بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
لَا يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ تُحِدَّ عَلَى مَيِّتٍ فَوْقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى زَوْجِهَا رواه مسلم
"Tidak boleh seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari Akhir untuk berkabung atas kematian melebihi tiga hari, kecuali atas kematian suaminya"
(HR Muslim dalam Shahih-nya, Kitab Thalaq, bab Wujub Al Ihdaad, no. 3714)🌸 🌸 🌸
Satu minggu setelah peristiwa bom bunuh diri itu, dunia masih ramai memperbincangkannya baik melalui media televisi maupun media online. Orang-orang ramai membahas peristiwa itu. Ada yang merasa prihatin dengan korban yang meninggal dan banyak yang mengecam aksi teror tersebut. Mereka mengatakan bahwa para teroris itu hanya menggunakan topeng bernamakan islam namun sejatinya mereka tidak menganut agama apapun karena tidak ada satu agama yang mengajarkan membunuh orang dengan cara seperti itu. Terlebih dalam islam "membunuh satu orang saja berarti membunuh seluruh umat manusia begitupun sebaliknya, menyelamatkan satu nyawa sama halnya menyelamatkan seluruh manusia" Sungguh islam adalah agama rahmatan lil 'alamiiin.
Hana mematikan televisi yang menyiarkan sebuah berita dengan highlight upacara pemakaman tiga anggota kepolisian. Ketiga anggota kepolisian tersebut diantar menuju tempat peristirahatan terakhir dengan ucapara penghormatan. Banyak orang menyaksikan. Para abdi negara berbaris rapi lengkap dengan seragam dan senjata yang teracung tinggi. Melepas tembakan pertanda upacara telah selesai dilaksanakan. Meninggalnya ketiga anggota kepolisian yang berpangkat Ipda tersebut berganti nama menjadi Iptu Luar Biasa Anumerta karena dianggap meninggal saat melaksanakan tugas negara. Sungguh bagi Hana pangkat itu tidak berarti apa-apa dibandingkan harus kehilangan seorang ayah.
"Hana" Nur mengetuk pintu kamar Hana.
"Masuk aja bu, pintunya gak dikunci"
Nur memutuskan untuk masuk setelah mendengar suara serak putri semata wayangnya. Ia berjalan mendekat dan duduk dipinggiran ranjang tempat Hana berbaring dengan remote tv yang masih ia genggam, "Mau sampai kapan kamu seperti ini Na?"
Hana diam tak menjawab.
"Hana tahu gak kalau dalam islam masa berkabung itu hanya tiga hari tidak lebih."
Mendengar perkataan ibu, Hana lalu mengganti posisi berbaringnya menjadi duduk. Ia menatap ibu lama. "Ibu gak sedih gak ada ayah? Ibu gak rindu sama ayah?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja.
"Isteri mana yang gak sedih ketika ditinggal suaminya nak. Ibu rindu sama ayah itu sudah pasti. Tapi ibu gak mungkin kan harus terus-terusan meratapi kepergian ayahmu? Qodrullah nak, ini sudah takdir dari Allah. Allah tahu yang terbaik untuk ayah dan untuk kita. Sekarang Kita harus ikhlas dan banyak-banyak mendoakan ayah.
"Tapi bu..." perkataan Hana trhenti saat ibu memberinya Al-Quran yang di ambil dari meja belajar.
"Bisa tolong ibu nak? Tolong bacakan terjemahan Surah Ali Imran ayat 145?" Nur menujuk Al Quran yang baru saja ia berikan.
"Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (Q.S Ali Imran: 145)
KAMU SEDANG MEMBACA
HANA (Republish)
SpiritualHana tak punya pilihan untuk menentukan kepada siapa ia akan menjalin bahtera pernikahan. Semuanya telah digariskan. Hana tak pernah tahu nama siapa yang tertulis untuknya di Lauh Mahfuz namun ia tidak pernah menyangka kalau dia lah yang kelak menj...