. Kini ia telah mengenakan gaun berwarna putih lengkap dengan hijab syar'i yang senada. Wajahnya telah dirias berbeda dari biasanya, sederhana namun membuatnya bak seorang putri raja, tentu Hana tak menyadari kenyataan itu karena pikiran dan hatinya dipenuhi oleh angan-angan tentang peristiwa yang akan terjadi hari ini. Karena hari ini adalah hari pernikahannya namun bukan hari yang spesial baginya.

"Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka Hana Asyifa Ardi binti Muhammad Ardi alal mahri mushaf alquran wa alatil 'ibadah haalan"

"Qobiltu nikaahaha wa taswiijahaa bil mahril madz-kuur wa Radhiitu bihi, wallahu waliyyut Taufiq"

"Alhamdulillah. Barakallahu laka, wa baraka'alayka wa jama'a baynakuma fii khayr"

Hana memejamkan mata, bulir bening membasahi kedua pipinya usai mendengar ijab qabul yang baru saja terucap dengan satu kali tarikan nafas. Kini ia telah sah menjadi isteri dari sesorang yang tidak ia inginkan.

HANA (Republish) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang